aku masih tertawa terbahak bahak bahkan sampai selesai merapikan kereta kuda, ini kedua kali aku dipermalukan seperti ini. benar-benar rencana yang gagal untuk menciumnya. wanitaku sangat cantik bahkan ketika wajahnya terlihat kikuk seperti tadi, membayangkanya saja perutku rasanya sakit bukan main. tega sekali aku mempermainkanya, bahkan saat ku sentuh pipinya dia hanya diam saja, wajah polosnya membuat otak liarku berkembang biak.
sebelum kembali kerumah aku sangat suka duduk disini merenung dan memikirkan dia, sejak dulu aku sudah terobsesi padanya. melihat wajahnya seperti aku melihat mata toby biru seperti langit. disana ada kebebasan, harapan dan tempatku melupakan segala kesedihan. hanya dengan melihatnya deritaku hilang bersama angin.
aku sangat mengagumi dirinya, kelembutan hatinya bahkan saat ia bercerita siapa dirinya aku melihat dengan jelas bahwa dia berasal dari keluarga terpelajar. mamanya sempat mengirimnya kesekolah di st atonia dan mengenyam pendidikan setara bangsawan. caranya berjalan bahkan makan sangat-sangat manis. apakah ini etika para bangsawan?
dikandang kuda cukup hangat dan kadang sering kali aku tertidur disini. disilah tempat aku memikirkan banyak hal, semuanya aku renungkan disini. selain meja kerjaku kandang kuda adalah tempat favoritku tidur. ditumpukan jerami aku menemukan banyak inspirasi hidup, terdengar bodoh tapi jeane bilang orang jenius selalu berlaku aneh. "haha"aku rasa jeane salah, hanya orang bodoh yang menjadikan kandang kuda tempat favorit untuk tidur.
spertinya hari ini aku harus cepat kembali ke rumah karena bibi evhe sedari tadi berteriak-teriak mencariku, aku harus bergegas kembali kerumah diluar sangat dingin.
lily sepertinya sudah kembali ke kamarnya. bibi evhe punya urusan penting malam ini. kami mulai ngobrol di meja kerjaku. wajah bibi evhe sangat serius dan membawa banyak berkas ditanganya.
"rowan malam ini adalah malam yang tepat untuk aku berbicara serius kepadamu, tentang banyak hal termasuk tentang semua pabrik tekstil yang aku kelola selama ini"
"baiklah bibi evhe apakah aku membuat kesalahan"
"tidak rowan kau sangat menghargai semua kerja kerasmu terutama beberapa tahun belakangam kau telah menyelamatkan banyak pabrik dari kebangkrutan dan bahkan sama sekali aku tidak pernah memberikanmu apa-apa sebagai tanda terima kasih"
"kau adalah satu-satunya keluargaku bibiku tersayang, aku hanya membantumu untuk bekerja dan aku juga bisa seperti ini berkat dirimu"
"sebenarnya aku tidak ingin kau menikahi gadis buta itu atau bahkan bermimpi dirimu mengorbankan segala hidupmu demi dia bibi tak rela"
"apa yang membuat bibi berkata seperti itu? apakah hanya karena dia buta?"
