Chapter 36 - Tertahan 

Saat memandanginya, semua pasukan tampak kagum dan takut secara bersamaan.

Secara logika, semua orang menganggap sang panglima tidak lebih hanyalah orang baru yang benar-benar tidak paham tentang perang.

Tapi saat mendengar nama Romanova, kekuatan besar dari pemilik nama ini tidak bisa diremehkan.

Dalam pikiran semua orang, seseorang yang menyandang nama ini di identikkan dengan kekuatan besar yang absolut, kali ini mereka semua melihatnya secara langsung.

Seratus ribu pasukan terbunuh dengan cepat dengan suatu sihir yang besar pula, hanya satu orang yang dibawa sang panglima itu bisa merubah kondisi perang ini, sebenarnya sekuat apa dia ?.

Dalam pandanganku, beliau benar-benar tidak bisa ditebak.

" melihatnya untuk kedua kalinya, hal ini benar-benar sulit dipercaya. "

" prajurit Kroos, kau pernah bertarung Bersama nya bukan ?, bisa kau ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi ? "

Tampaknya jendral Krizza benar-benar tidak paham.

" ketimbang bertarung bersama beliau, lebih tepat disebut saya sebagai pengamat saja. "

" apa itu ?, jadi kau tidak ikut bertempur. "

" bahkan kami sama sekali tidak bergerak, dalam sebuah serangan cepat. Semuanya berakhir tiba-tiba. "

" begitu ya, sepertinya memang benar dia itu keturunan langsung dari Dewa Perang Romanova. "

" saya memang mendengar rumor soal orang tua beliau, tapi saya tidak menyangka itu akan sangat hebat. "

" seperti kata orang jaman dulu, orang tua yang hebat akan melahirkan anak yang hebat pula. Jadi bagaimana sifatnya ? "

" kalau soal itu, bisa dibilang aneh. "

" aneh ? "

" maksud saya bukan aneh-aneh, Cuma beliau terlalu baik dengan bawahannya, bahkan dia sangat jarang bertindak langsung, tapi sekali bergerak, seperti inilah kejadiannya. Dan juga beliau sangat misterius. "

" sepertinya aku bisa menangkap garis besarnya, saat kami pertama kali bertemu juga dia menyamar sebagai sekretaris Fredella sama. "

" eh, tapi kenapa begitu ? "

" entahlah, dia sama sekali tidak peduli jika dipermalukan para bangsawan atau apapun itu, sangat tepat dikatakan sebagai orang aneh. "

" meski begitu, saya sangat mengagumi beliau. Seorang yang peduli dengan orang rendah seperti saya, untuk pertama kalinya saya menerima kepercayaan seperti itu. "

Perkataan ku berasal dari hatiku yang terdalam.

" begitu ya. "

Jendral krizza hanya tersenyum kecil saat mengamati peperangan yang berlangsung didepan.

Sekarang karena para petualang musuh mulai merapalkan sihir skala besar, akan merepotkan jika serangan musuh mengenai pasukan kami.

Jadi, aku hendak bertindak terlebih dulu. Saat hendak menggerakkan tanganku, Ziemlich dan Nakame menghentikanku.

" Raven sama, tolong hentikan. Anda tidak pantas untuk melawan sampah seperti mereka. "

" itu benar Ichibei sama, tolong biarkan kami yang mengurus tulang berjalan seperti mereka. "

Entah kenapa mereka mulai berbicara kasar seperti mizue.

" eh, kalau begitu kuserahkan pada kalian. Aku akan memantau dari atas sini. "

" tolong di tunggu sebentar raven sama. "

Mereka berdua menjawab bersamaan.

Para petualang kelas tinggi itu mulai menembakkan semua sihir besar kearah tempat ku terbang.

Ratusan jenis sihir mulai menghujani ku.

Namun, Ziemlich memejamkan matanya. Dan dia membalikkan telapaknya, dan sedikit mengangkatnya setingkat di dadanya.

Tiba-tiba semua sihir tadi seperti tersedot ke atas tangan Ziemlich, sepertinya tangan Ziemlich memiliki magnet khusus sihir,

Semua jenis sihir tersedot ke atas tangannya tanpa terkecuali, dan itu membentuk suatu bola cahaya yang cukup terang.

