"BH? Maksudmu ..."
"Tentu saja, BH yang mana lagi memangnya?" ucap Neptunus.
"Kau ..."
"Kau berusaha melecehkanku?!" sambung Nuansa. "Ooh, pekerjaan ini memang tidak benar. Aku mundur! Tidak jadi kuambil lima jutamu!" Ia lantas berdiri dan bersiap untuk pergi.
"Mau ke mana kau?" tanya Neptunus.
"Ke kantor Polisi dan melaporkanmu! Aku punya teman dekat, dia seorang Polisi!" jawab Nuansa.
"Kau yakin?"
"Kenapa tidak?! Aku telah mengalami tindakan pelecehan darimu! Dasar pria kurang ajar!"
"Kau tahu? Aku punya enam mantan kekasih dan aku tahu ukuran BH mereka semua."
"Eh?"
"Ya."
"Apa kau gila?"
"Mereka bersedia memberitahukan kepadaku ukuran BH mereka, jadi aku tidak melecehkan mereka."
"Tapi aku tidak murahan seperti mereka!"
"Apa kau memikirkan keuntunganku mengetahui ukuran BHmu?"
"Engh, tidak."
"Duduklah dulu."
"Jangan coba-coba kau hipnotis aku!"
"Aku tidak punya bakat untuk menghipnotis. Satu-satunya bakat yang kupunya hanya berhasil mengetahui ukuran BH semua mantanku."
"Kau menjijikkan." Nuansa lalu kembali duduk.
"Hahaha, benarkah?"
"Dasar otak mesum! Kau pasti melakukan sesuatu dengan mantan-mantanmu, kan? Kau menggunakan kekayaanmu untuk membuat mereka mau menjadi murahan, kan?! Atau kau mau berpacaran dengan mantan-mantanmu hanya karena ukuran dada mereka yang diatas rata-rata, ya?! Kau memang kurang ajar!" seru Nuansa sembari menutupi dadanya dengan tangannya.
"Aku lebih menyukai perempuan rata dari pada yang berisi, meskipun mantan-mantanku memiliki ukuran yang bervariasi."
"HEH!"
"Aku serius, agak risih bagiku melihat perempuan yang 'besar' ketika berlari. Aku seperti merasakan beban mereka."
Nuansa secara refleks menjitak kepala Neptunus.
"Hei, aku ini klienmu!" ucap Neptunus.
"Berhentilah berbicara tentang dada! Dan jangan coba-coba kau berusaha mencari tahu ukuran BHku apa lagi menatap dadaku!"
Mendengar hal itu Neptunus pun mengerjai Nuansa dengan cara menatap dadanya. Nuansa langsung menyadari hal itu.
"Iiiihhh!!!" Gadis itu bangkit dari kursinya dan memilih berdiri di belakang Neptunus. Neptunus pun hanya bisa tertawa geli.
"Jangan ketawa kau! Tidak ada hal yang lucu di sini!" kata Nuansa.
"Ok, ok. Pemikiranmu tentang aku salah besar," ujar Neptunus. "Aku akui kalau mungkin aku sedikit mesum dan sejenisnya, tapi aku tidak pernah berusaha melecehkan perempuan, aku bahkan tidak pernah berpikir untuk melakukannya. Semesum-mesumnya aku, aku tahu batasannya," lanjutnya.
"Menanyakan ukuran BH kepada perempuan yang baru kau kenal tidak termasuk sebagai tindakan pelecehan?"
"Tidak, tidak sama sekali."
"Otakmu bergeser atau bagaimana?"
"Hahaha. Aku bertanya ukuran BH kepada mantan-mantanku karena aku membelikan mereka empat belas BH pada hari valentine, dan aku berencana untuk membelikannya juga untukmu. Aku tidak bercanda soal ini, karena aku telah menghabiskan uang-uangku untuk membeli ratusan BH untuk mantan-mantanku dulu."
"Alasan saja! Hari valentine masih lama! Dan aku hanya akan menjadi pacarmu selama satu bulan! Tidak lebih dan aku tidak mau melebihkan! Kau menjijikkan!" Ggrrrhhh."
"Loh? Kau tidak berdoa agar kita bisa memperpanjang kontrak dan kau akan mendapatkan miliaran Rupiah?"
"Tidak untukmu! Kau jorok sekali! Lagi pula kenapa kau harus membelikan BH untuk mantan-mantanmu dulu? Masih banyak hadiah romantis yang tidak menyinggung bagian sensitif."
"Seperti apa? Bunga? Cokelat? Makan malam romantis? Maaf, tapi aku ini Neptunus Bimasakti, namaku anti-mainstream dan segala tindakanku juga harus anti-mainstream tapi tidak melanggar aturan."
"Ya, tapi ... kenapa harus BH? Orangtuaku saja tidak pernah menanyakan ukuran BHku, dan kau yang baru kukenal berani-beraninya menanyakan hal itu!"
"Karena bagian yang dilindungi oleh BH adalah hal terfavoritku dari wanita."
"Kau ....!"
