Chereads / Silent Bullet / Chapter 14 - Misi I : Jalan Yang Penuh Luka

Chapter 14 - Misi I : Jalan Yang Penuh Luka

Matahari pagi begitu cerah menyinari seisi Kota yang dijaga ketat oleh Pasukan Khorkan

Beberapa Robot pun berjaga disetiap sudut kota.

Di dalam kastil tepatnya di dalam kamar Sierra masih belum bisa tidur akibat dari ancaman yang ia dapatkan dari sang Ayah.

Sementara itu ia menatap beberapa pasukan yang menerima instruksi dari Crigia di lapangan yang tak jauh dari pemukiman.

Crigia kemudian menatap jendela kamar Sierra dan melambaikan tangan sembari tersenyum. Namun Sierra hanya mengindahkan hal tersebur dan menutup tirai kamarnya.

"Apa lagi yang kau fikirkan? " Ungkap Crigia dalam Hati.

"Baiklah untuk hari ini kita akan berjaga di beberapa lokasi jangan biarkan Horns masuk ke dalam markas ini terkecuali satu orang yang pernah berhadapan dengan kita dan pasukan hantu merah dengan simbol merpati di dahi,"

"namun kalian jangan lengah apabila pasukan merpati tersebut masih mencoba untuk masuk ke dalam dengan tujuan lain maka kita akan menghabisi mereka ditempat"Teriak Crigia dan dibalas dengan teriakan oleh pasukan lain dengan penuh semangat.

Sementara itudi dalam markas Horns terdengar beberapa riuh pasukan sedang berlatih guna bertempur dan mereka pun terhenti ketika sebuah mobil datang dan Keluarlah Charlie bersama George kemudian seorang pemimpin dari pasukan keluar dari barisan sembari berkata "Selamat Pagi Pak!."

Charlie pun langsung menjabat tangannya dan masuk ke dalam Kamp.di dalam Kamp Charlie langsung duduk dan berkata"tidak perlu panjang lebar,aku hanya ingin mengetahui keadaan sekarang guna menjaga markas kita",kemudian Pria itu menjelaskan secara rinci terkait keadaan pasukan dan pasok persenjataan.

"Siapa namamu?"Tanya Charlie di sela penjelasan.

"namaku Gregor pak,"Jawab Pria tersebut.

"aku hampir lupa karena aku jarang sekali memiliki relasi dengan pasukan infanteri"Ucap George dan dibalas senyuman Oleh Gregor.

Selesai menjelaskan Charlie pun keluar dan menatap langit yang mulai gelap."Jendral ?,aku tau aku tidak memiliki potensi tapi kau masih mempertahankanku terimakasih Jendral"Celetuk Gregor sembari membungkuk.

Gregor pun berbalik badan diikuti dengan George menuju mobil di dalam mobil gregor berkata"Kau Yakin, akan keputusanmu?,dia kurang berpotensi memimpin infanteri,"

Charlie hanya diam tanpa sepatah katapun mendengar pendapat tersebut.

Sementara itu. . .

Didalam markas Horns Kara dan Jeniffer sedang duduk di kafetaria bersama dengan Yuvi membahas terkait pembicaraan mereka mengenai Kehadiran White Dove di Malam itu.

"Apa ini hanya perasaanku saja,atau memang mereka berdua mirip?,aku tidak mungkin meragukan pasukan Hantu Merah "Ucap Jeniffer.

"aku tidak ingin membiarkan pikiranku kotor akibat mencurigai mereka dan aku percaya Sabrina melakukan tugasnya walaupun itu sedikit menyakitkan bagiku"Balas Kara dengan wajah sedih dan mencoba sedikit menarik nafas.

"ayolah,kalian masih saja membahas itu..?kudengar pasukan Merpati Putih itu adalah pasukan yang sangat dirahasiakan"Balas Yuvi.

"bagaimana kau bisa tau?"Tanya Jeniffer yang kemudian meminum sedikit kopi didalam gelasnya.

"pasukan itu sangat tertutup dan jarang terlihat oleh seluruh orang bahkan mereka memiliki markas tersendiri dan didalam markas itu terdapat berbagai macam peralatan tempur,aku mengetahui hal ini karena pernah mengirimkan beberapa peralatan tempur ke dalam markas mereka,"

"aku bersama Kruchiev saat itu dan selama proses pengiriman mata kami ditutup sesaat sudah tiba penutup mata kami di buka dan aku melihat didalam markas itu hanya terdapat segelintir orang menggunakan topeng seperti kantor kita pada umumnya namun lebih suram dan gelap terdapat banyak sekali ruangan disana "Saat Yuvi sedang asik bercerita Sabrina muncul di belakangnya dan langsung memeluknya sembari berkata,

"Kalau begitu kau tidak boleh hidup"Ucap Sabrina sembari memasang wajah senyum yang mengerikan dan membuat wajah Yuvi Pucat.

"Maafkan aku Letnan aku tidak bermaksud mengatakan itu"Jawab Yuvi dengan wajah ketakutan.

"hmm.ayolah kalian tidak asik,aku datang untuk memberikan laporan kepada Kara,dan sepertinya kalian ingin sekali mengetahui markas kami ya?"Ucap Sabrina.

"Bukan begitu..aku hanya penasaran dengan pasukan putih yang datang memberikan surat kepadaku waktu itu"Jawab Kara.

"kau suka dengan anak itu ya"Goda Sabrina dengan tertawa terkekeh mengejek Kara.

