Chereads / Dun Hill / Chapter 15 - rahasia tersembunyi

Chapter 15 - rahasia tersembunyi

benarkah dokter edward edge sehebat itu, sama persis seperti yang disebutkan dokter philip. jika saja aku bisa mendapatkan akses masuk tanpa berurusan dengan para terant, mungkin lily masih punya kesempatan untuk sembuh, dan aku tidak perlu berargumen dengan bibi evhe.

aku sangat heran mengapa bibi evhe membenci lily tapi mengangkatnya menjadi seorang anak saat dipanti asuhan? setelah semalam aku banyak berdebat dengan bibi evhe aku mempertanyakan kembali tentang kebaikan hatinya waktu mengambil lily bersamaku. ini sangat bertentangan dengan pernyataanya 10 tahun lalu tentang komitmenya untuk merawat lily. bahkan mungkin pertimbanganya karena aku memohon dengan sangat saat itu untuk membawanya bersama kami, mana mungkin hanya karena rengekan anak kecil dengan semudah itu bibi evhe ikut membawa seorang gadis buta bersamanya tanpa alasan. bukankah dengan membawa lily merupakan sebuah beban yang harus ia tanggung seumur hidup.

aku hidup dalam sebuah misteri besar, banyak hal yang sepertinya bibi evhe sembunyikan, mulai dari kedatanganya ke panti asuhan dengan rentan waktu yang begitu lama, bukankah seharusnya ia mempunyai cukup waktu untuk menemukanku lebih cepat karena dun lounge dan pole lounge memiliki jarak hanya beberapa jam saja. aku beranggapan bahwa bibi evhe hanya mengulur waktu untuk menunggu sesuatu.

seorang evhe jhonson dengan latar keluarga bangsawan dan kehidupan misteriusnya benar-benar sangat berkabut dan sulit untuk dibuktikan bagaimana sebenarnya kisah ini berjalan. aku masih ingat waktu dulu ia sering berkunjung ke marie lounge ia adalah sosok misterius, aku hanya tau sepenggal tentang bibiku itu. bagiku bibi evhe adalah seorang bibi yang cerewet tapi dia selalu membawakanku hadiah saat natal. jadi aku sama sekali tidak tahu persis tentang bibi evhe dan juga jeane tidak pernah menceritakan apapun tentang bagaimana seberanya bibi evhe. aku hanya tahu aku memiliki seorang bibi yang selalu mengunjungiku tiap natal. bibi evhe hanya datang sebentar dan lalu keesokan harinya ia sudah tak ada lagi, aku bahkan tidak yakin kapan ia meninggalkan rumahku. aku selalu yakin bibi evhe adalah seorang santa mengantarkan hadiah lalu menghilang keesokan harinya.

10 menit kemudian....

dokter philip memanggilku untuk masuk ke dalam dan mendengar semua hasil yang telah ia dapatkan setelah pemeriksaan berlangsung.

"tuanku anda tidak perlu cemas tentang kesehatan nona lily sepertinya semua baik-baik saja tidak ada yang dapat saya persoalkan tentang dokumen pernikahan anda"

"apakah semuanya sudah diperiksa dan baik-baik saja dokter, bagaimana dengan matanya?" kucoba sebisaku untuk mengorek sebuah kepastian dari dokter philip dan meyakinkan bahwa tes ini berjalan lancar.

"tidak tuanku, ambliopia bukan termasuk cacat bawaan dan yang akan mempengaruhi keturunan anda tuanku, ini hanya kelainan mata dan tidak akan menurun seperti penyakit bawaan genetik, dan kabar baiknya ambliopia bisa disembuhkan"

mendengar berita ini rasanya hatiku sangat lega dan rasanya aku tidak akan digantung karena menikahi seorang terant. pasti dokter philip melewatkan tanda itu atau bahkan dokter philip tidak menyadari tanda mahkota itu. dan yang lebih menggembirakan tentang mata lily yang bisa disembuhkan, aku akan segera memberitahukan berita ini pada bibi evhe. tapi sebelum itu aku harus menghapus tanda mahkota itu atau seseorang akan menyadarinya dan tentu saja leherku menjadi taruhanya.