Sihir semua orang terkumpul disitu, seakan menyadari keanehan yang terjadi, semua orang tampak bingung.

" apa yang terjadi ? "

" kenapa serangan kita menghilang. "

" sekarang, apa yang harus kita lakukan. "

Terdengar kumpulan suara protes dari pihak musuh.

Nakame segera turun dengan kecepatan tinggi. Saat dia menyentuh tanah, tercipta lubang besar dari hasil pendaratannya.

Dia langsung melompat dan menebas semua petualang dalam Gerakan cepat.

Bagi Nakame, petualang kelas A itu hanya ikan teri yang berani menentang masternya. Dia harus segera memusnahkannya dengan cara apapun.

Armor kelas tinggi yang dibanggakan oleh mereka, seperti kertas tipis yang bisa dihancurkan dengan mudah oleh pedang biru Nakame.

Sebenarnya yang dipakai Nakame bukanlah jenis pedang suci atau semacamnya. Itu hanyalah pedang buatanku saat kecil.

Aku membuatnya saat sedang gabut, aku sama sekali tidak memasukkan kekuatan besar atau semacamnya, yang ada hanyalah aku membuatnya dari besi biasa ditempat latihanku memandai besi, entah karena dipakai berapa lama atau dimasuki kekuatan Nakame, warna bilahnya berubah menjadi biru.

Seakan tidak menemui rintangan berarti, dia terus menebas setiap orang yang ada dalam pandangannya, tentu saja karena semua orang mengacungkan pedangnya pada Nakame, mereka pantas untuk diserang.

Hujan darah melanda tempat itu karena setiap tebasan pedang Nakame. Sampai pada akhirnya ada seorang petualang laki-laki yang menyerang dari belakang. Tampak menyadarinya Nakame langsung menebas kearah belakang tanpa berpaling sedikitpun.

Diapun berhasil menghindar dalam beberapa saat.

" yo, wanita cantik. Aku tertarik padamu, maukah kau ikut bersamaku ? "

Tanpa basa-basi, Nakame tidak mendengar ocehannya. Dan langsung mencoba menebasnya lagi, kali ini kecepatannya jauh lebih cepat.

Petualang itu menahan tebasan nakame dengan pedangnya. Kali ini bentrokan keduanya terjadi, dan petualang terpental kebelakang.

Meski begitu, dia masih bisa berdiri.

" bukan hanya cantik, kau juga sangat kuat. Aku jadi semakin menginginkanmu. "

Matanya terlihat bejat.

" hoh, kau masih sanggup berdiri. "

Untuk pertama kalinya Nakame mengucapkan sesuatu.

" tentu saja, serangan seperti ini sangat mudah kutangkis. Ini mudah bagi Petualang Kelas S sepertiku yang sudah setara pahlawan, hahaha. "

" kau memang benar-benar bodoh. "

Nakame memalingkan pandangannya, dia langsung melancarkan serangan tebasan besar yang menjangkau petualang lain yang hendak menyerang masternya.

Sebuah tebasan horizontal mulai bergerak dan menembus semua sihir petahanan milik musuh. Pada akhirnya, tidak ada orang yang berdiri lagi.

Nakame pun mulai terbang Kembali dan menuju ke arahku.

" Tunggu, pertarungan kita belum selesai. Kita belum berkenalan, Namaku Rekons, sekali lagi aku sangat menginginkanmu. "

Tanpa suara, Nakame hanya melihatnya dan dia memberi tanda dengan tangannya lalu diarahkan menuju perutnya. Setelah melakukan hal seperti itu, dia terbang dengan kecepatan tinggi Kembali ke sisiku.

Saat memikirkan apa maksud dibalik tindakannya. Rekons akhirnya sadar.

Pedangnya telah patah, dan armornya perlahan-lahan robek.

Darah mulai mengucur dari robekan perutnya.

Terdengar suara teriakan keras darinya.

