Semalaman aku hendak bersantai, jadi aku membawa Sakuya dan Karen ke kamarku untuk melakukan suatu tugas.
Saat sampai mereka terlihat malu satu sama lain.
" anu, raven sama. Mohon maafkan saya yang masih tidak paham apa-apa, tapi saya akan berusaha. "
Sakuya mengatakan hal itu dengan wajah memerah.
" mohon maafkan saya jika sering kesalahan saat melakukannya, anda bisa menghukum saya dengan metode yang anda inginkan, jika hal yang saya lakukan nanti membuat anda sedikit tidak enak. "
Wajah karen juga sama merahnya.
" apa yang kalian katakan ?, tunggu sebentar. "
Aku dibuat kebingungan sendiri oleh respon mereka yang aneh. Meski sebenarnya aku paham. Tapi karena saya masih cherry, itu akan sangat memalukan.
Aku mengambil tas plastik yang ada di kolong tempat tidurku dan mengambil sebuah benda.
" tetet, kau bisa menggunakan hal ini kan Sakuya ? "
Aku mengangkat benda ini.
" eh, itu benda apa Raven sama ? "
Ekspresi wajahnya menunjukkan kebingungan.
" kau tidak tahu ini ?, ini Cotton Bud, untuk membersihkan telinga, aku ingin kau melakukan hal ini untukku. "
" saya belum pernah melakukannya, tapi saya akan berusaha. "
" yak, ini tidak sesulit itu kok. Hanya menggosoknya dengan perlahan saja. "
Aku pun duduk diatas Kasur dan menyuruh mereka untuk mendekat.
" jadi begini maksudku, Sakuya akan membersihkan telingaku. Sedangkan Karen, kau bisa memijat punggungku kan ?, tubuhku terasa sangat pegal. "
" kalau soal memijat, serahkan pada saya Raven sama. Saya juga bisa melakukan Teknik untuk membuat anda menjadi santai. "
" whoa, itu sangat bagus tolong lakukan ya, tubuhku benar-benar terasa Lelah. "
" akan saya lakukan yang terbaik. "
" dan Sakuya, karena kau bertugas membersihkan telingaku, bolehkah aku meminjam pahamu sebagai bantalan untuk kepalaku. "
" Eh… "
Sakuya terdiam dan wajahnya sedikit memerah.
" jika kau tidak mau, tidak apa-apa. Aku hanya ingin izinmu saja. "
Sialan, apa yang kukatakan, sekarang aku benar-benar malu dan ingin menggali lubang untuk menutupi rasa maluku
" bukan begitu, saya mau, hanya saja saya sedikit kaget. "
Cukup sulit untuk melihat Sakuya menujukkan respon seperti gadis pada umumya, tapi bisa membuatnya menjadi seperti itu, merupakan sebuah kebanggaan bagiku.
" begitu ya, mohon bantuannya. "
Aku mencoba bersikap setenang mungkin.
Mereka pun segera naik ke atas Kasur, sakuya pun mempersiapkan pahanya untuk dijadikan bantalan ku.
" apa begini Raven sama, jika tidak sesuai tolong katakan saja. "
Sial wajahnya yang memerah memberi kesan moe tersendiri. Tapi jika Okaa sama atau Nee sama melihatnya, mungkin aku akan benar-benar dibantai.
Sekarang saatnya bersantai, kuubah posisiku tengkurap, jadi saat ini aku mencium bau wangi dari pakaiannya, sebenarnya posisiku saat ini sangat diimpikan oleh para pria, akan tetapi aku terhalang oleh kain sialan ini.
" ano…., "
Kurasa aku membuat Sakuya tidak nyaman.
��� maaf Sakuya, akan ku ubah… "
Saat hendak melanjutkan perkataanku, kepala belakangku ditahan oleh tangannya.
" tidak apa-apa, tadi saya hanya sedang beradaptasi. Mohon anda bersantai saja. "
" oke. "
Suaranya sedikit berubah, tapi jika aku menatapnya aku takut tidak bisa mengendalikan jiwa lelaki ku yang memberontak.
Didalam hati aku mengucapkan ittadakimasu, jika aku bisa membuka kain ini. Tapi ini dalam hati lho ya.
Dia mulai melakukan tugasnya, saat pertama kalinya melakukannya, dia benar-benar lembut, kotoran demi kotoran berhasil dia keluarkan. Kurasa dia memang multitasking.
" enak Sakuya, tolong lanjutkan. "
" saya akan berusaha. "
Sekarang tampaknya dia mulai mengerti cara kerjanya, dengan permbersihan ini telingaku perlahan mulai terasa nyaman.
Sekarang Karen memulai pijatannya, dia memijat dengan cara yang tidak kuketahui, apa dia itu tukang pijat, terdengar bunyi dalam setiap pijatannya. