Hari ini, Nuansa tidak mampir ke kantor Polisi tempat Reynand bekerja. Usai berjualan, ia langsung datang ke gerai minuman yang kemarin ia datangi bersama Fani, karena memang mereka sudah membuat janji untuk bertemu lagi di tempat tersebut.
Namun, tampaknya Nuansa datang terlalu awal, sebab Fani belum tiba di gerai itu. Kebetulan ada beberapa orang yang melirik dagangannya, karena memang keripik singkongnya tidak habis hari ini. Hal ini pun mampu mengusir rasa bosan Nuansa yang menunggu Fani.
Hingga keripik singkongnya habis, Fani baru datang dengan mobilnya seorang diri.
"Aku terlambat, ya? Maaf, maaf," ucap Fani.
"Tidak, hanya terlambat beberapa menit saja, untungnya ada beberapa orang yang membeli keripik singkongku, jadi aku tak terlalu bosan menunggumu," ujar Nuansa.
"Syukurlah."
"Jadi, bagaimana?"
"Milkshakenya dua, ya!" pinta Fani kepada salah satu karyawan di gerai itu. "OOOHHHH KAU TIDAK AKAN PERCAYA INI," sambung Fani yang menjawab pertanyaan Nuansa.
"Hm? Memangnya kenapa?" tanya Nuansa.
Fani berseru, "Kau mendapatkan lima ribu calon penyewa!"
Nuansa sontak terkejut dan membentuk huruf O pada mulutnya. "Kau serius?" Nuansa memastikan.
"Astaga! Untuk apa aku bercanda? Lihat ini." Fani menunjukkan penawaran untuk Nuansa yang semakin bertambah.
"Kau memiliki strategi yang brilian." Fani memuji Nuansa. Ia lalu membuka lelang, di mana yang melelang Nuansa dengan harga paling tingggi, akan menjadi orang yang mengontrak Nuansa.
"Mana mungkin dua ribu perhari?" canda Nuansa. Mereka berdua kemudian tertawa terbahak-bahak. Ya, tarif yang dipasang oleh Fani hanyalah pancingan bagi para pria yang mencari harga murah untuk menyewa pasangan palsu. Karena situs itu menjamin penyewa dan orang yang disewa tidak akan menipu, jadi pria-pria yang mau dengan Nuansa itu tidak ragu untuk menyewanya.
Ketika Fani membuka lelang, 2500 pria berpartisipasi dalam lelang itu, dan 2500 lainnya memilih mundur. Tawaran pertama langsung mencapai angka Rp. 100.000 untuk 1 hari, alias 50 kali lebih besar dari harga asli yang dipasang oleh Nuansa dan Fani. Alhasil, sekitar 2000 pria langsung mundur seketika, karena masih ada beberapa pacar sewaan lain yang memasang tarif yang sama, meskipun jumlahnya bisa dihitung.
Lalu, diantara 500 yang tersisa, seorang pria memasukkan angka Rp. 200.000, dan setelahnya 250 pria mundur. Fani dan Nuansa belum menghentikan lelang itu, dan ini sangat mengasyikkan bagi mereka.
Pria lain memasukkan Rp. 500.000 dan ia bertahan menjadi pelelang dengan harga tertinggi. Setelah beberapa menit, 200 pria lain mundur, dan belum ada penawaran yang lebih tinggi lagi, jadi Nuansa dan Fani pun berniat untuk menghentikan perlelangan itu, namun secara mengejutkan, ada 1 pria yang baru masuk ke dalam perlelangan itu dan langsung menawar dengan harga Rp. 5.000.000!.
Nuansa pun dengan cepat menghentikan perlelangan itu. Ia dan Fani lantas berteriak kegirangan. Nuansa akan dikontrak dengan harga Rp. 5.000.000 perhari.
"Ok, sekarang mari kita kirim pesan ke pria ini," kata Fani.
"Siapa namanya?" tanya Nuansa.
"Tunggu sebentar, sepertinya berawalan dari huruf N juga, sama sepertimu."
Nuansa lalu tersipu malu.
"Namanya ... Neptunus?" ucap Fani yang terlihat heran dan tidak menyangka.
"Hah?" Nuansa juga tak kalah heran. Siapapun pasti tahu bahwa Neptunus adalah nama sebuah Planet, meskipun diambil dari nama dewa lautan Romawi, tapi orang-orang lebih tahu bahwa Neptunus adalah nama Planet, wajar memang jika Fani dan Nuansa jadi terlihat bingung.
"Kau tak salah baca?" tanya Nuansa.
"Kau lihat saja sendiri." Fani memberikan ponselnya ke Nuansa.
Nuansa kemudian membaca nama pria yang menyewanya sebagai pacar dengan harga Rp. 5.000.000 itu. "Neptunus Bimasakti." Ia dan Fani lantas saling melirik.
