Azuki menatap Minami yang telah jatuh tertidur "Jahat sekali kau, Ritsuko-san, membuatku harus membius Minami-san" kata Azuki mengomentari tindakan Ritsuko.
"Ini hal yang perlu dilakukan" Kata Ritsuko sambil mengeluarkan smartphone dari saku celananya.
Azuki lalu membersihkan gelas es teh yang berisi obat bius dan membawa gelas es tehnya sendiri serta mug berisi kopi kembali ke dapur.
"Aku sudah menelepon orang-orangku, kita akan membawanya ke bawah dan memeriksa tubuhnya" Kata Ritsuko menaruh smartphonenya kembali ke saku celananya sambil pergi keluar apartemen Azuki.
"Efek obat bius itu hanya sebentar, mungkin dalam satu atau dua jam dia akan terbangun jadi cepatlah" Perintah Ritsuko.
"Baik" Jawab Azuki "Minami-san, kau terlihat manis ketika tertidur" Kata Azuki pada Minami yang tidak sadarkan diri.
Suara-suara terdengar samar di kepala Minami yang mulai terbangun, namun semakin lama semakin terdengar jelas suara-suara itu "Aku sudah memeriksa tubuhnya" "Baguslah kalau begitu".
Akhirnya Minami pun terbangun, dia hanya melihat sebuah ruangan serba putih bersama Azuki serta Ritsuko yang sibuk mengoperasikan tablet pcnya.
"Dimana aku?" Tanya Minami yang baru sadar "Selamat pagi, Minami-san" Sapa Azuki "Yah, walaupun sekarang bukan pagi hari" Lanjutnya.
"Tunggu, ada apa ini? kenapa aku diikat?" Minami pun sadar bahwa dia sedang diikat dengan sabuk di sebuah kursi.
"Tenanglah Minami" Kata Ritsuko yang telah berganti pakaian dengan baju setelan resmi berwarna hitam.
"Mari kita lanjutkan pembicaraan kita" Kata Ritsuko "Aku sedikit berbohong Minami, sebenarnya aku bukan anggota Gerakan Pemberontak tapi aku adalah pemimpin Gerakan Pemberontak" Kata Ritsuko memberi klarifikasi pada Minami yang tidak terkejut sama sekali.
"Sebenarnya, Minami kau itu bukan seorang manusia" Ritsuko memberi pernyataan mengejutkan "Apa? Bagaimana bisa?" Kata Minami sangat terkejut.
Tanpa menghiraukan perkataan Minami, Ritsuko meneruskan "Kau adalah makhluk mitologi yang dikenal dengan nama burung phoenix" Ritsuko lalu menunjukkan tablet pcnya yang didalamnya terdapat gambar burung phoenix.
"Tapi itu tidak mungkin! Aku punya orang tua! Walaupun mereka sudah meninggal" Minami menyangkal perkataan Ritsuko.
"Maksudmu mereka?" Ritsuko kembali menunjukkan tablet pcnya yang didalamnya terdapat gambar seorang pria dan seorang wanita.
"Ya, itu mereka. Dari mana kau mendapatkan gambar itu?" Minami pun keheranan.
"Aku tadi memeriksa tasmu" Jawab Ritsuko "Oh, Omong-omong mereka berdua itu bukan orang tuamu" Lanjutnya.
"Fakta jika mereka sudah meninggal itu memang benar" kata Ritsuko sambil mengetik kembali tablet pcnya.
"Mereka adalah korban tewas kecelakaan kereta yang terjadi lima tahun yang lalu, tapi setelah aku mencari informasi, dua orang itu saling tidak mengenal satu sama lain" Ritsuko lalu menunjukkan tablet pcnya yang didalamnya terdapat foto-foto korban tewas kecelakaan kereta sewaktu mereka masih hidup.
"Foto ini diedit menggunakan software pengedit foto untuk menunjukkan seolah-olah mereka berdua adalah orang tuamu" Kata Ritsuko membandingkan foto pria dan wanita itu dengan foto yang ada di tas Minami.
"Tak bisa dipercaya" kata Minami akhirnya terduduk lesu dalam ikatannya.
"Jadi bagaimana Minami? Apa kau mau bergabung dengan Pemberontak?" Ritsuko kembali mengajak Minami "Aku… aku tidak tahu" jawab Minami bimbang.
"Aku baru tahu bahwa seluruh hidupku hanya tipuan dan kau masih mau mengajakku bergabung dengan Pemberontak!?" Kata Minami dengan nada marah pada Ritsuko.
