Rumah Cinta di malam hari.
Setelah makan bersama dengan keluarga besarnya, Cinta segera menghadap Abah di ruang kerjanya. Kewaspadaan Cinta meningkat, intuisinya memberi signal ada bahaya yang mengintai. Intuisinya mengatakan, Abah pasti membicarakan Rayhan. Cinta menutup rapat-rapat kegundahannya. Walau disembunyikan, Sueb dan Cintya sudah dapat menerka kegundahan Cinta.
Mereka sudah mendapat laporan 'Thank You Dinner' kemarin malam berujung petaka.
Cinta duduk di sofa 'Lezzi Man' yang empuk, nyaman, memanjakan, membuat setiap yang duduk di atasnya malas untuk bangun dari duduknya. Kegundahannya teralihkan, terobati sedikit oleh kenikmatan minuman es 'milk coconut dark cocoa' bikinan kusus mama Cintya.
Sueb mebuka percakapan, ia langsung ke inti pembicaraan dengan mimik serius, "Cinta, seperti yang kamu tahu, Abah akan undur dari dunia bisnis, sudah waktunya Abah menikmati masa pensiun. Cinta tahu dengan jelas bahwa tahun ini Abah akan menikahkan semua anak Abah. Hanya kamu yang belum memiliki pasangan. Setahu Abah sampai saat ini, Cinta belum memiliki calon bukan?. Abah ini sangat sayang kamu, Cinta, Abah tahu sudah banyak yang berupaya memenangkan hatimu, namun sampai sekarang belum ada yang berhasil menyematkan cincin dijarimu. Untuk itu, Abah sudah memilihkan calon suamimu. Abah yakin dia adalah yang terbaik diantara yang terbaik. Mulai besok ia resmi Abah terima sebagai CaMan(*1). Abah dan Mama percaya dia adalah yang terbaik untuk Cinta."
Mata almond Cinta mendelik, bibir ranumnya mengerucut, tangannya mengepal erat dan ekspresi kesal terlihat jelas di wajahnya. Ia menggerutu dalam hati, "So what?. Aku tidak butuh lelaki. Aku bisa sendiri... Biarkan aku menjadi perawan tua tercantik yang pernah ada... Biar aku menyendiri...., siapa yang berani membuat Abah dan Mama memaksaku menikah dengannya...".
Walau gundah, Cinta berusaha menenangkan hatinya, ia berargumen dengan Abah, "Kebahagiaan tidak ditentukan oleh pernikahan. Jika pernikahan kandas, dimana letak kebahagiaannya?. Cinta lebih memilih jadi perawan tua saja..., Abah... Mama... Sekarang bukan jaman Siti Nurbaya... Dimana orang tua dapat memaksakan kehendaknya untuk menikahkan dan memutuskan pasangan hidup anaknya. Siti Nurbaya(*2) terpaksa menikah karena desakan ekonomi. Cinta tak perlu harta..., Abah sudah menyiapkan harta melimpah untuk Cinta, kebahagiaan Cinta yg terpenting bukan?. Cinta tidak akan bahagia kalau Abah dan Mama memaksa Cinta menikah dengan orang itu. Siapa sih yang Abah dan Mama maksud? ".
Sueb dan Cintya berpandangan, Sueb berujar, "Cinta percayalah akan pilihan Abah dan Mama, kami yakin Rayhan pasti cocok denganmu".
"Haduh..., dia lagi..., dia lagi... Kenapa tidak yang lain. Kenapa juga harus dia...!!!" pikir Cinta.
Cinta menimpali ujaran Sueb dengan berapi-api, "Kalau Abah dan Mama tetap memaksa. Cinta lebih baik tinggal mengabdikan diri menjadi relawan PBB, membantu di garis depan", kemudian dengan kesal Cinta menyeruput minumannya.
"Astagaaaa, Cinta... Mama dan Abah ingin menimang cucu dari kandunganmu... Jangan sembarangan bicara... Mama percaya Cinta pasti tahu Mama pasti memikirkan yang terbaik untukmu. Tidak ada orang tua yang merencanakan hal buruk untuk anaknya" ujar Cintya dengan lembut sambil mengusap lembut lengan Cinta.