"Namanya bagus, tapi, kira-kira bagaimana dia dipanggil?" kata Nuansa.
"Entahlah, tapi kurasa nama ayahnya adalah Jupiter Bimasakti," canda Fani, mereka berdua lalu terkekeh.
"Ok, kau ingin mengatakan apa padanya sebagai salam perkenalan?" tanya Fani.
"Katakan 'Halo, tunggu aku di sana, aku masih di Saturnus'," jawab Nuansa, keduanya kemudian tertawa lagi.
"Ok, baiklah, kali ini serius. Kau mau bilang apa?"
"Katakan 'hai' saja dulu."
"Ok." Fani lantas mengirim pesan 'Hai' ke Neptunus.
"Tapi, apa kau berpikir kalau kalian akan menjadi pasangan yang serasi?" tanya Fani.
"Kenapa?" Nuansa bertanya balik.
"Inisial nama kalian sama-sama huruf N, bukankah itu menggemaskan?"
"Hahaha, dia hanya pacar palsuku, lagi pula aku belum tahu bagaimana orangnya."
"Bagaimana kalau dia cool? Tampan? Atau romantis?"
"Memangnya aku harus bagaimana menurutmu? Aku hanya di kontrak olehnya, kami bukan pasangan asli, itu pun kalau dia menandatangani kontraknya."
"Hmmm. Hei, dia membalas."
"Apa katanya?"
"Dia bilang, 'Aku sudah menandatangani kontraknya, aku mengontrakmu selama satu bulan dan aku akan membayarmu perhari. Temui aku besok di sini'. Dia kemudian memberikan alamat lengkap restoran yang akan jadi tempat kalian bertemu."
"Baiklah."
"Kau akan menandatangani kontraknya?"
"Bisa kulihat foto-fotonya dulu?"
"Tentu saja, astaga kenapa aku tidak kepikiran akan hal itu dari tadi?" Fani dan Nuansa lalu melihat foto-foto Neptunus. Pria itu tinggi, tampan dan terlihat cool. Dan sepertinya dia berasal dari rakyat kelas atas.
"Dia lumayan," ujar Fani.
"Umurnya berapa?" tanya Nuansa.
"Dua puluh tiga, tidak beda jauh denganmu."
"Hmm, baiklah, aku akan menandatangani kontraknya."
"Ok." Fani lantas memencet tombol 'TANDATANGANI KONTRAK'.
"Kau akan menjadi pacar sewaannya mulai lusa," jelas Fani.
"Lusa?" kata Nuansa.
"Ya, dia ingin kalian bertemu besok di restoran yang dia sudah kirimkan alamatnya untuk pendekatan. Kalian akan menghabiskan waktu untuk berkenalan besok."
"Dan besok kau akan pergi?"
Fani kemudian tersenyum. "Kita akan bertemu lagi, pasti. Dan berjanjilah kalau ketika kita bertemu lagi, kau akan memiliki kehidupan yang jauh lebih baik dari sekarang."
"Aku berjanji." Nuansa lalu memeluk Fani.
"Terima kasih banyak, Fani, kau sudah banyak sekali membantuku," ucap Nuansa.
"Itulah gunanya sahabat, hanya ini yang bisa kulakukan untukmu, maaf."
"Tidak, kau sudah banyak sekali berjasa dalam hidupku."
"Sudahlah. Besok malam kau akan bertemu dengan penyewamu, dan paginya dia akan di datangi oleh pihak situs ini. Kemudian bulan depannya, kau sudah mendapatkan seratus lima puluh juta."
Nuansa tersenyum. "Aku jadi tidak sabar untuk bertemu dengannya. Tapi, apa dia akan menerimaku? Maksudku, sepertinya derajat kami sangat berbeda, kau tahulah, aku terlalu jauh dibawahnya secara keuangan."
"Jangan khawatir, kau kan hanya pacar sewaannya."
Nuansa lalu terkekeh. "Benar juga."
Mereka berdua lalu menikmati milkshake masing-masing.
"Nuansa, aku punya satu nasihat untukmu," ucap Fani.
"Apa?" tanya Nuansa.
"Pekerjaan ini memang aman melalui situs ini, tapi tidak salah kan jika kau tetap berhati-hati terhadap pria ini?"
"Jangan khawatir, aku tahu bagaimana cara menendangnya. Aku tahu di mana kelemahan pria."
"Hahahaha."
'Neptunus, bagaimana orangnya, ya? Sesuai dengan ekspektasiku tidak, ya? Apa dia humoris? Romantis? Pendiam? Ramah?. Apapun itu kuharap dia adalah pria yang baik. Aku jadi tidak sabar untuk bertemu dengannya,' batin Nuansa.