Chereads / Nikah Gantung ( TAMAT) / Chapter 6 - Sepertinya gadis itu belum bisa menerima pernikahan mereka

Chapter 6 - Sepertinya gadis itu belum bisa menerima pernikahan mereka

"Aku akan lanjutkan menyiapkan sarapan" Kata Kasih lalu berdiri.

"Apa kamu sudah tidak apa -apa? " Tanya Randi cemas.

"Iya" Jawab Kasih lemah.

Randi terdiam melihat Kasih, sepertinya gadis itu belum bisa menerima pernikahan mereka. Tapi dia akan berusaha membuat Istrinya ini jatuh cinta padanya.

Pikiran nya melayang ke beberapa tahun yang lalu ketika dia pertama kali peduli dengan pernikahannya, awalnya dia juga tak peduli dengan pernikahan itu, tapi akhirnya dia jatuh cinta pada Istrinya itu karna foto-foto yang di kirimkan kakeknya.

Waktu masih kuliah dulu, Randi sempat bertanya pada seorang dosennya yang berasal dari Yaman, perihal Nikah Gantung, karna dia merasa ragu akan ke "sah" han pernikahannya karna menikahi seorang anak kecil. Dosennya menjawab

"Sebenarnya di dalam disiplin ilmu fiqih Islam tidak ada istilah nikah gantung. Setidaknya, istilah nikah gantung itu bukan istilah yang baku dalam khazanah fiqih Islam. Dan oleh karena itu kita tidak menemukan padanan dari istilah ini dalam literatur ilmu fiqih yang mukatamad." Jelas sang dosen, mendengar itu dia kaget.

Lalu dia bertanya lagi..

"Lalu dari mana istilah nikah gantung ini dan apa maksud yang sebenarnya?"

Dosennya menjawab lagi

gantung ini cuma istilah saja, sebenarnya secara hukum pernikahan, mereka sudah 100% menjadi suami istri. Maka mereka boleh dan halal untuk melakukan apapun yang dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah.

Mereka boleh berduaan, boleh saling bercampur bahkan melakukan hubungan suami istri (jima') dan bahkan punya anak sepuluh orang pun tidak ada yang melarang. Karena pernikahan di antara mereka sah 100% dan mereka adalah pasangan suami istri layaknya yang lain. Tidak ada satu pun larangan yang berlaku bagi mereka berdua.

Lalu Randi bertanya lagi..

"Lantas kalau memang demikian pengertiannya, apa bedanya nikah gantung ini dengan nikah biasa?"

Dosennya menjawab lagi

"Ya, itulah masalahnya. Sudah disebutkan sejak awal bahwa ilmu fiqih tidak mengenal istilah nikah gantung. Yang ada cuma satu di antara dua, menikah atau tidak / belum menikah. Adapun di antara suami istri itu ada kesepakatan untuk tidak tinggal serumah untuk sementara waktu, itu urusan 'dalam negeri' mereka. Tidak ada istilah nikah yang digantung-gantung.Ā "

Dosen itu terdiam lalu melanjutkan perkataannya.

pernikahan saya yang pertama kali ketika masih tinggal di Yaman adalah ketika saya masih berusia 10 tahun." Kata Dosen itu

"Yang bener Pak? " Tanya Randi

"Ya ... itu adalah kenyataan, bukan sekedar joke atau main-main. Istri saya saat itu masih berusia 8 tahun. " Katanya lagi.

"Fenomena menikahkan anak-anak di usia belum baligh tapi sudah mumayyiz itu bukan hal aneh di dalam peradaban kami. Itu hal biasa saja, terjadi sehari-hari di tengah masyarakat. Dan yang paling penting, menikah di bawah umur seperti itu di negera asal kami, sama sekali bukan perkara melanggar hukum. Bahkan malah menjadi adat, budaya dan tradisi. Justru mereka bangga bisa menikahkan anak-anak SD dengan teman main mobil-mobilannya." Terabg Dosen itu lagi

"Lantas bagaimana hukumnya dalam syariat Islam? Bolehkah atau sah apa tidak, bila pernikahan dilakukan oleh anak-anak kecil? Apa tidak kasihan, sejak kecil sudah menikah, sudah jadi suami atau istri." Tanya Randi lagi.