Mengingat Rayhan, Cinta makin gamang, "Siapa juga yang sudi bersanding dengan poker face itu..., seperti tak ada yang lain saja..., no way..., gak sudi dengannya..." pikir Cinta.
Ide gila terbersit di pikirannya dan tanpa pikir panjang, langsung ia mengucapkan idenya, dengan mata berkilat Cinta mengucapkan pikirannya, "Abah, Mama, jika cucu yang kalian mau, Cinta bisa mengandung dan melahirkan cucu khusus untuk Abah dan Mama. Teknologi sudah maju. Cinta bisa membeli sperm* di bank sperm*. Di sana tersedia dari berbagai suku bangsa, lengkap dengan bibit, bebet, bobot yang sempurna. Abah mau yang seperti apa? Bermata biru, hijau, abu-abu, ungu? Tinggal sebut saja..., nanti Cinta kabulkan... Mau beram.... '. Cintya segera menutup mulut Cinta dengan tangannya. Ia tahu suaminya dapat kehilangan kesabarannya jika Cinta meneruskan perkataannya. "Cinta, berhenti sampai disini. Jangan dilanjutkan. Omongan sembarangan dan tak berbobot. Omong kosong!. Pernahkah kau berpikir. Kamu memerlukan seorang penopang dalam menjalankan perusahaanmu. Mama dan Abah mengenalmu dari kecil. Kami tahu, diantara saudaramu, kamu yang paling tidak siap memiliki bisnis sendiri. Dalam dunia bisnis, kamu yang paling tidak berpengalaman. Kepolosanmu, kebaikan hatimu, selalu berupaya menolong orang tua dan saudara-saudaramu kurang cocok dalam dunia bisnis. Cinta, untuk sekali ini saja. Nurut ya... Anggaplah ini sebagai permohonan dari Mama, bisakan Cinta?" dengan tegas dan sinar mata tajam Cintya menatap mata Cinta.
Cinta tak berkutik. Ia tahu kalau sampai Mama Cintya sudah seperti ini artinya harga mati. Tanpa sepatah kata, ia bangkit dari duduknya dan berlari keluar ruang kerja Sueb, menghambur ke kamarnya. Sesampainya di sana, ia disambut dengan pandangan bertanya-tanya oleh Fatimah, Wayan dan Aling. Air mata mengalir deras dari pelupuk matanya. Cinta menumpahkan kegundahan hatinya pada Gandaria. Mengapa harus dia?. Lagi-lagi Rayhan. Mengapa Rayhan yang menjadi pilihan Abah dan Mama. Cinta gundah gulana.
Fatimah mencoba menghibur Cinta, "Cinta... Walau elo gak cinta sama Rayhan..., kalo gue jadi elo, gue sih alhamdullilah... Selametan dech gue..."
Aling menimpali, "Bener, gue juga gak nolak kalo dijodohin sama Rayhan. Udah waktunya elo lupain Ellios dengan friend zone-nya. Apalagi elo kemaren liat dengan mata kelapa..., eh, kepala elo, dia candlelight dinner sama Jeana kan?, udah... Buang aja Ellios ke laut..."
Wayan tidak mau kalah ikut menimpali, "Bener banget, buang aja Ellios ke laut. Elo kan dapet yang lebih keren dan gak kalah tajir dan jeniusnya dari Ellios. Ngapain juga nungguin yang gak pasti gitu....!".
"Tapi gue... Gue belom siap...!. Gue.... Arrrggghhh.... Kenapa juga dia yang harus di pilih Abah dan Mama..", keluh Cinta. "Kemana Jeana, mengapa ia belum menampakkan batang hidungnya. Apakah ia bersama Ellios...", Cinta merasakan jantungnya teremas, sesak napas, I membayangkan Jenna bermesraan dengan Ellios.... Tidak... Jangaaaan....
Note:
(*1) CaMan: Calon Mantu
(*2) Siti Nurbaya: cerita dari Indonesia mengenai seorang gadis bernama Siti Nurbaya yang terpaksa menikah dengan seorang tua bangka kaya raya bernama Datuk Maringgih.