"Apa? Wajar, kan? Aku ini pria normal, jadi wajar jika aku suka dengan bagian itu."
"Argh!" Nuansa hanya bisa kesal dan diam melihat sikap pria yang baru dikenalnya ini, ia kemudian kembali duduk. Neptunus benar-benar pria dengan otak termesum yang pernah dikenalnya, dan Nuansa tidak habis pikir bagaimana bisa Neptunus tidak ragu untuk membicarakan hal-hal seperti itu dengan orang yang baru dikenalnya, terlebih lagi Nuansa adalah seorang perempuan.
"Hm? Kau duduk lagi? Tidak jadi melaporkanku ke teman Polisimu itu? Atau dia hanya Polisi-polisian? Hahahaha," ejek Neptunus.
"Tunggu sampai kau ditangkap olehnya," ucap Nuansa.
"Aku? Ditangkap? Oleh Polisi-polisian itu? Hahahaha. Kau bisa menjadi seorang pelawak terkenal, leluconmu sangat mengocok perutku." Neptunus tertawa terbahak-bahak sampai Nuansa terheran-heran melihatnya.
"Dia benar-benar Polisi, dan tentunya tidak memiliki pikiran kotor sepertimu."
"Ah, iya, iya. Tapi aku pasti jauh lebih tampan darinya, kan?" tanya Neptunus seraya mengedipkan mata kanannya dan menopang dagunya pada telapak tangan kanannya.
"Ew." Nuansa bergidik jijik. "Maksudku, aku tidak menyangka kalau kau seperti ini orangnya."
"Ekspektasi selalu tak sesuai dengan realita, ya? Yah ... Kupikir tadi kau akan pergi meninggalkanku dan tidak menjadi perempuan murahan, tapi rupanya realitanya berbeda."
"Apa maksudmu? Kau mengatakan aku ini murahan?"
"Tentu saja. Kau tadi merasa dilecehkan, tapi tiba-tiba kau bertahan karena seratus lima puluh juta. Di mana harga dirimu?"
Nuansa sontak saja terkejut mendengar ucapan Neptunus barusan. Air matanya langsung menetes secara otomatis.
"Ratu drama," ejek Neptunus.
Nuansa kemudian menghapus air matanya. "Kau baru mengenalku beberapa menit, dan kau hanya mengetahui namaku, tidak dengan kisah hidupku. Jadi kuberitahu padamu Tuan sombong dan mesum, jika bukan karena kehidupanku yang sulit, aku tidak akan pernah kenal denganmu, dan tentunya aku tidak akan pernah mau berkenalan denganmu. Kita di sini sama-sama tahu bahwa kita tidak bisa membatalkan kontrak secara resmi jika kita belum melewati waktu yang telah ditentukan sebelumnya, jadi sebaiknya kau gunakan kesempatan ini untuk tahu bagaimana kehidupanku. Kuharap dengan melihat kehidupanku, kau lebih tahu bagaimana caranya menghargai wanita, bagaimana caranya bersikap pada orang yang baru dikenal, bagaimana caranya menjaga perasaan orang lain dan bagaimana caranya agar tidak sombong, sehingga kau tidak sembarangan menanyakan ukuran BH para wanita. Terima kasih untuk makan malamnya, kuharap otakmu sedikit tercubit sehingga kau paham, berapa banyak dosa dan kesalahan yang sudah kau perbuat, bahkan untuk aku yang baru kau kenal. Permisi!"
Nuansa lantas bangkit dari duduknya dan berniat untuk pergi. "Dan satu lagi, aku masih punya harga diri dan selalu akan memilikinya! Sampai kapanpun aku tidak akan memberitahumu ukuran BHku dan terima kasih atas tawaran empat belas BHmu, aku menolaknya," lanjut Nuansa. Ia lalu pergi meninggalkan Neptunus.
"Hei, kau mau ke mana?! Kau bersikap sangat buruk pada klienmu!" seru Neptunus.
"Aku pikir kau bersikap jauh lebih buruk kepadaku!" ujar Nuansa.
"Tapi aku membayarmu!"
Nuansa kemudian berhenti melangkah dan berbalik badan. "Aku tidak dibayar untuk memberitahumu ukuran BHku!" Gadis itu lantas kembali berjalan.
"Hei, tunggu!"
"Jangan ikuti aku jika kau tidak mau mobil mewahmu menjadi hancur! Karena rumahku berada di gang yang sempit!"
Neptunus lalu mengubur niatnya untuk mengejar Nuansa saat ia mendengar hal itu.
"Besok kujemput kau! Aku harus memperkenalkanmu kepada keluargaku!" teriak Neptunus. "Dia dengar tidak, ya?" gumamnya.
"Hm, tidak apalah," sambungnya. Neptunus lantas tersenyum saat mengingat wajah Nuansa lagi.
'Hei, nama lengkap dan wajahnya cukup cocok. Aku seperti melihat nuansa yang indah dari sebuah sari bunga ketika melihat wajahnya. Tapi dia sedikit sulit untuk dirayu sepertinya,' batin Neptunus.