"APA? " Kata Randi kaget karna mendengar perkataan polos pemuda itu, jantungnya hampir copot, tapi dia berusaha menahan emosinya dan bertanya.
" Emang.. kenapa kamu bisa suka sama Kasih? " Tanyanya penasaran. dia berusaha meredam emosinya..
"Soalnya Kasih tu beda Mas, orangnya tenang, manis, aku penasaran sama dia Mas, cewek -cewek di kampusku berlomba nyari perhatianku, eh.. dia malah cuek banget,ku boncengin pulang aja gak mau, dia gak tertarik sedikitpun sama aku. makanya aku jadi penasaran Mas " curhatnya.
'Ya iyalah.... sainganmu kan aku' batin Randi sok ke pe de an. Bibirnya tersenyum sinis.
Tapi dia cukup bangga sama Kasih, tak tertarik sama yang lebih muda dari suaminya ini.
"Mas.. gimana Mas? Mas ngijinin kan? Aku dekat ma Kasih? " Tanya cowok itu penuh harap. Padahal dada Randi udah naik turun nahan emosi yang terpendam.
"Jadi cerita nya makanan tadi nyogok nih? " Tanya Randi kesal..
" Hehe bukan nyogok sih Mas... cuma buat pendekatan.. " Jawabnya nyengir.
Ternyata.. Kasih hari itu pulang cepat, Arya langsung berbunga-bunga ketika menatap Kasih.
"Kasih... " Kata Arya dengan nada gembira.
Randi juga langsung menoleh.
"Eh kakak.. kok ada di sini? " Kasih balik nanya.
Dia lalu nyalami Randi seperti biasa, cium tangan.
"Ini.. lagi pendekatan ma kakakmu.. siapa tau diijinin jadi adik iparnya " Kata Arya malu.
" APA? " kata Kasih kaget.
"Mas... kok bisa? Meski Randa gak pernah pacaran, tapi dia cowok normal lho Mas! " Kata Kasih menjelaskan dengan nada syok pada Randi.
Dia gak ingin saudaranya itu punya pacar laki-laki.
"A. apa maksudnya? " Tanya Arya heran. kok gadis ini bawa-bawa.. siapa tadi? Randa?
Randi yang mendengar itu hampir tertawa, tapi di tahannya.
"Kamu gak boleh jadi iparnya Mas Randi, Randa itu cowok normal, asli, bukan abal abal, bukan juga setengah mateng , aku gak ijinin.. walau gimanapun, dia tu saudaraku juga, lagian kakak kenal Randa di mana? " kasih malah ngomel-ngomel gak karuan, Arya bingung... Randi gak bisa lagi nahan tawa.
"Mas... maksudnya apa ini? " Tanya Arya pada Randi..
"Kasih bukan adikku.. dia Istriku " Jawab Randi sambil tersenyum.
"APA? " Kali ini Arya yang Syok, dia sampai terduduk di tanah, karna lututnya terasa lemas.
"Dia kenapa Mas? " Tanya Kasih heran.
"Patah hati" Jawab Randi singkat.
" Hah? " Tanya Kasih tak paham.
Arya berjalan gontai menuju rumahnya, tanpa permisi. Separo perjalanan dia sadar dan balik lagi ke rumah Randi hanya untuk mengatakan permisi pulang.
Sorenya, Kasih dan Randi berkunjung ke rumah Arya, kebetulan cowok itu lagi gak ada di rumah, Kasih mengembalikan piring yang di bawa Arya pagi tadi, sekalian membalas isinya, mereka sadar, sudah hampir satu bulan di sini mereka belum mengenal tetangga sekitar.
memang Randi waktu kecil tinggal di rumah ini, tapi dia tak ingat dengan penghuni sekitar, dia hanya ingat dengan teman waktu kecilnya dulu yang bernama Cintia, tapi sekarang temannya itu pasti sudah menjadi wanita dewasa yang seusia dengannya, selebihnya dia tak ingat.
Randi memperkenalkan diri mereka berdua, dan mengatakan kalau mereka adalah suami istri. Ibu Arya sempat bingung karna beberapa kali melihat Kasih memakai seragam sekolah, setelah di jelaskan, akhirnya beliau paham, dan tertarik mendengar kisah mereka.
"Jadi.. kalian masih beda kamar gitu? " Tanya Ibunya Arya kepo.
