Minami pun duduk di ranjang yang berada di kamar Azuki dengan gugup sambil memainkan tangannya.
Azuki yang melihat tingkah Minami melalui cermin riasnya hanya tersenyum "Kenapa gugup begitu, Minami-san? Kita ini sama-sama perempuan" kata Azuki sambil melepas jepit rambut kupu-kupunya dan menaruhnya ke dalam sebuah kotak.
"Aah, benar juga perkataanmu itu" kata Minami memberanikan dirinya.
Minami lalu melepas ikat rambutnya dan membiarkan rambut coklatnya terurai.
Azuki lalu berkata pada Minami "Jangan pikirkan soal seragammu Minami-san, orang-orang Pemberontak akan memperbaikinya".
"Begitu, ya, terima kasih" Azuki lalu mematikan lampu kamarnya dan segera berbaring di sisi kiri kasur sambil menguap "Baiklah, selamat tidur Minami-san" ucap Azuki.
"Y-ya, selamat tidur Azuki-san" kata Minami yang tidur membelakangi Azuki.
Minami kemudian berbicara dalam hati "Tenangkan dirimu, Minami! ingat! kita ini sama-sama perempuan" setelah terjaga beberapa lama karena terlalu gugup Minami akhirnya tertidur juga.
Keesokannya Minami terbangun terlebih dulu dia lalu memperhatikan Azuki yang sedang tertidur "Kamu cantik juga kalau sedang tidur, Azuki-san".
Beberapa menit kemudian Azuki pun terbangun "Selamat pagi, Azuki-san" Kata Minami pada Azuki "Selamat pagi juga, Azuki-san" jawab Azuki.
Minami lalu memegang tangan Azuki "Eh?" Azuki kebingungan "Azuki-san, antar aku ke Ritsuko-san" pinta Minami.
Azuki dan Minami yang telah mengenakan seragam sekolah Tatsuki dengan rapi lalu menuju lift.
Azuki lalu menekan tombol yang membuat lift itu menuju lantai 15.
Ritsuko yang mengenakan celana panjang dan kemeja lengan panjang yang telah dilipat sedang meminum kopi selagi membaca tablet pcnya tiba-tiba dikejutkan dengan suara ketukan pintu di depan apartemennya.
"Ada apa pagi-pagi begini" Kata Ritsuko berjalan menuju pintu.
Begitu membuka pintu Ritsuko mendapati Azuki dan Minami berada di depan apartemennya "Oh ada perlu apa, Minami?" Tanya Ritsuko.
Dengan mantap, Minami berkata "Ritsuko-san aku sudah memutuskan. aku akan bergabung dengan Gerakan pemberontak".
Ritsuko pun tersenyum "Baguslah kalau begitu, mulai hari ini kamu harus tinggal di apartemen ini dan harus mematuhi semua perintahku" Minami kemudian menjawab "Ya! Aku siap!" Ritsuko kemudian meminum kopinya yang dari tadi dia bawa di tangan kanannya.
"Lebih baik kalian pergi sekolah dulu, aku akan mengurus penempatan apartemenmu dan aku juga akan menyuruh orang-orangku untuk mengambil barang-barang dari rumahmu".
"Baik, Komandan" Jawab Minami "Dan sepulang sekolah aku ingin kamu menemuiku di Ruang Komando, Azuki akan menunjukkan jalannya nanti" Ritsuko menambahkan "Dimengerti" Jawab Minami.
Di kelas 1-2 Minami dan Azuki dikerubungi oleh teman-teman sekolahnya "Yamashita, apa yang kamu lakukan kemarin dengan Murasaki?" Tanya seorang siswi.
"Aku juga ingin tahu, Minami-san" Yukari juga menambahkan "Bagaimana mengatakannya ya" kata Minami dalam hati sambil mengarang cerita.
Minami mulai bercerita "Jadi begini, Aku diundang ke rumah Azuki-san lalu aku bertemu dengan walinya" Teman-teman sekelasnya mulai mendengarkan.
"Lalu setelah bicara banyak hal, aku sadar kalau aku terlalu malam bertamu di rumah Azuki-san" Siswi-siswi yang mendengarkan semakin banyak "Lalu? Apa yang terjadi?" Tanya salah satu siswi.
Minami kemudian melanjutkan "Jadi akhirnya aku menginap di rumah Azuki-san" setelah mengatakan itu para gadis pun berteriak histeris "Kyaaaaa!".
"Sudah kuduga ternyata Azuki-san memang menyukai Minami-san" Kata seorang gadis.
