private dinner menjadi salah satu pilihan yang tepat, tidak ada seorangpun yang menyadari keberadaan kami. banyak hal yang ingin aku katakan pada lily termasuk segala keluh kesahku kekecewaanku pada bibi eve. entah mengapa meski lily tidak bisa melihat sedari usia dini aku yakin pikiranya akan lebih dewasa dariku. aku lelaki lemah dan menyedihkan, harusnya aku bisa membuatnya lebih nyaman. di setiap mimik wajahnya aku menyadari sesuatu, ada yang salah kali ini. kesedihan, ya sebuah kesedihan terpendam yang terlewat. Aku membelai wajahnya, mencium keningnya dan berbisik.
"apa yang membuatmu resah sayang?tidakah hari ini adalah hari penting untukmu?"
lily hanya menggeleng kepala dan memalingkan wajahnya seolah ingin menyembunyikan sesuatu dariku. aku makin gelisah dan berusaha menangkap sebuah sinyal misterius yang terpancar dari wajahnya.
"apa yang sebenarnya terjadi lily? mengapa wajahmu menjadi muram? tenanglah tidak ada orang lain di sini hanya kita berdua, tolong katakan sesuatu jangan membuatku bingung."
"hmm bolehkah?"
"tentu saja kau boleh berbuat apapun disini, kau adalah calon istriku, dan ruangan ini adalah milik kita sekarang bahkan jika kau mau memecahkan semua kacanya aku masih bisa membaýar semuanya"
"hummp tidak.. bukan seperti itu yang aku maksud sayang, aku hanya akan mengatakan sebuah hal tapi aku takut jika aku mengatakanya hubunganmu dengan bibi eve akan terganggu"
tunggu dulu apakah aku tidak salah dengar barusan? hubungan terganggu apa maksudnya?apakah benar firasatku tentang sebuah rahasia yang tidak aku tau selama ini terjadi di belakangku?
"katakanlah sayang apapun akan aku dengarkan, bahkan jika itu bisa memutuskan hubungan darahku dengan bibi eve, aku tetap akan mendengarkanya"
"baiklah akan aku katakan tapi nanti setelah kita makan, ok?"
"ok sayangku pasti km sudah sangat lapar"
sembari menunggu para pelayan menghidangkan makanan aku memeluk dan menggenggam erat tanganya, sudah lama sekali rasanya aku tidak melakukan ini. memilikinya adalah sebuah anugrah buatku tidak ada satu wanitapun yang bisa menggantikanya bahkan untuk selamanya.
para pelayan cottage ini menghidangkan makanan dengan cepat dan meninggalkan kami berdua. seperti biasa aku tidak akan makan dulu sebelum menyuapi lily, sama seperti waktu kecil aku selalu menyuapinya dan membuat perutnya kenyang dahulu baru aku makan sisanya. aku tidak pernah keberatan menjadi pelayanya seumur hidupku. entah mengapa cinta membuatku mabuk kepayang. bahkan setiap hari aku hampir gila memikirkan lily.
sesuap demi sesuap sup hangat masuk ke mulutnya, aku sangat menyukai kegiatan ini karena lily adalah orang yang tidak pernah mengeluh sedikitpun, dan bahkan saat makanan aneh masuk ke mulutnya. aku bahkan tertawa terbahak melihat raut kesalnya mengetahui aku menyuapkan makanan aneh lagi saat itu. maaf lily aku hanya sedikit senang melihatmu kesal. tapi hari ini aku menyuapinya dengan semua makanan kesukaanya termasuk roti keras dan semangkuk sup hangat yang sering kami makan dulu di panti asuhan.
banyak hidangan lain tapi lily lebih menyukai rasa roti hambar dan sup kentang asin ditambah dengan caviar sebagai pelengkap. rasanya sedikit aneh untukku tapi aku bisa memesan makanan lain karena sulit bagiku menelan telur ikan mentah.
setelah makan para pelayan memberikan pesan jika kami ingin menginap maka ranjang akan segera tersedia untuk 2 orang. cottage ini aneh, disebut cottage tapi hanya ada meja makan, bisa menginap dan ranjang baru akan tersedia jika tamu memesan. dengan segera aku mengatakan pada lily sepertinya cuaca tidak baik dan kami akan menginap disini lebih lama meskipun itu bohong.
aku berpesan pada para pelayan untuk menyiapkan 2 ranjang single saja karena aku yakin lily tidak akan setuju kami tidur di satu ranjang. padahal fikiranku kami akan melakukanya malam ini, tapi aku masih menghormatinya sebagai salah satu bentu cinta.
dengan segera ranjang dan selimut tersedia setelah kami memesan, bahkan ada handuk dan air panas, para pelayan juga menyalakan perapian di luar ruangan ini agar kami tetap hangat. lalu aku membantunya membersihkan diri dan bersiap duduk di atas ranjang. kuambil kursi lalu duduk disebelah nya dengan tatapan nanar aku menggenggam erat tanganya. aku berusaha meyakinkanya dan bertanya sekali lagi
"apa yang membuatmu gelisah? tolong katakan sesuatu, apakah bibi eve mengganggumu?"
"tapi berjanjilah untuk tidak marah pada bibimu, tolong berjanjilah"
"aku tidak bisa berjanji pada sesuatu yang tidak aku tahu sayang, paling tidak mungkin aku bisa berjanji untuk tidak mematahkan tulangnya jika saja terjadi sesuatu hal yang buruk padamu"
"baiklah aku akan mengatakanya, semua yang dikatakan bibimu."
"aku akan membuka telingaku lebar-lebar jadi katakan semua dengan jelas"
"bibi eve tiap hari berkata padaku bahwa aku adalah beban hidupmu, termasuk darah terant yang kumiliki dan kebutaanku, jika saja rowan bukan satu satunya anak laki-laki di keluarga ini aku akan membuangmu dipinggir jalan bersamanya."
"lalu setelah itu apa lagi yang dia katakan?"
"andai saja suami dan anakku tidak mati, mungkin aku tidak akan sesabar ini menghadapi kalian. rowan satu-satunya harapan keluarga kami, tapi dengan adanya aku semuanya menjadi memalukan harusnya kau sadar diri dan membatalkan pernikahan ini dan pergi dari kehidupan keluarga kami. ini adalah aib yang terulang kedua kali, ibu dan anak sama saja mengapa harus terlibat dengan terant, ayah rowan adalah campuran terant dari keluarga cloud dragon dengan kata lain dia adalah aib keluarga terant. bahkan bencana yang menewaskan jeane adalah ulah terant cloud. aku berusaha menyamarkan keberadaan darah toby dengan mantra-mantra yang ku kirim tiap natal tapi naasnya setelah ibumu memasuki marie lounge tabir mantraku memudar dan semua tanggung jawab ini harusnya menjadi beban hidupmu, ibumu penyebab terant cloud bisa mendeteksi keberadaan toby. bahkan malam itu di marie lounge aku terluka parah demi melindungi rowan dari kematian dan membiarkan nya bertahan antara hidup dan mati sendirian."
bersambung