Chereads / A Phoenix's Story / Chapter 6 - Pedang Mistis 1

Chapter 6 - Pedang Mistis 1

Beberapa hari telah berlalu sejak Minami bergabung dengan pasukan pemberontak. Sekarang Minami telah memiliki rutinitas baru.

Sepulang sekolah, Minami dan Azuki langsung menuju ruang berlatih di markas bawah tanah.

Ruang itu berwarna serba putih, sama seperti ruangan tempat Azuki dan Ritsuko mengikat Minami namun jauh lebih luas "Hari ini kita akan berlatih menembakkan apimu, Minami" Kata Azuki pada Minami.

Minami pun menjawab dengan mantap "Baiklah" Dalam kegiatan latihan ini Minami mengenakan celana pendek gym berwarna hitam serta t-shirt polos berwarna putih sementara si pelatih, Azuki mengenakan celana training berwarna hijau serta jaket jersey yang juga berwarna sama.

KLIK

Azuki menekan sebuah remote. Beberapa saat kemudian muncul sejumlah boneka latihan dari lantai, dinding dan langit-langit ruangan itu.

"Sekarang coba tembak semua boneka itu dengan apimu dalam waktu 30 detik" Kata Azuki sambil membawa stopwatch "Baik, akan kucoba" Kata Minami.

Mata Minami kemudian berubah menjadi berwarna merah, tato berbentuk api juga terlihat di pipinya dan di kedua tangannya juga mulai mengeluarkan api.

"Dimulai dari..." Azuki memberi aba-aba, Minami juga menyiapkan kuda-kudanya "…Sekarang!" Teriak Azuki sambil menekan tombol stopwatch.

Minami mulai berlari dan menembakkan dua boneka yang terdekat dengannya dengan api yang keluar dari tangan kanannya.

Setelah dua boneka itu terbakar, Minami menembakkan api pada sebuah boneka di langit-langit ruang latihan itu dengan tangan kanannya.

Minami kemudian menembak sebuah boneka lagi di langit-langit dengan tangan kanannya Setelah itu, Minami menembak dua boneka yang ada di dinding sebelah kirinya dengan kedua tangannya.

Minami kemudian berbalik dengan cepat dan menembak dua boneka lagi yang ada di dinding sebelah kanannya "Sudah semua" Kata Minami terengah-engah, mata merahnya kembali berubah menjadi coklat dan tato berbentuk api di pipinya menghilang.

Azuki lalu menekan kembali tombol stopwatchnya "23 detik, kamu cukup cepat Minami" puji Azuki "Terima kasih" Minami menjawab pujian Azuki "Kita sudahi dulu latihannya untuk hari ini" Kata Azuki mengakhiri kegiatan latihan Minami.

Kedua gadis itu keluar dari ruang latihan dan memasuki lift.

Begitu tiba di dalam lift, Azuki memasukkan kata sandi di panel yang berada tepat di bawah tombol lantai dan setelah itu lift pun naik.

Kedua gadis itu tiba di lantai 3 dan mulai berpisah, Minami tiba di depan pintu dengan nomor 4, Minami membuka pintu itu, memasuki kamar tidurnya dan segera berganti baju.

Minami keluar dari apartemennya mengenakan rok pendek berwarna biru aqua dan t-shirt lengan panjang berwarna hitam.

"Oh Minami, kamu mau pergi kemana?" Kata Azuki yang kebetulan juga keluar dari apartemennya. "Aku mau berbelanja untuk membuat makan malam, kalau mau kamu juga boleh ikut makan di tempatku" kata Minami mengundang Azuki untuk makan di tempatnya.

"Sepertinya menyenangkan, aku terima tawaranmu" Jawab Azuki.

Begitu Minami di supermarket, dengan lihainya Minami mengambil bahan-bahan yang dia inginkan dengan kualitas yang terbaik.

Setelah Minami membayar bahan-bahan makanan di kasir, Minami segera pulang ke apartemennya.

Begitu Minami sampai di apartemennya dia menyadari bahwa pintu apartemennya telah terbuka menandakan bahwa Azuki telah masuk ke apartemennya dan menunggu Minami.

Namun begitu Minami menuju dapur, Minami pun terkejut.

