Chereads / Sekretaris Tampan ini Miliku / Chapter 12 - Sebuah Keinginan

Chapter 12 - Sebuah Keinginan

"Baiklah, aku akan membatalkan kontrak kerja Jonatan."

Semudah itu? Hans terjekut dengan keputusan Jessica, namun perasaan senang segera menyerbunya. "Kau akan melakukannya?"

Jessica mencibir halus, "akan kulakukan…," kalimat Jessica selanjutnya mematahkan senyuman Hans yang bahkan belum mengembang. "Jika kau tetap tinggal dan menjadi sekretarisku."

Keputusan satu itu, keputusan untuk pergi dari sisi Jessica. Jika Hans punya kekuatan ia mungkin akan menetap, tapi dia tidak, lagi pula bukankah hatinya telah tertambat oleh wanita yang katanya akan dia nikahi?

"Itu…" kata-kata Hans menggantung sesaat.

"Baiklah, kau bisa lakukan semaumu. Aku tidak akan menghalangimu lagi."

Jessica tidak terkejut dengan jawab Hans, ia tahu Hans adalah pria terencana yang tidak akan melakuan sesuatu tanpa proses berpikir yang panjang. Bila Hans telah menetapkan sesuatu, akan cukup sulit mengubahnya.

Biasanya Jessica ahli dalam mengatasi hal itu, tapi kali ini Hans benar-benar tidak terkalahkan. Yang tidak Jessica tahu adalah bahwa Hans yang memutuskan mengalah padanya didetik terakhir.

Hans harus untuk menyerah terhadap wanita itu.

***

Setelah hari itu Jessica berhenti untuk mencoba mempertahankan Hans. Seolah tidak ada jalan. Hans juga mencoba yang terbaik untuk menerima Jonatan sebagai pengganti dirinya.

Dengan professional Hans membimbing Jonatan dengan pekerjaannya, dia menjelaskan dan memberikan detail hal-hal yang menjadi tugasnya.

Ternyata banyak hal yang selama ini Hans lakukanya untuk Jessica, tidak benar-benar harus ia lakukan untuk wanita itu. Hans memberi lebih banyak dari apa yang Jessica butuhkan. Dia telah melakukan semua pekerjaan, apapun itu, yang dirasa membantu wanita itu dan Jonatan cukup kewalahan mengetahuinya.

"Jadi kapan aku akan mulai melakukan hal-hal yang seharusnya?" Jonatan dengan santai bertanya pada Hans. Memperhatikan Hans yang saat itu tengah mempersiapkan dirinya untuk pertemuan luar siang hari ini.

Hans masih menjemput Jessica, mengantarkan wanita itu pulang dan makan siang bersama. Seperti hari ini, Hans dan Jessica akan makan siang diluar dengan seorang MD yang menangani salah pusat perbelajaan yang baru-baru ini diakusisi.

Hans akan pergi dengan Jessica, tidak menyediakan tempat untuk Jonatan atau bahkan sekedar memberikan tawaran.

"Lakukan saja apa yang telah kutugaskan padamu. Hal-hal akan datang pada saatnya."

"Apa kau benar-benar berencana untuk pergi setelah ini?" Jonatan tau Hans pasti pergi, tapi ia tidak yakin Hans benar-benar akan pergi seperti yang dipikirkan semua orang.

"Aku tidak akan membutuhkanmu jika aku bisa tinggal lebih lama. Kau bahkan seharusnya tidak pernah sampai disini hari ini. Tapi aku harus pergi dan kau cukup beruntung karena aku tidak bisa menyingkirkanmu." Mengapa mengangkat tema itu lagi? Hans gila memikirkannya, karena tak ada yang disebut jalan keluar yang menyenangkan. Dia harus pergi.

Ketidaksenangan Hans pada Jonatan belumlah hilang. Mungkin tidak akan.

"Seperti apa wanita itu? Apa dia lebih menarik daripada Jessica sehingga kau pergi untuk menikahinya?" Jonatan telah melihat betapa Hans mungkin mengagumi Jessica, dia sendiri mungkin tidak akan melepaskan wanita seperti Jessica dan mengejar wanita lain.

"Itu urusan pribadiku, wanita seperti apa yang membuatku pergi bukan urusanmu."

Jessica berjalan keluar dari ruanganya, hari ini ia mengenakan kemeja sifon putih dibalut dengan blazer navy dengan celana panjang berwarna senda. Rambutnya tergerai melewati bahunya, ia tampak begitu menawan dengan cara yang sederhana di siang itu.

Jessica sampai di depan meja sekretaris, ia bahkan tidak melirik Jonatan dan langsung berbicara dengan Hans, "apakah kau mencoba membuatku menunggumu,"

"Tidak, aku sudah selesai, mari kita pergi." Hans merangkul wanita itu dan berjalan menuju lift.

Mereka tidak berbalik, mengucapkan selamat tinggal atau sepatah dua kata untuk basa basi, seolah Jonatan tidak pernah ada disana.

Jonatan menatap pilu pintu lift yang tertutup, saat itulah sebuah keinginan timbul dalam hatinya.

Jonatan menginginkan kepergian Hans sesegera mungkin. Apapun alasannya. Entah itu masalah pekerjaan atau untuk mengusir perasaan aneh dalam hatinya.

***

Hans dan Jessica makan siang dengan tenang. MD dari pusat perbelanjaan itu cukup professional dan tampak tidak terusik dengan pesona sang CEO yang baru mengambil alih, jadi tidak ada masalah yang berarti saat makan siang.

Masalahnya baru muncul setelah mereka selesai makan siang.

"Jessy…!" Seorang pria dengan dengan setelan berwarna navy menghampiri mereka.

Hans melirik pria itu tak senang. Ini bahkan bukan hanya sebuah ketidak-senangan. Dia punya duo gangguan hari ini dalam satu paket. Dua gangguan akan segera menghampirinya.

Yang pertama Tony dengan setelah navy-nya yang tampak mencolok dan serasi dengan milik Jessica.

Tony yang tidak sabar itu telah menghampiri Jessica dan melupakan pria yang sedang bersamanya. "Ah, aku mengerti mengapa aku ingin makan seafood hari ini. Sepertinya hati kita mulai terhubung satu sama lain." Begitulah cara pria itu menyapa Jessica.

Biasanya Hans tidak terlalu terganggu dengan Tony atau trik yang coba ia mainkan, tapi hari ini ia bersama dengan orang lain yang lebih mengganggu.

Pria dengan trik sesungguhnya dilengan bajunya dan Hans selalu punya firasat buruk jika bertemu pria itu.

Pria itu - masalah keduanya hari ini.