Kembali ke atas langit, sejak tadi aku mengumpulkan semua sihir yang telah diarahkan untuk Ichibei sama.

Karena Nakame sama telah memusnahkan musuh yang berada didekat kami, sekarang tugasku untuk mengurus musuh dijarak menengah.

Kuangkat tangan ku keatas, kupecahkan kekuatan kecil ini untuk membuat ribuan tombak cahaya.

Dibelakangku, semua itu telah siap. Dan kuarahkan pada petualang musuh yang bertugas membuat penghalang dan yang mengheal musuh.

Hujan tombak cahaya pun mulai turun dari langit. Sihir pertahanan musuh sama sekali tidak berguna, karena aku menggunakan otoritasku sebagai dewi.

Dibalik itu, banyak pemandangan tidak mengenakkan, yang jelas semua musuh digaris menengah terbunuh tanpa terkecuali.

" Ini yang terjadi jika anda Melawan Master kami. "

Itu ucapanku pada mahluk yang tewas itu.

Saat melihat keadaan garis depan, petualang class S Samesh dan Oregon mulai bergerak kedepan, mereka tidak menyangka korban jiwanya akan sebesar ini bahkan untuk pertualang veteran.

" Oregon, apa yang terjadi. Bukankah musuh kita kali ini terlalu kuat. "

" sudah kukatakan bukan, peperangan ini tidak diperlukan. Dan inilah yang terjadi. "

" sejak kapan kau menjadi pengecut seperti ini, apa karena serangan besarmu itu bisa ditahan. "

" ini karena Keluarga Monster itu ikut perang, jika tidak kita bisa memenangkannya dengan mudah. "

" kalau begitu bantu aku, aku akan menyerang pimpinan mereka. "

" jika anak buahnya bisa sekuat itu, apalagi pemimpinnya. Dia pasti sangat kuat. "

" kau melihatnya sendiri bukan, sejak tadi dia hanya berbicara tapi tidak menyerang sekalipun, kupikir dia hanya jago menggertak. "

" entahlah, aku tidak yakin akan hal itu. "

" jika kita berhasil memenggal kepalanya, setidaknya kita tidak akan terlalu malu jika mendapat korban sebanyak ini. "

" begitu ya, jika situasi tidak mendukung lebih baik kita mundur samesh. "

" oke, kuserahkan bagian belakangku padamu. "

Mereka berlari dengan kecepatan cukup tinggi.

Dalam beberapa saat Nakame telah Kembali disisiku.

" Mohon maafkan saya raven sama, ini sedikit memakan waktu. "

" tidak apa-apa, yang penting kau Kembali dengan selamat. "

" anda terlalu mengkhawatirkan saya, mereka hanyalah kroco biasa. "

" meski begitu, mereka termasuk kelas B keatas, setidaknya mereka mempunyai level agak tinggi. "

" tetap saja mereka lemah, orang seperti itu berani berencana menyerang anda, dasar sampah hidup. "

Entah kenapa Nakame benar-benar marah.

" kalau begitu, kita akan segera kedatangan tamu. Sambut mereka dengan baik. "

" dari arah kanan saya sepertinya raven sama. "

Meski terlihat transparan, tapi aku bisa melihat dengan jelas arah tebasan Greatsword itu.

Nakame segera menarik pedangnya untuk menahan serangan itu.

" sepertinya kau punya bawahan yang kuat ya… "

Ucapannya terdengar seperti meremehkan ku.

" beraninya kau… "

Sambil menahannya, aura Nakame mulai keluar dan dia mulai mengeluarkan unsur kedewaannya. Itu ditandakan dengan munculnya tanaman hidup tepat dibawah kami dan munculnya air yang mengalir bersamaan dari dalam bawah tanah, itu menyembur seperti Gletser.

" hoho, sepertinya di kerajaan Parthia memang banyak orang Pemberani dan Bodoh, aku sungguh tidak mengira. "

" berengsek. "

Penyerang itu mulai termakan perkataanku dan mulai menekan Nakame, tapi dia menyadarinya orang yang menahannya sama sekali tidak terdorong, malahan sekarang dia sendiri yang kewalahan menahan tangkisannya.