"Tentu saja sah. Sebab ketika Aisyah radhiyallahuanha dinikahi oleh Rasulullah SAW, saat itu beliau memang masih terbilang anak-anak. Tidak ada istilah phedofilia dalam hal ini. Sebab meski sudah jadi istri sah Rasulullah SAW, nyatanya mereka memang belum bercampur dalam satu rumah.Ā " Terang dosen itu lagi

"Lalu Dari Mana Istilah 'Gantung" Tanya Randi lagi

"Sebagian orang ada yang bilang bahwa istiah 'gantung' dalam pernikahan ini digunakan karena hubungan suami istri antara dua anak kecil itu nanti akan 'digantung'. Maksudnya, begitu mereka baligh, dewasa dan cukup umur, hubungan suami istri ini akan digantungkan kepada mereka, dalam arti diserahkan kepada mereka. Biar mereka yang memutuskan, apakah akan meneruskan pernikahan dini itu, atau mereka mau berpisah saja." Terang Dosen itu.

"Jadi... bisa saja mereka berpisah akhirnya? " Tanya Randi sedikit khawatir, karna dia sudah mulai menyukai Istrinya itu, sementara belum tentu akan menyukainya nanti.

"Ya.. " Jawab Dosennya itu.

"Terima kasih banyak Pak" Katanya lagi.

'Jadi... seandainya setelah dewasa nanti gadis itu menemui pujaan hatinya dan ingin berpisah darinya dia tak bisa memaksakan pernikahan ini? ' Batinnya lagi.

'Aku tak akan membiarkan ini terjadi ' Batinnya lagi.

Itulah sebabnya Randi ingin membawa kasih untuk tinggal berdua dengannya, meskipun mereka belum akan melakukan hubungan tersebut hingga Kasih berusia 20 tahun, sesuai dengan permintaan kakeknya.

"Sudah selesai... Mas Randi.. ayo sarapan" Kata Kasih yang telah berada di pintu kamarnya, karna Randi masih duduk merenung dalam kamar itu.

"Iya.. terimakasih " Kata Randi tersenyum dan keluar dari kamar Kasih.

Pria itu seperti mempunyai beban fikiran saat ini, dia tak menyangka syok yang di alami istrinya itu sampai pingsan.

Setelah sarapan.. Randi mengajak Kasih keluar, meskipun Randa ingin ikut, tapi dia sadar.. kakaknya butuh waktu untuk berduaan dengan Kasih agar gadis itu bisa mencintai kakaknya itu.

Kasih melihat ke arah Randa, Randa mengangguk menyuruh Kasih untuk pergi.

Kasih mengikuti Randi, Randi membawanya ke suatu tempat yang sangat indah dan mereka duduk menikmati pemandangan. di sana.

"Kasih.... bagaimana menurutmu tentang pernikahan kita? " Tanya Randi, dia mengumpulkan keberanian untuk menanyakan itu. Takut kalau kasih mengatakan tak ingin melanjutkan hubungan ini.

"Maksud Mas Randi? " Tanya Kasih tidak paham.

"Apa kamu menyesal? " Tanyanya lembut.

Kasih tak bisa menjawab, dia tak tau apakah dia menyesal atau tidak.

Tiba-tiba Randi memegang tangannya. Kasih ingin menarik tangannya itu, tapi dia sadar, kalau orang yang memegang tangannya itu adalah suaminya, dan dia punya hak untuk itu.

"Aku akan berusaha menjadi yang terbaik untukmu". katanya memandang Kasih.

"Mulai besok, kita akan tinggal bersama, kamu jangan khawatir.. aku tak akan memaksamu untuk sekamar denganku. kamu bisa melanjutkan sekolahmu. Jadi jangan khawatir." Katanya.

" Baik" Jawab Kasih, meskipun dia takut untuk tinggal hanya berdua dengan Randi.

Meskipun mereka sudah mengenal sangat lama, tapi pria ini sangat asing baginya, dia sama sekali tak mengenal apapun tentang suaminya itu. Tapi demi keinginan kakek yang begitu menyayangi nya dia akan berusaha untuk menuruti keinginan kakek itu, meskipun laki-laki paruh baya itu bukan kakek kandungnya.