Jasmine masuk ke dalam kamar Serena dengan tanpa mengetuk dulu. Dilihatnya Serena sedang tertidur pulas. Ia masih belum bangun karena semalam Ia ikut begadang menunggu kakaknya menjemput Jasmine. Jasmine melempar tubuhnya ke atas ranjang sampai-sampai Serena terbangun karena di kiranya ada gempa.
Ketika dilihatnya Jasmine duduk dengan muka cemberut. Serena jadi kembali menutup matanya sambil menarik selimut kembali. Jasmine jadi sangat kesal. Ditariknya selimut itu lalu dilemparkan ke bawah. Serena langsung bangun dan duduk diatas ranjang.
"Ok Fix..Kau membuat Aku kesal..Ada apa? Pagi-pagi Kau sudah hendak mengacau dikamar ku? Kalau Kau mau membicarakan malam pertama mu, Aku tidak berminat. Aku lebih suka browsing di internet" Serena kembali membaringkan tubuhnya.
"Ya Tuhan..mengapa otakmu begitu mesum?? Otakmu itu isinya terlalu penuh sehingga jadi ngaco" Jasmine memukulkan bantal ke kepala Serena.
"Otakmu yang bebal..dewasa dikit dong jadi orang. Malam pertama malah balapan. Apa Kamu termasuk orang yang waras?"
"Sudah kuduga Kau yang memberi tahu kakakmu bahwa Aku balapan. Kau tahu Aku menunggu momen untuk balapan ini hampir satu bulan. Tapi semuanya berantakan gara-gara hari pernikahan ini. Aku kesal, Aku marah..." Jasmine memukul-mukul ranjang tempat tidur Serena hingga badan Serena mantul-mantul.
"Kamu itu anak gadis. Balapan malam-malam sama geng motor. Apa kamu ga takut diperkosa?"
"Aaargh..siapa yang berani memperkosa Aku? Dia cari mati"
"Mengapa tidak berani? Selama ini Kau selalu mengaku dirimu yang paling hebat. Paling jago. Apa kau tidak tahu? Di atas langit masih ada langit. Sekarang beritahu Aku? Apa Kakakku bisa Kau hajar?"
Jasmine terdiam, mukanya merah padam.
"Kau tidak berdaya melawan kakakku. Coba Kau pikirkan apa jadinya kalau yang lebih jago itu adalah salah satu anggota geng motor itu. Lalu dia memperkosa mu? Bagaimana? Apa otakmu itu pernah berpikir ke arah sana?"
Jasmine tambah manyun. Apa yang dikatakan Serena memang benar. Ia sama sekali tidak pernah berpikir akan bertemu dengan seseorang yang lebih jago darinya.
"Serena...apa Kakakmu nanti akan memperkosaku?. Dia sudah menciumku dengan paksa. Dia juga memegang dadaku." Tiba-tiba Jasmine menangis dengan keras. Ia bahkan menangis sambil menghentakkan kakinya. Serena sampai membungkam mulutnya. "Diam!!! Diam!!"
Jasmine terdiam dan mulai sesenggukan. "Aku takut, Aku tidak mau tidur sama Kakakmu. Aku mau sekamar denganmu saja"
"Hey..hey..mana bisa Kamu tidur dengan ku? Kamu sudah punya suami. kamu harus tidur dengan nya."
"Tidak mau..Aku takut"
"Eh..apa benar Kakakku sudah menciummu?" Tiba-tiba Serena penasaran. Jasmine mengusap air matanya seraya mengangguk.
"Bagaimana rasanya? Kamukan tahu Aku belum pernah nyobain?"
"Tidak enak, sakit. Ooh..ciuman pertamaku jadi hancur. Aku pikir akan berjalan romantis. Nyatanya malah mengerikan. Ini semua gara-gara Kakakmu. Kau harus bertanggung jawab?"
Serena kaget. "Mengapa Aku yang harus bertanggung jawab"
"Kau adalah sahabat ku tapi juga adiknya Rendi. Aku tahu otakmu sangat pintar. Berikan Aku cara agar aku bisa mengalahkan kakakmu. Kemudian rancanglah suatu siasat agar Aku bisa bercerai dengan Dia. Jika Kau berhasil melakukan itu Aku bersumpah akan memberikan mobil sport ku untuk mu"
"Amboi Jasmine..Kau sudah gelap mata. Mobil sport mu itu walaupun harganya dibawah satu milyar tapi pasti diatas 500 juta. Tapi Kau tahu?? kakakku tidak semurah itu harganya"
"Lantas Kau ingin apa? barang milikku yang paling berharga hanya mobil itu. Kau tahu umurku belum 18 tahun sehingga Aku tidak boleh menerima harta terlalu banyak dari kakekku"
"Aku tidak berminat memisahkan mu dari kakakku. Kau sangat cocok untuknya. Kau tidak usah khawatir Ia akan memperkosamu. Karena sebenarnya Ia gay"
"HAH????...GAY??..Ya Tuhan..yang benar Serena??" Jasmine tercengang mulutnya terbuka lebar.