Ritsuko pun menjawab "Sebenarnya Minami, kita pernah bertemu 8 tahun yang lalu, malah kaulah yang menyarankan aku untuk membentuk Gerakan Pemberontak" Namun Minami tidak menghiraukan perkataan Ritsuko.
"Dan juga jika benar aku ini seekor phoenix, kenapa aku tidak tahu akan hal itu?" Minami kembali bertanya.
"Aku juga tidak tahu, tapi setelah memeriksa tubuhmu ada kemungkinan kalau kekuatan phoenixmu dan ingatanmu telah disegel. Kemungkinan hal ini dilakukan oleh Perusahaan Asakura" Kata Ritsuko mengambil kesimpulan.
"Apa?" Minami kembali terkejut "Mungkin kita harus coba melepas segelnya" Pikir Ritsuko.
"Azuki" Panggil Ritsuko "Coba kau lepas segel yang ada di dalam tubuh Minami" Perintah Ritsuko "Baik" Azuki yang sedari tadi diam mulai menjalankan perintah Ritsuko.
Tangan kanan Azuki lalu bercahaya "Apa itu?" tanya Minami "Sebenarnya, Minami-san" Azuki berkata "Aku ini seorang penyihir".
"Hah? penyihir?" sebelum Minami sempat bertanya hal lain tangan kanan Azuki telah mendarat di dada Minami dan membuat seluruh tubuh Minami bercahaya.
"Aaaah! Aaaaah! Aaaaaaaaaah!" Minami berteriak mengerang, tangan dan kakinya yang diam terikat kini mulai memberontak ingin dibebaskan.
Setelah beberapa lama Azuki akhirnya jatuh berlutut dan seketika itu tubuh Minami berhenti bercahaya.
Ritsuko yang khawatir langsung membantu Azuki berdiri "Apa yang terjadi?" tanya Ritsuko "Segelnya terlalu kuat, aku tidak bisa melepas segel ingatannya aku hanya bisa melepas segel kekuatannya, itu pun tidak seluruhnya terlepas" Kata Azuki.
Minami lalu berkata "Kepalaku terasa sakit" Seketika itu Ritsuko dan Azuki melihat ke arah Minami "Lepaskan ikatannya dan ambilkan cermin" Perintah Ritsuko pada Azuki yang langsung dilaksanakannya.
Ikatan Minami pun dilepas, namun dia masih kebingungan "Aku tidak merasa ada yang berubah" "Benarkah?" Kata Ritsuko pura-pura heran.
Ritsuko lalu menerima cermin kecil yang diberikan oleh Azuki. "Coba lihat lagi dirimu" kata Ritsuko sambil menunjukkan cermin di depan wajah Minami.
Minami pun terkejut saat dia melihat cermin di tangan Ritsuko, mata coklatnya kini telah berubah warna menjadi merah dan ada tato bermotif api di kedua pipinya "Tidak mungkin…" Kata Minami masih tidak percaya.
Tiba-tiba keluar api dari tangan kanan Minami namun dia tidak terkejut.
Setelah beberapa lama, api di tangan kanannya menghilang tato api di pipinya juga menghilang dan mata Minami kembali berubah warna menjadi coklat.
"Bagaimana Minami? Apa kau mau bergabung dengan pemberontak?" Kata Ritsuko lagi-lagi mengundang Minami.
Namun Minami masih bimbang "Aku belum bisa memutuskan" katanya "Setidaknya beri aku waktu".
"Baiklah, kuberi kau waktu hingga besok" Kata Ritsuko dengan sabar "Terima kasih" Jawab Minami.
Setelah itu, Ritsuko langsung menyuruh Azuki "Azuki, antar dia ke atas".
Setelah keluar dari ruang tempat Minami diikat mereka berjalan di koridor panjang yang berwarna putih keabu-abuan. "Ini di mana?" Tanya Minami pada Azuki.
"Ini adalah markas besar Gerakan Pemberontak. Semua misi yang dilakukan Gerakan Pemberontak dilancarkan dari sini" Kata Azuki memberi penjelasan.
Kedua gadis itu pun tiba di depan sebuah lift.
Saat mereka masuk, Minami menyadari papan tombol lift tersebut sama dengan lift yang ada di apartemen Azuki "Azuki-san, lift ini adalah lift yang sama seperti yang ada di apartemenmu" Kata Minami.
"Jangan-jangan…" dia menduga namun langsung dijawab oleh Azuki yang mengetik kata sandi pada sebuah panel "Ya, itu benar. Markas besar Gerakan Pemberontak ada di bawah apartemen tempat aku tinggal".