setelah selesai dengan proses check up dan dokumen pernikahan yang begitu menyebalkan saatnya aku harus berpamitan pulang pada dokter philip, rasanya hari ini begitu lama berjalan sampai jantungku terslays begitu tipis saat menunggu proses yang meneganggkan ini, bagaimana tidak jika dokter philip tau lily seorang terant bukan tidak mungkin aku akan menjadi buruan kerajaan karena berani menyembunyikan terant yang telah diusir. "huh.... " sekarang hatiku sudah lega.

kami beranjak dari kediaman dokter philip sekitar pukul 3 sore, dan dengan segera aku menuntun lily memasuki kereta kuda. aku berharap tidak ada lagi syarat aneh yang akan membuat jantungku terpotong potong karena resah. rasanya sore ini sangat sayang bila hanya untuk kembali ke Dun lounge dengan segera, sepertinya sebuah makan malam adalah obat paling mujarab untuk menghilangkan rasa jantungku yang masih menderu seperti air terjun. tidak ada yang salah dengan makan malam sepertinya.

"hai sayangku, apakah sebuah makan malam adalah sesuatu yang membuatmu keberatan jika kita lakukan sebelum pulang? "

"ah tentu saja tidak sayang, aku akan sangat senang jika aku bisa mencicipi sepiring cafiar dan semangkuk sup kentang"

"tidak masalah sayang, aku akan mengantarmu kemanapun hari ini saja. karena besok pasti aku akan sibuk dengan urusan pabrik, aku ingin sejenak bersamamu dan melepaskan semua rasa lelahku"

dengan segera ku pacu kereta kuda kearah bebukitan dekat dengan rumah ku di Dun lounge, aku rasa disana sangat pas untuk kami memulai makan malam romantis dengan nuansa dingin dan pemandangan kota dun lounge dari ketinggian. kurasa waktunya cukup. sebenarnya sangat sulit membagi waktu untuk saat ini, dengan berdirinya pabrik milikku sendiri di utara sana aku harus mengurus perkebunan tembakau juga perkebunan kapas waktuku banyak bahkan tidak banyak untuk diriku sendiri.

dulu saat aku hidup di marie lounge bersama toby dan jeane rasanya hidupku bebas, waktuku sangat banyak hingga aku pasti bisa memutari marie lounge seharian. aku sangat rindu masa itu dimana hidupku damai dan tidak perlu mengorbankan waktuku. meski rasanya sekarang hidup bergelimang harta toh aku masih senang tidur di kandang kuda, tidak ada yang paling menyenangkan dari memiliki waktu untuk diriku sendiri.

disepanjang jalan aku menangis terisak tanpa alasan merasa sangat lelah dan berada di samping lily adalah hal yang sangat menyegarkan hatiku untuk saat ini. aku sangat menyadari berada di dekatnya adalah sebuah harapan hidup untukku. berada jauh dari bibi evhe sementara bisa membuat lily bernafas lega, aku tidak bisa menyingkirkan tatapan sinisnya dari lily. aku merasa dunia tidak adil, apakah dengan kehilangan mamanya dan kebutaanya tidak cukup membuat lily lebih menderita lagi hingga bibiku sendiri membencinya.

akhirnya kami tiba di sebuah cottage kecil dipinggir bukit Dun nama cottage itu adalah swanlake, swanlake adalah danau ditengah perbukitan Dun yang membentang tak begitu luas mungkin hanya seperempat hektar luasnya danau itu dan mengapa cottage ini memiliki nama tersebut. jika saja aku bisa membawa lily kesana mungkin aku bisa melihat para angsa bermigrasi tiap tahunya. cottage ini sebenarnya bukan penginapan tapi sebuah restoran yang entah bagaimana aku menyebutnya karena di dalam tiap kamarnya hanya tersedia ruang makan tanpa tempat tidur, dan mereka yang kesini selalu memiliki private room untuk makan, mereka tidak memiliki sebuah tempat makan bersama tapi berupa private room tersendiri dan memiliki view pemandangan kota Dun.

Dun suaasana hari ini sangat dingin, dan bahkan kabut sudah mulai naik ke atas perbukitan. jarak rumahku dan tempat ini tidak terlalu jauh hanya memakan waktu sekitar setengah jam saja. kami segera turun dan menuju private room yang sepertinya benar-benar pas berada di tengah cottage ini, lokasinya sangat dekat tapi kami harus melewati beberapa anak tangga untuk berada disana dan aku tidak akan sabar menuntun lily menaikinya, harusnya dengan menggendongnya aku akan lebih cepat sampai. dan sekelilingku mulai memperhatikan kami.