"Coba saja Kau pikir. Dia sangat tampan, benar tidak?"
Jasmine menganggukan kepalanya. "Iya benar dia sangat tampan"
"Dia juga sangat kaya"
"Iya benar Ia juga kaya raya"
"Ia seorang direktur eksekutif"
"Iya kali?? Aku ga tahu." Jasmine menggelengkan kepalanya.
"Ia lulusan Universitas Buana dan mengambil gelar diluar negeri juga"
"Oh ya..Aku ga tahu tentang itu juga"
"Pendeknya Ia begitu sempurna"
"Iya benar Ia sangat sempurna."
"Hanya wanita bodoh yang tidak mau dengannya"
"Iya benar hanya wanita bodoh yang tidak mau dengannya.... " Jasmine sesaat terdiam tapi kemudian Ia sadar dengan ucapannya.
"Sialan Kau Serena. Kau mau bilang Aku wanita bodoh" Jasmine mencak-mencak dan Serena tertawa terbahak-bahak.
" Ha..ha..ha..maksudku sebenarnya sangat mudah bagi kakakku untuk mendapatkan banyak gadis. Tapi diusianya yang 27 tahun ini dia tetap masih melajang itu tandanya ada yang salah. Benar tidak??"
"Iya benar." Kata Jasmine.
"Itu karena Ia tidak pernah tertarik pada wanita. Ia Gay..Jasmine. Jadi Kau jangan takut lagi"
Jasmine terlihat bingung. "Apa benar Yang Kau katakan itu? Tapi dia menciumku"
"Hanya ciuman saja. Dia belum ngapa-ngapain kan?"
"Apa maksudnya ngapa-ngapain?"
"Kau belum bercinta dengan nya?"
Jasmine menggelengkan kepalanya dengan lugu.
"Itulah sebabnya Kau masih suci. Coba bayangkan. semalam kalian tidur berdua satu ranjangkan??"
"Iya.." Jasmine menjawab pendek.
"Nah.. harusnya Kalian berdua sudah bercinta"
"Tapi semalam Aku tertidur. Jangan-jangan dia melakukan saat Aku tertidur" Jasmine mulai berkaca-kaca lagi.
"Stop!!! Jangan menangis lagi. Kakakku semalam tidak mungkin melakukan sesuatu denganmu?"
."Tapi darimana kamu tau?"
"Apa sekarang itumu sakit??"
"Itu apa??"
"Hmmm ya..itu.." Serena menunjuk kearah milik Jasmine. Jasmine terpekik kaget.
Tangannya refleks memegang miliknya. Wajahnya pucat pasi. "Kau jorok!! Kau mesum..Aku tidak mau berbicara dengan mu lagi. Aku lebih baik bicara dengan tembok."
Jasmine keluar dari kamar sambil terus bersungut-sungut.
Serena bernafas lega melihat Jasmine keluar dari kamar. Ia hendak meneruskan tidur tapi kemudian kembali terbangun karena Jasmine tiba-tiba berbalik dan memanggil namanya.
"Serena..Eummm..Aku merasa tidak sakit. Apa itu berarti semalam Aku selamat?"
Serena Kembali bangun. "Bukannya Kau lebih baik bicara dengan tembok daripada Aku?"
Jasmine nyengir. "Jawablah!! biar Aku tenang"
Sambil cemberut Serena menjawab "Ya.. karena Kalau Kalian sudah bercinta semalam Kau tidak akan bisa berjalan dengan leluasa"
"Hah??? Memangnya kenapa?"
"Bercinta untuk yang pertama kali akan terasa sangat menyakitkan bagi wanita."
"Benarkah?? Darimana Kau Tahu? Apa Kau sudah pernah bercinta?"
Serena tidak menjawab malah mengambil bantal dan melemparkannya ke muka Jasmine. "Keluar dari kamarku sekarang juga!!! Aku bisa gila mendengar ocehan mu"
"Serena Apa Kau bercinta dengan Iksan?" Jasmine berteriak dengan sengaja untuk membuat Jasmine gusar
"Aaakh...." Serena memekik histeris Ia langsung meloncat dari tempat tidur dan mendorong tubuh Jasmine keluar dari kamarnya.
Sialan Kakak Iparnya itu. Bercinta dengan Iksan?? Pemuda konyol itu tidak ada dalam daftar pria favoritnya. Andaikan di dunia ini cuma tinggal dia pria yang ada di muka bumi maka Serena lebih baik tetap perawan.
Pria favoritnya haruslah cerdas, pintar, berwibawa, tinggi semampai dan berkacamata. Pria itu harus nyambung kalau diajak bicara mulai dari ilmu pengetahuan, pemerintahan, film, music dan pastinya Ia harus romantis. Pria bodoh jangan harap bisa menyentuh perasaannya.