Dia segera mundur dan berniat menyerang lagi.

Dalam Gerakan cepat, Nakame langsung melompat diatas udara dan melakukan puluhan tebasan sekaligus.

Meski penyerang itu berhasil menahannya, ada banyak tebasan yang lolos dari tangkisannya dengan hasil beberapa anggota tubuhnya tertebas.

" hoh, kau memang kuat sekali. Kenapa kau melayani orang lemah seperti itu, seharusnya kau bisa menjadi petualang kelas tinggi jika bergabung Bersama guild kami… "

" LEMAH KATAMU, MASTERKU KAU ANGGAP LEMAH. "

Oke, sekarang dia benar-benar marah. Auranya tidak bocor lagi, tapi meluap-luap.

Kali ini, setiap gerakannya bisa meretakkann tanah disekitarnya. Berhubung dia baru saja menjadi pengikutku, Limiter untuk diriku juga berlaku untuknya, sehingga dampak pelepasan 1 persen kekuatannya tidak terlalu besar.

Meski begitu, aku melihatnya. Pedang milik penyerang itu terkikis sedikit demi sedikit, bahkan sudah bergerigi. Kurasa itu sejenis pedang suci.

" kau memang monster, bisa membuat Pedang Suci Retsler rusak seperti ini. "

" TUTUP MULUTMU. "

Saat mengatakan hal itu, perut milik penyerang itu sudah tertusuk oleh pedang Nakame, seakan tidak kehilangan momentumnya, dia melanjutkan serangan untuk memutus lehernya.

Sesaat sebelum serangan itu kena, seorang petualang berzirah tebal berusaha menahan laju pedang Nakame dengan pisau kecil bercahaya miliknya.

Dampaknya orang itu terpental, tapi dia berhasil membawa tubuh temannya itu.

" Hei, Samesh, kau masih hidup, bertahanlah. "

" ugh….., dia terlalu cepat, kita harus mundur. "

Tampaknya serangannya telah menembus terlalu dalam. Dan dia terlihat muntah darah.

Saat ,melihat kondisi pedang yang digenggamnya hampir patah. Aku hampir tidak percaya kalau ini bisa dilakukan oleh manusia biasa.

Kalau ini yang terjadi, musuh didepanku harusnya dia setara dengan raja iblis terkuat saat ini, namun bahkan raja iblis itu pun sama sekali tidak mampu menggores pedang ini sekalipun, jadi bisa dibilang dia lebih kuat.

Saat aku hendak membopongnya pergi, dari arah belakangku, tebasan pedangnya datang, aku sama sekali tidak memiliki waktu untuk menghindar.

Seharusnya zirah suci ku ini harus bisa menahannya, namun yang terjadi serangan menembus langsung hingga ke punggungku, dan darah mengucur dari tebasan horizontal itu.

Setidaknya aku masih bisa berdiri dan aku harus berteleport ke tenda utama. Tapi saat kami hendak berpindah, dia memegang helm ku untuk menganggu sihirku, aku coba melepasnya dan aku berhasil untuk kabur darinya.

Ini benar-benar pertarungan tersulit kami. Kemungkinan menang kami hanya 0 persen, sedangkan kemungkinan kami mati sekitar 99 persen. Kabur adalah jalan utama yang harus kutempuh.

Saat menyadari musuh menghilang, aku harus segera mengejarnya. Saat hendak bergerak aku mendapat telepati.

" hentikan Nakame, biarkan mereka kabur. "

" tapi Raven sama, dia sudah menghina anda. Mereka tidak pantas dibiarkan hidup. "

" tenanglah, tidak biasanya kau semarah ini. Peperangan masih berlanjut, masih banyak hal yang harus kita tangani ketimbang mereka, "

" itu karena mereka berani menghina anda, saya tidak tahan. "

" sebenarnya aku tidak peduli mereka berkata apa, lebih baik ikhlas dan melanjutkan peperangan. "

" apa yang anda katakan, jika itu terjadi didepan mata saya, saya akan menghancurkan mereka. "

" oke-oke, aku mengerti. Sekarang Kembali lah, Nakame melakukan hal itu untukku, aku sangat berterima kasih. Sekarang, karena kita harus melanjutkanya, aku akan memberimu hadiah. "

" benarkah itu Raven sama, tapi maafkan saya karena telah gagal membunuh kedua musuh itu. "

" tidak apa-apa, aku jadi berpikir untuk memanfaatkan kekuatan mereka. "

" jika itu perintah anda, saya akan mengikutinya. "

Akhirnya dia bisa tenang.