Terlihat Ritsuko dan Kanako telah duduk di meja makan, menunggu makan malam buatan Minami "Selamat malam, Minami-chan" sapa Kanako "Kenapa kalian disini?" tanya Minami kebingungan.

"Kami diajak Azuki untuk makan bersama di tempatmu" Jawab Ritsuko dengan enteng.

"Haaah… aku sudah menduga hal ini terjadi, untung aku beli bahan yang banyak" Kata Minami menghela nafas.

"Tunggu saja di situ" Minami kemudian memasang celemek di badannya dan memasuki dapur.

Setelah itu Minami mengeluarkan bahan-bahan makanannya yang terdiri dari sayuran dan daging steak dari kantong plastik.

Setelah mencucinya, Minami dengan lihai mengolah bahan-bahan tersebut.

Sambil menunggu daging steak yang dia masak matang, Minami dengan segera memasak saus.

Setelah beberapa lama jadilah masakan Minami, dia kemudian menghidangkan empat piring hamburger steak di meja makan beserta empat mangkuk berisi nasi putih.

Minami pun melepaskan celemeknya dan bergabung dengan lainnya di meja makan.

"Itadakimasu" Kata keempat perempuan tersebut secara bersamaan sebelum mereka mulai memakan makan yang dimasak Minami.

"Enak!" Kata Kanako sambil mengunyah makanannya "Benar! ini enak sekali" kata Ritsuko yang sedang makan "Ternyata Minami pintar memasak, ya" Puji Azuki namun Minami dengan tenang kembali memakan makanannya.

"Terima kasih atas makanannya" Kata keempat perempuan itu secara bersamaan setelah selesai makan Minami membawa semua piring yang kotor ke wastafel di dapur dan mencucinya.

"Memangnya kalian jarang makan makanan yang enak, ya?" Tanya Minami yang sedang mencuci piring "Aku hampir bekerja 24 jam di markas, jadi aku hanya makan makanan instan atau yang gampang dimasak" Kata Kanako.

"Begitu juga denganku, aku terlalu sibuk mengatur Gerakan Pemberontak jadi aku jarang makan di restoran" Kata Ritsuko.

"Kalau aku hanya bisa masak makanan yang sederhana" Kata Azuki "Begitu" Jawab Minami yang masih mencuci piring.

"Baiklah, kalau begitu kami berdua akan kembali bekerja di markas, kalian berdua boleh beristirahat" Kata Ritsuko seraya berjalan keluar apartemen Minami.

"Minami-chan pintar memasak, mungkin suatu saat nanti kamu bisa jadi istrinya Azuki-chan" Kata Kanako menggoda Minami.

Pipi Minami pun memerah "Jangan mengatakan hal yang memalukan seperti itu, Kanako-san" kata Minami sambil malu.

"Baik, baik, maafkan aku" Kata Kanako sambil meninggalkan apartemen Minami.

Keesokan harinya sepulang sekolah, latihan Minami dengan Azuki berlanjut.

Kedua gadis itu memakai pakaian yang sama seperti kemarin "Hari ini kita akan melatih kelincahanmu" Kata Azuki.

Azuki lalu menekan sebuah remote. Kemudian sejumlah boneka latihan membawa crossbow yang berbaris di sebelah kiri dan kanan ruang latihan pun muncul dalam keadaan siap menembak.

Azuki kemudian menjelaskan "Kamu harus berlari sampai ke ujung ruangan itu tanpa terkena panah yang ditembakkan boneka-boneka latihan ini" Minami kemudian mengamati situasi.

"Dan jangan khawatir kalau kamu terkena panah mereka, panah itu tidak tajam" Tambah Azuki. "Dimulai dari…" Azuki memberi aba-aba sementara Minami mengambil posisi berlari.

"…Sekarang!" Azuki memberi perintah dan membuat Minami mulai berlari sementara boneka-boneka latihan itu mulai menarik pelatuk crossbow mereka secara otomatis.

Minami secara refleks menghindari tembakan-tembakan anak panah sambil berlari.

Dia menunduk, mundur ke belakang, berguling ke depan dan memutar badannya untuk menghindar panah-panah tersebut.