Minami pun kembali terkejut namun Azuki kembali menjelaskan "Sebenarnya apartemen itu milik Ritsuko-san dan dia memutuskan untuk mengubahnya menjadi markas besar, dia tinggal di sana dan semua yang tinggal di sana adalah anggota pemberontak".
Pintu lift yang dinaiki kedua gadis itu pun menutup "Aku baru tahu kalau kamu itu penyihir Azuki-san, aku kira penyihir itu tidak ada" Kata Minami.
"Hahaha" Azuki tertawa kecil "Yah, memang, Para penyihir sekarang sudah membaur dengan masyarakat biasa" Kata Azuki.
"Memang sulit, ya bila ingin menjadi penyihir?" Minami kembali bertanya "Lumayan sulit, cara yang paling mudah untuk menjadi penyihir adalah terlahir dari orang tua penyihir" Azuki lalu mengelus jepit rambut kupu-kupunya sebentar dan kembali menjelaskan.
"Manusia biasa juga bisa menjadi penyihir, tapi butuh waktu lama karena mereka harus belajar mengeluarkan mana mereka" kata Azuki memberi penjelasan. Lift pun berhenti dan panel tempat Azuki mengetik kata sandi itu pun tertutup.
Kedua gadis itu pun tiba di lobi apartemen "Aku akan pulang dulu dan memikirkan tawaran Ritsuko-san" Kata Minami langsung berjalan menuju pintu keluar "Sampai nanti" kata Minami "Hati-hati di jalan" Balas Azuki.
Setelah menaiki kereta dan keluar dari stasiun bawah tanah, Minami akhirnya tiba di jalanan dekat apartemennya namun dia dikejutkan dengan sekumpulan orang yang memakai seragam berwarna hitam, helm, masker muka, rompi anti peluru, dan membawa senjata api seperti sepasukan tentara.
Truk pengangkut mereka dipasang lampu sorot yang terus menyusuri area seperti mencari sesuatu.
Minami yang ketakutan langsung bersembunyi di balik pohon terdekat dan mulai mencuri dengar percakapan seorang tentara yang sepertinya sedang berbicara melalui handsfree "Belum pak, kami belum menemukan gadis yang tinggal di apartemen kecil itu" Kata tentara tersebut.
"Kalau sudah ketemu tangkap dia! Kita tidak mau subyek pengamatan Perusahaan Asakura hilang begitu saja" Suara seorang pria yang sepertinya seorang komandan terdengar dari handsfree tentara tersebut "Siap, pak!" Tentara tersebut menjawab perintah komandannya.
Minami sadar bahwa gadis yang dicari adalah dirinya dan segera kabur dari sana, namun dia terlihat oleh tentara tersebut dan tersebut mulai melapor pada komandannya serta tentara lainnya.
"Ketemu! Dia sedang lari tepat di depanku!" Mendengar hal itu si komandan memberi perintah "Semua unit! Tangkap gadis itu!" Tentara-tentara tersebut mulai mengejar Minami.
"Berhenti Ojou-san!" "Jangan bergerak atau kau akan kami tembak!" tentara-tentara tersebut meneriaki Minami agar berhenti, namun dia tidak menghiraukan mereka dan tetap berlari.
"Semua unit! Kalian diizinkan menembak gadis itu!" Komandan tersebut memberi perintah lagi. Minami yang mendengar perintah itu hanya berdiri terpaku karena terlalu takut untuk berlari.
Tentara-tentara tersebut membidikkan senjata mereka pada Minami dan mulai menembakinya.
Minami hanya menutup mata bersiap menerima takdirnya.
Setelah beberapa saat dia keheranan karena tidak merasakan sakit dan mulai membuka matanya.
Saat Minami membuka matanya, Dia terkejut dengan apa yang dilihatnya. Di hadapannya terdapat sebuah benda terang berbentuk persegi panjang transparan yang berwarna putih dan menghalangi peluru-peluru yang mengarah pada Minami "Benda ini, terbuat dari cahaya…" Minami mengamati benda yang ada di depannya.
"Itu berarti…" Minami mengambil kesimpulan dan mulai mencari ke segala arah.
Tiba-tiba, sosok manusia mendarat di samping benda yang melindungi Minami.
Sosok itu adalah seorang gadis berambut putih panjang dengan jepit rambut berbemtuk kupu-kupu yang terpasang di sisi kanan kepalanya.
Sosok itu mengenakan seragam sekolah Tatsuki dan membawa sebuah pedang claymore "Tolong mundur sebentar, Minami-san" Kata gadis itu sambil melihat ke arah Minami.
Minami pun terpaku pada tatapan mata biru gadis itu dan mulai meneriaki nama gadis itu "Azuki-san!"
bersambung