Chereads / Pernikahan Paksa / Chapter 30 - Jangan Ambil HP Aku

Chapter 30 - Jangan Ambil HP Aku

Jasmine duduk dibelakang kelas sambil mencorat-coret buku matematika nya. Bu Tiara adalah guru matematika Jasmine. Ia sibuk menjelaskan tentang materi matriks. Tapi tidak ada satupun yang nempel pada otak Jasmine. Ia malah sibuk memikirkan isi pesan wa dari Alex. Alex mengajak bertemu sore ini di Cafe Centauri.

Jasmine melihat ke arah depan. Serena terlihat serius memperhatikan penjelasan Bu Tiur. Jasmine ingin tahu apa tujuan Alex ingin menemuinya. Sebenarnya di dalam lubuk hatinya yang terdalam Ia menyukai Karakter Alex yang keras dan penuh wibawa. Ia adalah kepala geng yang sangat disegani oleh anak buahnya yang banyak juga disegani oleh geng yang lain.

Banyak gadis yang mencintainya dan mengharapkan ada disisinya. Jasmine sendiri sangat suka berbincang tentang motor atau ilmu bela diri atau tentang perkelahian atau apa saja dengan Alex. Sepanjang Alex tidak menyentuhnya. Dan Alex sangat menghormati dia. Dia mungkin keras dan kejam terhadap yang lain, tetapi terhadap Jasmine dia sangat lembut dan baik hati.

Jasmine menatap handphonenya berkali-kali. Ia ingin sekali menjawab Iya, tapi teringat perjanjian dengan Rendi kalau Ia harus memberi tahu nya jikalau dia hendak pergi ke luar selain ke sekolah tentunya.

Serena menebarkan pandangannya ke seluruh kelas. Iksan tampak serius dengan kepala tegak menatap papan tulis. Sedari tadi dia duduk tegak. Bu Tiara sangat galak dan suka main tampar. Sialnya ga pernah ada orang tua yang berani melaporkan Bu Tiara karena Ayahnya seorang kepala polisi. Guru cantik jelita yang judes itu idola semua siswa laki-laki dan guru laki-laki di sekolahnya. Galak dan judes. Sialnya Ia adalah wali kelas Jasmine.

Dia satu-satunya guru yang berdiri independen di sekolah. Ia akan menindak setiap pelanggaran yang dilakukan oleh siswanya tanpa takut intimidasi dari orangtua siswa. Sehingga bisa dipastikan bahwa Bu Tiara sangat disegani oleh semuanya.

Biasanya Jasmine juga suka memaksakan diri memperhatikan penjelasan Bu Tiara. Sebenarnya otaknya tidak bodoh-bodoh amat. Walaupun tidak sepintar Serena kalau Ia mau berusaha Ia masih bisa mengekor diperingkat kedua. Tapi mana bisa Ia berhasil masuk rangking kalau kerjaannya kelayapan melulu dengan geng motor.

Ia berkali-kali ditegur Bu Tiara karena ketahuan tidur di kelas. Atau keluhan dari para guru karena sering terlambat dan kadang bolos sekolah bahkan berkelahi dengan siswa lain. Hanya yang membuat Ia selamat tidak dikeluarkan adalah Jasmine sangat tahu diri kalau sedang dimarahi oleh guru-guru. Dia selalu pasang wajah menyesal. Setiap dimarahi Ia selalu menundukkan kepalanya minta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Walaupun perjanjian itu di ingkarinya berulangkali.

Mata Bu Tiara yang tajam langsung melirik Jasmine yang sedang celingukan sambil memegang handphone. Dan Jasmine terkejut melihat Bu Tiara sudah ada dihadapannya. Tanpa bisa dicegah tangan cantik Bu Tiara merampas Handphone yang dipegang oleh Jasmine. Matanya melotot dengan judes.

"Dari tadi Ibu lihat kamu main HP terus, Sekarang malah lihat kiri kanan. Kapan kamu bisa fokus di pelajaran ibu? Nilai kemarin masih di bawah KKM. Kamu harus remedial dari kemarin sampai sekarang masih belum. Kapan Kamu mau berubah? Anak perempuan itu lazimnya harus lebih rajin dari anak laki-laki" Suara Bu Tiara yang merdu tapi kadang suka nyelekit nyakitin terdengar menggema ke seluruh kelas. Membuat wajah Jasmine memerah.

Anak laki-laki sontak melihat ke arah Bu Tiara dan Jasmine. Mereka malah membanding-bandingkan cantik mana antara Bu Tiara dan Jasmine. Dua-duanya sama-sama cantik dengan karakter yang berbeda. Anak perempuan Ingin mentertawakan Jasmine tapi hanya ditahan dalam hati. Kalau ketahuan bisa-bisa ditabok pipi kiri dan kanan. Akhirnya mereka cuma melihat sambil menyembunyikan tawa.

Setiap Jasmine di marahin guru selalu menjadi pemandangan yang menarik untuk mereka. Wajah Jasmine yang beringas suka langsung terlihat menyedihkan dan memelas. Ia selalu berpura-pura seperti orang yang sedang teraniaya.

Serena melihat ke arah sahabatnya. Ia sebangku dengan Erlan. "Lihat Kakak iparmu sedang diomelin oleh Bu Tiara."

"Iya..kapan robahnya dia. Padahal sudah mau UN" Bisik Erlan.

"Sst... hati-hati Erlan jangan sembarangan bilang Kakak Ipar. Nanti ketahuan dia sudah nikah. Bisa-bisa dia dikeluarkan dari sekolah"

Erlan nyengir. Yang Tahu Jasmine sudah nikah selain Iksan memang Erlan. Mereka melihat ke belakang Jasmine diomelin Bu Tiara.

"Bu Tiara kalau lagi ngomel-ngomel cantik banget yah.." Bisik Erlan. Serena langsung mendelik sebal.

"Kenapa Kamu melotot? Kamu cemburu? Nyatain cinta ke kamu ditolak terus. Jadi kalau Bu Tiara mau Aku siap jadi kekasihnya. Biarinlah lebih tua juga ga masalah." Kata Erlan sambil cengengesan.

"Diam!! Jangan ngomong sembarangan. Kedengaran sama Bu Tiara nanti habis kamu di suruh ngerjain soal"

"Ga apa-apa Aku mah dikasih soal banyak juga. Kan ada kamu yang siap ngebantu. The Queen of Mathematics Serena." Erlan tambah ngaco. Serena makin kesal Ia lalu memperhatikan kembali Jasmine dan Bu Tiara.

"Bu...HP saya mohon jangan diambil. Saya perlu itu buat alat komunikasi." Kata Jasmine sambil menunduk.

"Tidak!! Ambil oleh Kakekmu besok atau nanti pulangnya"

"Tapi Kakek saya sedang keluar negeri Bu"

"Kalau begitu oleh saudara kamu yang jadi wali"

Jasmine tambah memelas. "Bu ijinkan saya memindahkan data dulu. HP nya boleh Ibu ambil"

"Ya..ya Ibu tahu. Kalau kamu bisa membeli HP baru semudah membeli cireng. Jadi kalau HP saja diambil maka tidak akan memberikan efek jera. Ibu tunggu, pulang sekolah wali kamu"

Jasmine menganggukan kepalanya dengan lesu. Ia melirik ke arah Serena. Serena melotot kesal. Jasmine menundukkan kepalanya.