Chereads / My Doctor is My Husband / Chapter 9 - BAB 8

Chapter 9 - BAB 8

Masih di waktu dan tempat yang sama. Ayisa terus bertanya-tanya tapi Ilyas tidak menjawabnya sekalipun.

"kak kita mau kemana??" tanya Ayisa.

Ayisa sangat heran karena Ilyas memutar balik mobilnya.

Berkali kali Ayisa bertanya tapi tetap saja Ilyas tidak menjawab. Sampai akhirnya Ilyas memarkirkan mobilnya diparkiran RS tempatnya bekerja.

Ayisa terdiam karena mulai berfikir bahwa mungkin Ilyas melupakan sesuatu di RS.

Ilyas membuka pintu mobilnya dan keluar.

"ayo keluar!" ucap Ilyas lembut.

Ayisa terdiam sejenak sampai Ilyas membuka pintu mobil dan menarik tangannya membawanya keluar dan masuk kedalam RS.

Ayisa menjerit kecil kesakitan karena Ilyas menarik tangannya dengan paksa.

"lepasin kak sakit!! kita mau kemana???!" ucap Ayisa.

Ilyas tidak menjawab.

Semua orang melihat mereka, dan Ayisa benar-benar merasa malu dilihat semua orang dengan tatapan yang tajam.

Ilyas terus menarik tangan Ayisa, walaupun Ayisa mencoba untuk menepis tapi Ilyas menggenggam tangannya dengan erat.

Sampai akhirnya mereka berhenti di sebuah ruangan UGD dan membuat Ayisa semakin heran.

"kita ngapain disini kak??!" tanya Ayisa.

Ilyas tidak menjawab dia hanya diam dan membuka pintu ruangan itu.

Ayisa sangat terkejut melihat seorang yang terbaring lemah di ranjang pasien.

"itu siapa kak??" tanya Ayisa heran.

Ayisa mencoba melihat orang tersebut, dia terus berjalan mendekati orang tersebut, dan....

"Abi!!!" teriak Ayisa sedikit menjerit.

Ayisa langsung memeluk Abi nya yang terbaring lemah tak berdaya.

"Abi!!, Abi kenapa?? apa yang terjadi sama Abi???"

Ayisa terus menangis tersedu-sedu melihat Abinya.

Ayisa berdiri menuju Ilyas "kak Abi kenapa???" tanya Ayisa.

"Abi!! Abi terkena stroke!!" ucap Ilyas sambil menunduk.

"kenapa kakak nggak bilang dari tadi??" tanya Ayisa kesal.

"Awyii!"

Ayisa mendengar suara dan langsung menghampiri sumber suara itu.

"Abi kenapa??"

Ayisa tak berhenti mengeluarkan air mata, sedih melihat keadaan Abi nya.

Ilyas menghampiri Ayisa,

"kakak keluar dulu soalnya bunda sama Umi ada diluar!" ucap Ilyas.

***

Ayisa tak berhenti menangis, dia sangat terpukul dengan keadaan Abi nya.

"Awyii, Awlisa hawus menikah dewnganw Ilyas" ucap Farhan.

"Abi ngomong apaan?? Ayi nggak ngerti Abi!!" ucap Ayisa.

Ayisa benar-benar tidak tahu apa yang dikatakan oleh Abi nya.

"Awlisa hawus menikah dewnganw Ilyas secepatnya!!" ucap Farhan.

"pelan-pelan ngomongnya Abi! Ayi nggak ngerti!!" ucap Ayisa.

"Awlisa" Farhan.

"iya" Ayisa.

"harus!"Farhan.

"hmm" Ayisa.

"menikah" Farhan.

"iya?" Ayisa

"dengan" Farhan.

"mmm" Ayisa.

"Ilyas" Farhan.

"Ayisa harus menikah dengan kak Ilyas??" kata Ayisa.

Farhan menggelengkan kepalanya.

"Awlisa, ka.kakmu harus menikah dengan Ilyas!"

Maksud dari Farhan adalah Arisa harus menikah dengan Ilyas. Tapi Ayisa salah paham. Dia mengira bahwa dirinya harus menikah dengan Ilyas.

Ani dan Yuni mendengar perkataan mereka dan sangat terkejut dengan apa yang baru saja didengarnya itu.

Mereka juga mengira hal yang sama.

***

tiba-tiba saja seorang dokter cantik datang dan melarang Ayisa untuk berbicara banyak pada Farhan.

Kemudian dokter itu memanggil Ilyas. dan mereka berbincang-bincang dengan sangat serius.

Setelah berbincang-bincang Ilyas dan dokter itu yang bernama Safira menjelaskan bahwa Farhan harus dibawa ke Singapura untuk berobat jika ingin sembuh.

Keluarga pun setuju demi kebaikan Farhan agar dia bisa sembuh dan kembali pulih.

Dr. Safira mempersilahkan Ayisa dan keluarganya untuk menuggu diluar.

Hati Ayisa sangat sakit, dadanya mengembas-gembus dan terasa sesak.

Ayisa adalah tipe orang yang sayang pada keluarganya, dia tidak bisa melihat penderitaan harus dialami oleh keluarganya.

Ani menatap sedih anak bungsunya itu yang tak henti menangis.

Ayisa memeluk Ilyas yang berada disampingnya Dangan rasa sedih bercampur aduk.

Ani begitu kasihan pada anak bungsunya itu yang begitu sayang pada Abi nya.

"Ilyas! kamu bawa Ayi ke mobil aja! soalnya dia itu kalau habis menangis akan kecapean dan pasti ingin tidur!" ucap Ani.

Ilyas sedikit heran dengan ucapan Ani. Kenapa Ayisa bisa seperti itu?.

"di ruangan Ilyas aja Umi! biar Ayi bisa istirahat dengan nyaman!" ucap Ilyas.

Ilyas membawa Ayisa ke ruangannya dan membiarkan dia istirahat sejenak untuk menenangkan pikiran dan hatinya.

Tak lama Ayisa duduk di ruangan Ilyas, tiba-tiba saja Ayisa tertidur pulas, seperti tak terjadi apapun.

Ilyas menemani Ayisa yang sedang tidur dan menjaganya.