"ya, aku ingin kau menikah dengan gadia normal dengan keluarga terpandang agar saat aku mati aku tidak perlu mati dengan gelisah mengkawatirkanmu"
"sebenarnya aku tidak ingin berdebat masalah ini bi, aku sangat menyayangi dan menghargaimu sebagai orang tuaku sekarang, tapi ada satu hal yang tidak bibi tahu tentang lily. mengapa aku jatuh cinta padanya bahkan mengorbankan seluruh hidupku untuknya"
"baiklah tolong ceritakan semua alasanmu mengapa kau menikahi lily"
"dulu jeane pernah mengajarkan padaku, manusia hidup hanya untuk mati dan hidup yang bergelimang harta hanya akan membuat kita menderita, jeane juga bilang dia hidup di kesunyian marie lounge bersama toby karena jeane meninggalkan seluruh hidup mewahnya di pole lounge dan menikahi seorang pengerajin kayu. seorang dokter hebat yang sampai sekarang selalu menjadi panutan hidupku. meski aku harus mengorbankan seluruh hidupku demi lily aku tidak akan mundur satu langkahpun"
"aku tidak yakin dengan alasanmu, suster roxana bilang kau merasa bersalah karena membuat gadis itu buta, benarkah seperti itu? "
"yap benar sekali"
"kau tidak harus bertanggung jawan rowan, itu bukan sepenuhnya kesalahanmu! "
"dengar bibi, tidak hanya rasa bersalah karena kecelakaan hari itu, tapi taukah bibi kenapa aku tidak memilih gadis lain untuk menikah karena saat aku melihat matanya aku melihat kehidupan melihat cinta dan keiklasan. aku melihat matanya seperti matamu dan toby biru membuat aku rela menyerahkan seluruh hidupku. aku mencintainya seperti aku mencintaimu bibi evhe, tulus dan iklas.
"jangan mulai merayuku, hah... baiklah harus kuakui memang gadis itu cantik dan bermata biru, itu kenapa aku masih tidak bisa menerimanya karena matanya biru seperti toby"
"kau juga memiliki mata cantik itu bibiku sayang, jangan membencinya"
"baik lupakan semua perkataanku tadi sebenarnya ada hal yang lebih penting saat ini yang ingin kibicarakan"
"siap bibiku sayang aku siap mendengarkan semua kata-katamu"
"hari dimana jeane meninggalkan dun lounge, dia juga meninggalkan kakekmu dan aku sendirian, bahkan tidak sepeserepun uang yang diwariskan untuk kami ia bawa bersamanya, bahkan saat kakekmu meninggal jeane masih bersikukuh tidak ingin menginjakkan kakinya dirumah ini lagi, ia hanya datang saat pemakaman lalu pergi"
"yah aku tau bagian itu, aku mendengarnya dari tobi"
"semua pabrik dan rumah ini sudah diwariskan kepada kami berdua dan hari ini adalah saat yang tepat untuk aku memberikanya kepadamu, aku tidak ingin lagi menyimpan semua ini. aku sudah terlalu tua untuk bertahan, jika suatu saat aku mati kau harus mengurus semuanya dengan baik"
"hey cantik apa yang kau katakan, siapa yang bilang bibiku sudah tua, lihat mata birunya, bahkan kecantikanmu mengalahkan cleopatra, bagaimana bisa ada yang berpikir bibiku tersayang sudah terlalu tua, sangat-sangat tidak sopan"
"kau selalu bisa membuatku tersenyum lebar, jangan bermain-main rowan aku sedang serius semua berkasnya sudah kusiapkan untuk kau tanda tangani"
"baiklah bibi aku akan tanda tangan untukmu, tapi tidak berarti aku mau mengakuinya sebagai milikku aku hanya akan bertanggung jawab menggantikanmu"
"jika aku mati otomatis kau tidak memrlukan aku lagi sebagai pemilik"
"ucapanmu sangat menyeramkan bibi evhe, aku sangat yakin kau akan hidup seratus tahun lagi sampai anak kami besar dan memanggilmu nenek"
"jangan bercanda mana mungkin aku akan hidup selama itu"
"tidak ada yang tidak mungkin bibi evhe"
"aku juga berharap seperti itu, aku akan hidup dan menunggu anakmu memanggilku nenek, pasti akan sangat menyenangkan"
"aku sudah mentanda tangani semua berkas ini dan aku akan menyimpanya di brangkas"
"hari ini aku sangat lelah dan sebaiknya kita pergi tidur, besok kau juga harus kembali ke pabrik"
"oke bibi evhe aku sangat lelah, aku akan pergi tidur dan semoga besok cuaca baik"