"Baru satu hari bertemu kalian berdua sudah menjadi couple" kata gadis lainnya.
Azuki hanya tersenyum sementara Minami hanya bisa sweatdrop melihat tingkah teman-temannya.
"Lalu setelah itu bagaimana?" Seorang siswi kembali bertanya "Jadi karena berbagai alasan sekarang aku akan pindah ke dekat apartemen Azuki-san" para gadis kembali berteriak histeris "Kyaaaa!".
"Yamashita ternyata rela pindah rumah hanya untuk bisa berduaan dengan Murasaki" Kata seorang siswi.
"Ternyata Azuki-san dan Minami-san memang saling menyukai satu sama lain" Kata Yukari yang membuat Minami kembali sweatdrop.
Sepulang sekolah, sesuai perintah Ritsuko, Minami pergi menemuinya di Ruang Komando.
Setelah tiba di markas bawah tanah, Minami mengikuti Azuki dari belakang.
Kedua gadis itu melewati beberapa percabangan koridor sebelum akhirnya tiba di ujung koridor, di depan sebuah pintu besar.
Azuki lalu membuka pintu tersebut dan mereka berdua masuk ke dalam sebuah ruangan besar.
Di depan ruangan itu terdapat layar LCD besar beserta layar-layar LCD lain yang lebih kecil.
Terdapat empat orang yang sedang mengoperasikan komputer-komputer tersebut.
Tepat di depan pintu masuk terdapat sebuah meja kerja besar dimana terlihat Ritsuko sedang duduk di kursi di belakang meja kerja itu.
Di depan meja kerja Ritsuko terdapat sebuah meja kerja lain yang diisi sebuah komputer dan monitor yang terlihat lebih canggih dari komputer-komputer yang lain.
Seorang wanita berambut pirang sedang mengoperasikan komputer canggih itu "Ritsuko-san kami pulang" Kata Azuki.
Ritsuko yang mengenali suara itu menoleh dan menyambut Azuki dan Minami "Ah! selamat datang kembali".
"Tempat apa ini?" Tanya Minami "Ini adalah ruang komando" Jawab Ritsuko "Gerakan pemberontak adalah gerakan yang tersebar di seluruh dunia, disinilah aku memberi perintah atau misi pada semua anggota pemberontak" Kata Ritsuko "Hebat juga" Minami terkagum.
"Ada orang yang ingin kuperkenalkan padamu" Kata Ritsuko "Kanako! Kemarilah sebentar" Ritsuko memanggil wanita berambut pirang yang sedang mengoperasikan komputer canggih itu.
Merasa namanya dipanggil wanita itu segera meninggalkan komputernya dan menemui Ritsuko.
Ritsuko kemudian berbisik kepada Minami "Dia itu agak mesum, jadi berhati-hatilah" Perkataan Ritsuko membuat Minami berkeringat.
Wanita itu mengenakan rok pendek berwarna hitam dan kemeja lengan pendek berwarna putih. Wanita itu lalu menyalami tangan Minami.
"Selamat siang, Senang bertemu denganmu! Namaku Ogawara Kanako!" Kata anako menyalami tangan Minami dengan kencang, mata birunya menatap wajah Minami.
"Na-namaku Yamashita Minami, a-aku adalah seekor phoenix dan aku juga baru bergabung dengan pemberontak, mohon bantuannya" Kata Minami dengan gugup.
"Kamu cantik juga, ya!" Kanako mengelus pipi kanan Minami dengan tangannya dan membuat pipi Minami jadi memerah.
Kanako kemudian melihat Azuki, lalu kembali melihat Minami.
"Minami-chan kemarin kamu menginap di kamar Azuki-chan, bukan?" Tanya Kanako "Y-ya itu betul" Minami membenarkan, Kanako kemudian menyeringai.
"Hei-hei Minami-chan ada yang ingin kutanyakan padamu" Minami hanya menjawab "Apa itu Kanako-san?" Kanako kemudian bertanya.
"Kamu ini seme atau uke?" Pertanyaan itu hanya membuat Minami kebingungan "A-aku tidak mengerti apa maksudmu, Kanako-san" Kanako kemudian mendekatkan wajahnya pada Minami.
"Kamu ini menyerang atau diserang Azuki-chan?" Kanako menjelaskan pertanyaannya namun hal itu membuat Minami makin kebingungan.
"Sudah, Jangan tanya dia hal-hal berbau otaku, Kanako!" Ritsuko Menyela.
Kanako kemudian memperkenalkan Kanako pada Minami "Dia adalah Ogawara Kanako, dia bertugas sebagai operator komunikasi, dia juga ahli komputer serta peretas yang handal".