Randi hanya tersenyum dan berkata..
"Aku bakal ngeresmiin hubungan kami dulu setelah dia tamat sekolah, rencananya mau ngadain pesta pernikahan ditempat kakek " jawab Randi lagi.
Ibu Arya sangat kagum, disaat ada pasangan muda-mudi yang tak berfikir akan masa depan mereka dan melakukan hal yang tak wajar sebelum mereka menikah, kedua orang ini yang sudah jelas halal, malah mau menahan sampai kelulusan istrinya demi masa depan istrinya itu.
"Mudah-mudahan rumah tangga kalian akur-akur saja ya" Kata Ibu itu.
"Oh ya Kasih.. jika butuh apa-apa, jangan ragu datang ke sini ya! "
"Iya.. makasih banyak Tante.. " jawab Kasih.
Mereka berdua pamit pulang, sesampai di rumah Randi menceritakan kisah tadi pagi pada kasih, gadis itu langsung tertawa cekikikan.. pantas saja cowok itu bengong saat dia marah-marah tadi.
......
Kasih sudah hampir satu semester ini kelas XII, jadi...waktunya berada di SMA ini cuma tinggal hitungan bulan, Kasih masuk jurusan Bahasa, dia sangat tertarik dengan Bahasa Ingris, selain bahasa Indonesia, di jurusan Bahasa ini dia mempelajari bahasa Ingris, Arab, Jepang dan Perancis. untuk bahasa Ingris dan Arab, gadis ini sudah hampir mahir, tapi untuk bahasa jepang dan perancis.. masih butuh perbaikan lagi, apalagi jika harus nulis tulisan kanji dan membacanya.
Kasih nantinya ingin menjadi seorang guru bahasa Ingris, dia tidak ingin mempunyai cita-cita menjadi pegawai kantoran ataupun pengusaha, dia ingin mempunyai waktu yang cukup untuk keluarga nya kelak, jika dia menjadi seorang guru, otomatis waktunya bersama anak-anaknya akan lebih banyak, jika liburan tiba, mereka akan libur bersamaan.
Di kelas ini, Kasih sering di gangguin sama Riko, cowok berkulit putih berambut ikal ini mempunyai hobi baru, cowok ini sering ngusilin Kasih, pernah suatu hari riko berkata..
" Kasih.. Bu Aminah nyariin kamu" Katanya serius.
"Ada apa Rik? " Tanya kasih cemas, dia takut nilainya bermasalah.
"Gak tau.. cepat temuin gih! " Kata cowok itu lagi.
Karna Riko ini seorang ketua kelas, Kasih percaya, dan berkeliling sekolah lah dia mencari bu guru tersebut. ternyata Bu Aminah duduk di meja piket.
"Ya buk? " Tanya kasih begitu menemui guru itu
"Hah? " Tanya Buk Aminah tak paham.
"Kata Riko ibuk tadi manggil saya! " Jawab Kasih.
"Ibuk tidak memanggilmu" Jawab buk Aminah heran.
guru-guru yang lain pada ketawa..
"Sekarang kan bukan april mop.. kok bisa ya? Riko ngusilin temannya. " Kata guru yang lain.
"Bilang sama dia, Ibuk minta di beliin lontong" kata Buk Aminah sambil tertawa.
Kasih pergi ke kelas dengan perasaan kesal. dia bertambah kesal saat melihat senyuman nakal Riko, Tapi dia berusaha agar terlihat tenang dan berkata..
"Riko.. Bu Aminah minta di beliin.
lontong" Kata kasih sedikit kesal.
Tawa Riko pecah.. melihat hal itu, Kasih semakin emosi dan langsung menonjoknya, tapi cowok itu langsung menghindar.
Pernah juga suatu hari sedang asik-asik belajar tiba-tiba cowok itu menoleh kebelakang dan berkata..
"Kasih.. kamu imut deh" Kasih langsung keliatan malu.
"Itam mutlak" celetuknya lagi. Mendengar itu kasih langsung manyun, soalnya kulit kasih gak itam kok, kuning, di banding si pucat ini ya.. memang perbedaannya jauh banget sih.
"Kamu kok tiap hari ngusilin dia?" Tanya Fia teman sebangku Kasih.
"Biar dia selalu mengingatku" Jawabnya dengan tatapan sayu.