Wajah Kara pun memerah dan berkata"Ummm...aku tidak mengerti akan perasaanku Sabrina,sejak kematian Gourment aku merasa ada yang aneh"

Sabrina pun pindah kesebelah Kara dan Merangkulnya sembari berkata"aku mengerti perasaanmu,namun ini semua demi keselamatan kita dan aku juga memahami apa yang terjadi sebenarnya.kalian mungkin tidak akan memaafkan kami,"

Sabrina pun berdiri dan langsung bersujud sembari berkata"Namun maafkan kami..kami hanya menjalankan sesuai perintah"

Suara Sabrina mendadak menjadi sesenggukan menggambarkan kesedihan yang mendalam atas kematian Gourment.

Kara dan yang lainnya pun segera menganggkat Sabrina dan Beberapa Orang di kafetaria memperhatikan apa yang terjadi.

"kau tidak perlu seperti itu Sabrina"Jawab Kara sembari mengusap Air mata Sabrina yang meleleh dipipinya.

"aku sudah membunuh banyak orang"Jawab Sabrina.

Sontak Yuvi dan Sabrina pun mengangkat Sabrina dan mendudukannya bersama dengan mereka karena sebagian dari orang di kafetaria mulai memandangi mereka.

"jangan menangis Sabrina,kau tidak salah ini semua hanya untuk tugas kita ,"Ucap Yuvi.

secara mendadak Kara berdiri dan menatap kearah jendela sembari berkata"apa yang dilakukan si bodoh itu sekarang jika ia masih disini"

kemudian ia berbalik badan dan tersenyum sembari berkata"mungkin dia akan kikuk saat menghadapi situasi tadi"

Jeniffer dan Yuvi pun tersenyum mendengar perkataan tersebut,Sabrina pun perlahan mengusap air matanya dan berkata"aku akan bertekad untuk melindungi kalian,sampai kapanpun sampai aku mati"

Yuvi pun tertawa dan berkata"hahaha aduh perutku sakit,aku tidak bisa menahan tawa saat kau mengatakan hal tersebut,"

Sabrina pun menatap tajam kearah Yuvi 

"Kkk-kenapa,?,apa aku salah?"Jawab Yuvi yang mulai ketakutan.

"tidak aku hanya penasaran bagaimana ceritamu mengenai markas kami "Jawab Sabrina.

Yuvi pun perlahan berdiri namun Sorot tatapan Sabrina semakin menusuk perlahan ia mencoba menjauh namun ketika hendak berbalik badan ia menabrak Lous hingga terjatuh.

Lous pun menatap Yuvi kemudian menarik telinganya sembari berkata"bukankah sudah ku katakan Siang ini kau harus menyelesaikan daftar barang"

"Ayo ikut " Ucap Lous Sembari menarik Yuvi pergipergi diiringi dengan suara kesakitan dari Yuvi.

Sabrina pun beranjak dari tempat duduknya dan berdiri di depan Kara dan berkata "aku mengerti keadaanmu sekarang namun bisakah kau tetap fokus pada tujuanmu menciptakan kedamaian?, aku mengerti kau merindukan Gourment setelah semua ini selesai ada sesuatu yang ingin ku katakan kepadamu" Sabrina pun berbalik dan pergi meninggalkan Kara.

Kara hanya kembali menatap jendela sembari merenung.

Di dalam Perjalanan Sabrina pun melihat kearah atap markas dan melihat White Dove sedang menunggu dirinya.

Ia pun berjalan keluar dari Markas menuju Hutan tempat persembunyian Pasukan Hantu merah.

Tepat didepan pintu menuju tempat persembunyian Sabrina melihat White Dove sedang menunggunya.

"Apakah Jendral menunggu didalam? " Tanya Sabrina.

White Dove hanya mengangguk dan mereka berdua masuk ke dalam markas.

Sesampainya didalam ia menghadap George memberikan penghormatan dan kemudian melaporkan situasi.

"Jadi White Dove emm. Maksudku Gourment kau sudah bekerja keras sebagai anggota perdamaian selama beberapa minggu ini, ku harap kau tetap mempertahankan kerahasiaan dari identitas asli dirimu. " Ucap George.

Ia pun melirik ke arah Sabrina dan berkata "mulai hari ini akan ada misi khusus yang perlu kalian kerjakan, terutama White Dove, aku sudah menulis surat untuk diterbitkan di media Khorkan terkait kematian dari Gourment kuharap kalian menyampaiakn surat ini agar dapat dimuat di surat kabar mereka, "

"Hati-hati dalam penyamaran kali ini kuharap tidak ada kesalahan fatal terulang" Ucap George yang kemudian langsung pergi keluar dari ruangan.

Mayrie yang baru saja tiba langsung memberikan penghormatan kepada George dan di balas dengan senyuman.

"Hei apa aku ketinggalan sesuatu? " Tanya Mayrie.

"Kita akan menjalankan misi dan ini misi pertama White Dove dia akan pergi ke Alun-alun ibukota Khorkan dan kau akan menemaninya selama perjalanan hingga informasi sampai ke tangan klien. " Jawab Sabrina.

"Heeh.. Aku tidak mau pergi aku baru saja kembali dari Kota dan harus kesana lagi, bisakah kau memberikan tugas ini kepada Craux saja? " Pinta Mayrie.

"Tidak kau harus pergi bersama dengan dia dan pastikan dia tidak melakukan kesalahan yang membuat misi berantakan," Jawab Sabrina

Kemudian Sabrina pun berbisik kepada Mayrie "ingatlah kau yang punya ide untuk menarik anak ini dan kau harus bertanggung jawab atas permintaanmu yang sudah membuat kacau semua orang. "

"Siap Nona" Jawab Mayrie dengan tegas.

Sore itu ditutup dengan sebuah adegan dimana keributan dalam markas Khorkan karena Sierra telah menghilang dari kamarnya.

"Kemana lagi kau kali ini, Sierra? " Ucap Crigia dalam hati sembari memerintahkan beberapa pasukan untuk menggeledah setiap tempat.