Ludius meneruskan pencariannya ke setiap ruangan yang dia lewati. Satu persatu musuh tumbang di tangan Ludius yang bersenjatakan pedang. Tubuhnya di penuhi darah akibat luka sayatan benda tajam. Dengan keadaan nya sekarang, dia memaksakan diri untuk terus melangkah, hingga tiba di depan suatu ruangan yang tertutup.
'Sudah sejauh mana aku mencari, tersisa satu ruangan yang tertutup dan seperti nya mereka sudah mengetahui keberadaan ku. Sedikit lagi, Aku harus menahannya...!' Memegangi dadanya yang terluka.
Braaak…
Ludius menendang pintu hingga terbuka. Di dalam ruangan yang sedikit gelap beberapa orang sudah menunggu kedatangan nya.
"Rupanya kedatangan ku sudah di tunggu oleh kalian. Cepat lah maju, aku tidak ada banyak waktu untuk melayani kalian…!".
Di dalam terdapat 15 orang dengan berbagai macam senjata tajam, 2 diantaranya memegang pistol. Ludius mulai melawan mereka satu persatu. Saat di tengah perlawanan, Terdengar suara seseorang melangkah keluar.
"Paman Lu, kali ini bagaimana kau akan melawan kami? Aku tidak segan-segan melepas pelatuk ini tepat di kepala Wanitamu" . Dari dalam keluar seseorang yang membawa wanita, dan menodongkan pistol tepat di samping kepalanya. Mata Ludius terbelalak melihat siapa yang mereka jadikan sandera.
"Oh.. ternyata kau Jersey Lu, Pantas saja orang tua seperti Li Zhueyan berani bermain denganku. Sungguh ponakan yang nakal. Sekarang bagaimana pamanmu ini akan menghukum mu?" Melihat ke arah Jersey, di sampingnya ternyata memang Silvia
"Menghukum ku?, jangan bercanda..! Lalu dengan apa Paman Lu akan menghukum ponakanmu ini?"
"Silvia, apa kamu baik-baik saja. Apa ponakan ku melukaimu?" Seketika Ludius di kepung oleh musuh, Kini dia tidak bisa berkutik.
'Sial, aku terjebak. Aku harus memikirkan cara agar Silvia bisa lepas dari orang itu. Aku harus mengulur waktu sedikit lagi agar Longshang dan Wangchu kemari!'.. Ludius terus mengulur waktu sampai Wangchu dan Longshang menemukan nya.
"Tuan, apa itu kau? Jangan khawatirkan aku Tuan, Aku baik-baik saja". Mata Silvia ditutup sehingga tidak bisa melihat apapun.
Silvia merasakan kecemasan yang tidak biasa, dia merasa akan terjadi sesuatu yang buruk pada Ludius. 'Ludius, bagaimana keadaan mu sekarang, Entah mengapa perasaan ku mengatakan kamu tidak baik-baik saja. Tapi aku bersyukur, aku masih bisa mendengarkan suaramu' Mulut Silvia seakan terkunci, hatinya begitu gelisah memikirkan Ludius. Tidak terasa air mata Silvia keluar dengan sendirinya.
"Aku baik-baik saja gadis kecil, Tunggulah aku disitu. Aku akan segera menyusul mu". Ludius terus menatap wajah Silvia yang basah oleh air mata.
"Paman,, apa kau mau berduel denganku? Sudah lama bukan, Sejak 10 tahun yang lalu Paman tidak bertemu dengan keponakan mu ini, apa paman tidak merasa rindu".
"Pertanyaan yang bagus. Justru Pamanmu ini sangat ingin bermain denganmu. Lebih baik akhiri percakapan ini. Langsung saja kita mulai duelnya". Semua pengawal musuh mundur membuat sebuah lingkaran besar, Jersey berjalan mendekat untuk berduel dengan Ludius.
Ludius melempar Pedangnya. Masing-masing memasang kuda-kuda untuk pertahanan. Jersey mengawali menyerang dengan memukul bagian wajah, namun di tangkis dengan siku, Ludius membalas dengan menarik tangan Jersey dan membanting nya.
Brruk…
Tubuh Jersey terbanting ke tanah.
"Seperti yang di harapkan dari Paman ku. Bela dirimu masih baik seperti dulu. Tapi ini baru di permulaan".
Jersey menyerang dengan mengincar dada Ludius yang terluka, dengan menyerang wajah sebagai umpan,
Buuuk…
Tinju Jersey tepat mengenai Ulu Hati,
Uhuuk.. uhuuk..
Bibir Ludius mengeluarkan darah. Luka di dada Ludius semakin melebar.
'Aku harus menyelesaikan ini secepatnya..!'
Kini Ludius menyerang duluan, dia menyerang wajah sebagai umpan dan Kaki Ludius menendang Dada.
Brruk…
Jersey terjatuh, Dengan cepat Ludius mengambil pedang di sampingnya dan menusuk Jersey tepat di bagian perut. Melihat atasan mereka terluka, pengawal yang memegang pistol melepaskan pelatuk nya ke arah Ludius.
Bang..!
Karena Ludius tidak mengetahui ada diantara mereka yang memegang pistol, dia terkena tembakan di perut bagian atas.
'Suara itu…! Tidak… itu tidak mungkin kan..!' . Silvia yang mendengar suara tembakan langsung gelisah, berharap bahwa itu bukan Ludius.
Tidak berselang lama Longshang dan Wangchu datang, Satu persatu musuh tertembak oleh peluru milik Longshang, dan Wangchu berhasil membekap mereka dari belakang. Wangchu menghampiri Silvia dan Longshang menuju Ludius yang terkapar.
"Ludius bertahanlah, Aku telah membawa anggota Organisasi untuk menyelesaikan sisanya. Kau tidak perlu khawatir"
"Bagaimana dengan Silvia? apa dia baik-baik saja?".
Silvia lari ke arah Ludius . "Tuan.. Bertahanlah.."
Silvia menggenggam erat tangan Ludius. Air matanya jatuh di wajah Ludius yang tersenyum sebelum akhirnya pinsan. Ludius dibawa oleh LongShang menuju mobil untuk dilarikan ke Rumah Sakit.
'Mengapa kamu melakukan ini Ludius, Mengapa kamu membahayakan nyawamu demi diriku?'.