Ritsuko kemudian memperkenalkan Minami pada Kanako "Dia adalah Yamashita Minami, dia adalah seekor phoenix tapi ingatannya disegel oleh perusahaan Asakura, dia juga baru bergabung dengan Gerakan Pemberontak".
Ritsuko lalu mengambil smartphonenya dan menelepon seseorang "Mio, segera kemari".
Beberapa menit kemudian seorang perempuan berambut hitam tiba di ruang komando.
Perempuan itu mengenakan rok pendek berwarna hitam dan sweater lengan panjang berwarna hijau "Namanya adalah Fujiwara Mio, dia adalah penasihat spiritualku" Ritsuko memperkenalkan Mio.
"Senang berkenalan denganmu" Kata Mio "Mohon bantuannya" Kata Minami yang kemudian berjabat tangan dengan Mio "Dia mengetahui segala hal yang berbau spiritual, karena dialah aku baru ingat kalau dulu aku pernah bertemu dengan phoenix" Jelas Ritsuko.
"Tubuhmu ini hebat juga, Minami" Kata Mio terkagum, mata birunya mengamati badan Minami dengan seksama "Walaupun kau seekor phoenix, tapi tubuhmu ini benar-benar mirip manusia" Tambah Mio.
"Ya, dia itu memang luar biasa" tambah Azuki "Dia bisa menyembuhkan dirinya sendiri bila terluka" kata Azuki "Begitu ya, hebat sekali" Puji Mio sambil mencatat sesuatu di buku catatan kecilnya.
"Nah, karena Minami sudah bergabung dengan pemberontak maka kalian semua harus akrab dengannya" Kata Ritsuko "Aku hampir lupa" Ritsuko tiba-tiba teringat sesuatu.
Ritsuko kemudian berjalan ke mejanya untuk mengambil sesuatu.
Setelah menemukan barang yang dicari, Ritsuko lalu memberikan sebuah smartphone pada Minami "Bawalah ini bersamamu, smartphone ini tidak dapat disadap atau dilacak namun sebaliknya smartphone ini bisa digunakan untuk melacak anggota Gerakan Pemberontak" Minami kemudian menerima smartphone pemberian Ritsuko.
"Dan juga selama beberapa minggu ke depan kamu akan dilatih oleh Azuki" Kata Ritsuko "Walaupun kekuatan phoenixmu telah terlepas sedikit segelnya tapi kamu hanya seperti gadis SMA biasa, kamu harus menambah kekuatan dan kelincahanmu, mengerti?" Azuki dan Minami pun menjawab "Dimengerti".
Minami lalu berkata pada Azuki "Azuki, karena kita mungkin akan berlatih bersama, maka mulai sekarang panggil aku Minami" Azuki pun tersenyum "Baiklah, Minami".
Kemudian Ritsuko mulai berdiskusi dengan Azuki, Kanako dan Mio.
Minami pun tersenyum dan berkata dalam hatinya "Mungkin bergabung dengan pemberontak bukan hal yang buruk, aku penasaran apa yang akan terjadi ke depannya".
Sementara itu di Kantor Pusat Perusahaan Asakura, seorang perempuan berkacamata yang berambut biru aqua sepanjang pundak serta mengenakan pakaian kantor berwarna putih bergaris-garis sedang berjalan dengan tergesa-gesa dia lalu membuka sebuah pintu dengan papan tanda bertuliskan CEO.
Perempuan lalu berteriak "Ryogi-sama! Ryogi-sama! ada berita buruk!".
Seorang wanita yang duduk di meja CEO pun merespon panggilan perempuan itu "Ada apa, Mizuki?" wanita itu bertanya.
Suasana ruangan CEO itu gelap walaupun hari masih siang, sang CEO pun tak terlihat wajahnya namun mata oranyenya menatap mata biru sekretarisnya dengan tajam.
Namun Mizuki, sekretarisnya, tak terlihat ketakutan dan langsung melaporkan beritanya "Subyek pengamatan kita, si gadis phoenix telah menghilang. ada kemungkinan besar kalau dia telah diculik dan dipaksa bergabung dengan Gerakan Pemberontak".
Mendengar berita itu, sang CEO pun menjawab "Hal itu memang benar-benar berita buruk" dia lalu berpikir.
"Mungkin hal ini sebaiknya dibiarkan saja, perseteruan kita dengan gerakan pemberontak akan lebih seru" kata sang CEO yang membuat si sekretaris kebingungan.
bersambung