Namun Minami tidak selalu berhasil, beberapa kali juga dia terkena panah-panah tumpul yang ditembak boneka-boneka latihan itu.

Pada akhirnya Minami sampai di ujung ruang latihan "Hebat" puji Azuki. Azuki lalu menekan remote lagi dan membuat boneka-boneka latihannya menghilang, lalu muncul lagi sambil membawa sebuah AK-47.

Azuki lalu memberi penjelasan "Sekarang kamu harus berlari kembali ke tempatku tanpa terkena tembakan AK-47 dari boneka-boneka ini".

"Jangan khawatir, peluru yang ada di dalam senapan itu adalah peluru BB. Walaupun kamu kena tembak tapi rasanya tidak akan sesakit tertembak peluru sungguhan" kata Azuki menenangkan Minami.

Setelah memberi tanda untuk mulai, Minami segera berlari menuju tempat Azuki sambil menghindar tembakan senapan boneka-boneka latihan itu.

Namun menghindari peluru tidak mudah, bentuk dan ukurannya lebih kecil dari anak panah yang membuat Minami kesulitan melihat arah datangnya peluru. Sebagai akibatnya, dia tertembak banyak peluru BB "Aduh! Aaah!" Teriak Minami kesakitan.

Setelah berjuang menghindar, Minami akhirnya mencapai tempat Azuki berdiri sambil jatuh tertelungkup.

Azuki kemudian berlutut sambil berbicara pada Minami "Tidak buruk juga, Minami" Azuki memberi semangat "Bukan berarti kamu tidak mampu menghindar lho, Menghindari peluru itu memang sulit".

Minami kemudian berdiri sambil membersihkan debu-debu yang ada di pakaiannya. "Kita sudahi latihan untuk hari ini, Aku juga harus melapor pada Ritsuko-san mengenai hasil latihanmu".

"Dan juga, Minami" Azuki memanggil Minami "Kamu dipanggil Mio-san di ruang kerjanya" Perintah Azuki.

"Baik, aku akan segera ke sana" Kata Minami.

Setelah lama mencari, akhirnya Minami yang telah berganti pakaian dengan rok pendek biru aqua dan kaus lengan panjang berwarna hitam tiba di ruang kerja Mio.

Minami pun mulai mengetuk pintu ruang kerja Mio "Masuklah" Kata Mio dari dalam ruang kerjanya.

"Permisi" kata Minami sambil membuka pintu ruang kerja Mio.

Ruang kerja itu mirip seperti perpustakaan, terdapat banyak rak buku yang berjejer memanjang dan tepat di samping pintu terdapat meja kerja dimana Mio sedang menulis sesuatu "Akhirnya kamu datang" kata Mio "Ano, Mio-san ada urusan apa aku tiba-tiba dipanggil ke kantormu?".

Mendengar hal itu Mio menghentikan pekerjaannya lalu menjelaskan pada Minami "Aku ingin memeriksa tubuhmu, Minami, dengan begitu kamu akan tahu kekuatan dan kelemahanmu".

Mio kemudian berdiri dan mulai berjalan "Ikuti aku" Perintah Mio sementara Minami hanya bisa menurutinya.

Setelah berjalan hingga ujung ruangan, terdapat mesin yang mirip seperti kapsul tidur.

Mio lalu duduk di depan komputer "Baiklah, sekarang aku akan memeriksa tubuhmu. Sekarang lepaskan pakaianmu dan masuklah ke dalam mesin itu" Kata Mio.

Minami kebingungan mendengar perintah Mio "Eh? apa maksud perkataanmu tadi, Mio-san?" Mio kembali berkata "Aku bilang lepaskan pakaianmu dan masuk ke dalam mesin itu".

Minami pun gugup "Ta-ta-tapi mungkin aku ha-harus…" Namun sebelum Minami menyelesaikan kalimatnya Mio kembali berkata dengan tegas "Lepaskan. Pakaianmu" Perintah Mio yang tegas cukup untuk membuat Minami patuh.

"Baiklah" Minami kemudian melepas baju dan roknya dan memperlihatkan bahwa dia hanya mengenakan celana dalam dan bra berwarna putih.

Minami pun memeluk tangan kirinya menggunakan tangan kanannya untuk menutupi tubuhnya "Sekarang buka pintu mesin itu dan berbaringlah di dalamnya" Minami pun menurut.

Setelah Minami berbaring di dalam mesin, pintu mesin itu mulai menutup. Mio kemudian mengendalikan mesin itu lewat komputer "sekarang mulai proses scanning" Kata Mio sambil melihat citra tubuh seorang perempuan yang sedang disinari melalui monitor.

Setelah beberapa saat akhirnya proses itu selesai "Proses scanning selesai, kamu boleh keluar Minami" Kata Mio. Minami pun keluar dan segera mengenakan pakaiannya kembali.

Mio lalu mencatat sesuatu di buku catatan kecilnya "Baiklah, ini hasil pemeriksaan tubuhmu" Mio mulai menjelaskan pada Minami yang telah mengenakan pakaiannya kembali.

"Kita tahu bahwa semua kekuatanmu disegel dan akhirnya kamu menjadi seperti manusia biasa, tapi karena Azuki melepas sedikit segelnya akhirnya kamu bisa menggunakan sedikit kekuatanmu" Mio berbicara panjang lebar.

"Kekuatanmu yang dapat kamu kendalikan sekarang adalah mengeluarkan dan mengendalikan api dan juga menyembuhkan kembali luka di tubuhmu" Minami hanya mendengarkan penjelasan Mio.

"Namun sayangnya kekuatan yang menjadi ciri khas phoenix masih tersegel" Minami kemudian bertanya "Ciri khas phoenix? Apa itu?" Mio kembali menjelaskan "Kekuatan untuk hidup kembali setelah mati".

"Dalam legenda, phoenix terkenal karena dia dapat lahir kembali dari abu pembakarannya apabila telah mati karena mencapai umur tertentu" Kata Mio menjelaskan.

Mio akhirnya mengatakan kesimpulannya "Jadi kesimpulannya adalah, kamu bisa menyembuhkan luka-lukamu, tapi apabila kamu menerima terlalu banyak serangan sebelum sempat menyembuhkan lukamu, kamu bisa tewas secara permanen tanpa bisa lahir kembali".

Minami menelan ludahnya setelah mendengar kesimpulan Mio "Oleh karena itu berhati-hatilah" kata Mio "Baik, akan kuingat itu" jawab Minami.

Sementara itu di Kantor Pusat Perusahaan Asakura, Seorang perempuan sedang memberi laporan perkembangan bisnis perusahaan Asakura pada sang CEO melalui tablet pc.

"Saham kita di Amerika stabil, Sementara saham kita di Inggris semakin meningkat" Sang CEO yang wajahnya tak terlihat karena tertutup bayangan tersenyum, Sang CEO lalu bertanya "Bagaimana dengan kabar buruknya?" .

Perempuan itu kemudian berkata "Bisnis kita tidak berjalan lancar di Timur Tengah, banyak negara disana yang memboikot Perusahaan kita".

"Cih" Gerutu sang CEO.

"Ada satu berita lagi" Mizuki menambahkan "Kami berhasil mendapatkan senjata itu dari wilayah selatan Jepang dan sekarang sedang dikirim ke Tokyo, kemungkinan akan tiba besok" sang CEO kembali tersenyum "Bagus, itu baru berita yang bagus" Kata sang CEO.

Sementara itu di Ruang Komando Ritsuko masih memantau perkembangan gerakan pemberontak.

Azuki memasuki Ruang Komando sambil membawa dokumen "Ritsuko-san, aku datang untuk melaporkan hasil latihan Minami" Kata Azuki.

Ritsuko yang sedang mengoperasikan komputer melirik Azuki sebentar, lalu kembali mengoperasikan komputernya "Baiklah, silakan jabarkan" Kata Ritsuko.

"Minami berkembang dengan pesat, sekarang dia telah terlatih dan siap untuk menjalankan misi" Kata Azuki memberi laporan.

Ritsuko pun tersenyum "Itu berita bagus, dan kebetulan juga senjata itu juga akan tiba di Tokyo" Ritsuko kemudian memerintah Azuki "Panggil Minami ke sini, Azuki, aku akan memberinya misi pertama".

bersambung