Sekarang mari kita lihat keadaannya.

100 ribu pasukan musuh sudah tewas, 26 ribu petualang gabungan juga telah tewas. Saat ini Ziemlich juga sedang sibuk membakar para Wyvern dengan otoritasnya. Setidaknya bisa disimpulkan Angkatan udara musuh telah hancur.

Sekarang hanya tinggal mengurus sisanya. Meski telah menderita kekalahan sebanyak ini, pasukan garis tengah musuh masih maju secara perlahan.

" Sepertinya mereka masih pantang menyerah, aku sudah bosan menanggapi pembantaian ini. "

" jadi, apa yang kau inginkan sekarang Raven. Pemusnahan massal ? "

Mizue tampak bersemangat mengatakannya.

" hmm…, tidak. Tunggu sampai Nakame Kembali, saatnya mereka muncul. "

" jadi itu, ya. Mereka memang pantas untuk mendapatkan panggung perang. "

Beberapa saat kemudian, Ziemlich Kembali terbang kearahku. Sepertinya dia telah berhasil memusnahkan Angkatan udara musuh secara total.

" maafkan saya jika lama Ichibei sama. "

" tidak apa-apa, Ziemlich. Kau sudah melakukan tugasmu dengan baik, sekarang saatnya kamu bersantai. "

" tapi Ichibei sama… "

Saat hendak melanjutkan perkataannya, Mizue mulai berbicara.

" Zie chan, mulai sekarang kau harus memanggil Ichibei sama dengan sebutan Raven sama. "

" eh, tapi Mizue Nee sama. Saya tidak berhak memanggil nama beliau secara langsung. "

Ziemlich mencoba untuk untuk tetap formal padaku.

" tapi Zie chan, jika kau memanggilnya Ichibei sama terus, semua orang yang punya nama Ichibei akan menoleh jika kau mengatakannya, apa kau mengira nama Raven terlalu jelek untuk disebut, hihihi. "

" Mizueeee….. "

aku mencoba untuk menangkap dewi iblis ini.

" EHHH, bukan begitu Mizue nee sama. Nama Ichibei sama sangat indah. "

" kalau begitu katakan saja. "

Saat berbicara mereka memang terlihat seperti kakak adik.

" kalau boleh, mohon maafkan atas ketidaksopanan saya Ra.. Raven sama. "

Wajah Ziemlich yang mengatakan hal itu dengan malu-malu, itu memliki kekuatan Moe tersendiri.

" lihat,Zie chan. Si Raven cengar-cengir sendiri. "

" MIZUEEE. "

Kali ini aku menangkapnya, dan membuat tidak bisa bergerak lagi.

" Ara, Raven. Kau ini tidak sabaran sekali, ingin melakukan hal itu ditempat terbuka seperti ini apalagi diatas langit, seberapa maniak kau ini. "

" aku tidak ingin mendengarnya darimu. "

Saat kami terus berdebat tentang hal yang tidak berguna, Nakame pun tiba.

" Maafkan atas kegagalan saya Raven sama. "

" tenang saja Nakame, aku tidak menyalahkanmu. Sekarang mungkin saat yang tepat untuk membawa mereka kesini. "

" meski keadaannya seperti ini, kurasa mereka tidak terlalu dibutuhkan. "

" jika begitu, tidak berguna dong kalau kau menyiapkannya. "

" benar juga Raven sama, saya akan membawa mereka. "

Nakame pun mengangkat tangan kanannya ke atas langit, dan dia menjentikkan jarinya.

Sebuah cahaya putih mulai menyelimuti bagian belakang kami. Seakan ada pihak baru yang ingin mengintervensi.