Chereads / Sekretaris Tampan ini Miliku / Chapter 13 - Seorang Tamu

Chapter 13 - Seorang Tamu

Hans selalu punya firasat buruk jika bertemu pria itu. Pria dengan trik sesungguhnya dilengan bajunya. Pria itu – Masalah keduanya hari ini.

Jessica melipat kedua tanganya, melirik pria yang ada disamping Tony dan memberikan senyuman indahnya. "Bukankah kau punya alergi dengan seafood?"

"Ah, benarkah, kukira aku tidak." Tony mengelak.

"Kau tidak makan satu pun hidangan laut hari ini, Tony. Bahkan tidak selama beberapa bulan terakhir." Tony kehilangan perannya saat itu juga, saat pria itu mengekspos dirinya.

Apa-apan itu! Tony ingin mengumpat tapi tidak pernah punya cukup nyali untuk melawan pria itu. Jadi dia hanya bisa mendesah kecewa. "Baiklah ini, bukan ideku. Kakak-ku punya pertemuan hari ini dan dia yang memilih restoran ini. Yah, aku tidak menyesal ikut denganya sekarang. Kita memang ditakdirkan untuk bertemu."

Thomas Kuntara – Pria itu adalah Kakak Tony. Jika Tony adalah lawan yang meletakan semua senjatanya diatas meja, maka Thomas adalah kebalikannya. Hans lebih cemas pada pria itu.

Jessica dan Thomas adalah teman seperguruan tinggi. Mereka lulus dari Stanford diwaktu yang sama. Hubungan mereka memang tidak terpetakan.

Jessica tidak punya banyak interaksi dengan Thomas. Setelah lulus mereka dipaksa tenggelam dengan kesibukan masing-masing.

Proyek-proyek perusahaan membuat Thomas harus menetap di luar negri beberapa waktu. Jadi ia banyak kehilangan kesempatan untuk berada di lajur yang sama dengan Jessica.

Selama ini pria itu bermain yang tenang dan anggun. Tetapi permainan itu akan segera berakhir dan babak baru akan dimulai.

Thomas memang tidak pernah menyatakannya secara langsung seperti Tony tapi Hans tahu bahwa kakak beradik itu sudah pasti punya hati untuk Jessica dan Thomas akan jadi bagian yang lebih sulit untuk ditanggani.

"Bukankah kau telah menerima sekretaris baru, dimana dia?" pria itu – Thomas melirik Hans yang sedari tadi menatapnya tak senang. Mencoba menebus muka adiknya dengan mengangkat topik terpanas musim itu.

Lihat, pria itu bahkan tahu Jessica punya sekretaris baru. Hans menyumpahi dalam hati. Bukankah dia diluar negri beberapa waktu lalu. Informasinya benar-benar terbaru.

"Apa kau begitu tertarik menjadi sekretarisku?" Jessica menimpali Thomas.

"Dia dikantor, dia masih perlu belajar banyak hal." Hans menambahkan.

"Mungkin seharusnya aku menerima seseorang yang sudah punya komptensi lengkap. Jadi Hans tidak perlu tinggal lebih lama denganku, bukan begitu maksudmu?" Jessica menyasar tepat pada sasarannya.

Baik Hans dan Tony langsung memandang pada Thomas sambil menelaah kata-kata Jessica.

"Kau memang selalu bisa membacaku dengan mudah," Thomas tetap tenang meski rahasia kecilnya dikorek keluar oleh Jessica.

"Apakah kau mengirimkan surat lamaranmu?" Tony menebaknya langsung.

"Apa aku tidak bisa melakukannya untuk bersenang-senang?" Thomas tidak menyangkalnya. Pria itu memang melakukannya.

Sial! Harusnya Hans dapat menebaknya lebih awal. Thomas memang mengirimkan surat lamarannya dan itu pasti map biru dilaci meja Jessica.

Seberapa jauh Thomas ingin mencoba melangkah. Apakah ini karena rencana Hans untuk pergi? Jadi Thomas mulai mengambil langkah mengincar wanita itu. Lihat saja aktingnya yang terakhir tadi.

"Apa kau benar-benar berniat mengekoriku sekarang? Kau tampak lebih berani daripada kemarin."

Hans mentap Jessica, terkejut dengan kata 'kemarin' yang disebutkan Jessica terakhir. Memang kapan terakhir kali mereka bertemu? Bukankah itu beberapa minggu atau bakan sudah beberapa bulan lalu. Apakah Jessica betemu Thomas diam-diam dibelakangnya?

"Kita akan mulai bertemu satu sama lain di waktu yang akan datang. Karena aku akan menetap di negara ini sementara waktu." Itu isyarat yang jelas bahwa Thomas akan memulai babak barunya.

"Aku menantikannya," Jessica cukup terkejut dengan perubahan Thomas, tapi ia lebih tahu bahwa itu tidak akan merubah apapun.

Hans ingin menyela dalam percakapan Jessica dan Thomas, namun sebuah panggilan masuk menahannya. Itu panggilan dari Jonatan.

"Apa yang kau inginkan, haruskan kau menelepon saat ini juga?"

"Maaf menganggu acara kalian, tapi aku punya seorang tamu disini."

Jonatan mendengus diujung telepon.

"Seorang tamu?" Hans telah menegaskan bahwa tidak sembarang orang bisa menemui Jessica, apalagi itu seorang pria. "Apakah dia telah membuat janji temu?" Tidak membuat janji artinya tidak ada pertemuan.

"Wania itu bilang dia dari HM Consultan. Tapi dia tidak mengatakan apapun lagi padaku. Dia bahkan tidak menyebutkan namanya, jadi aku...."

"Lupakan!" Hans memotong sebelum Jonatan selesai. "Jangan lalukan apapun disekitarnya. Minta OB untuk menyuguhinya teh chamomile dan kudapan rendah lemak. Kami akan segera kembali."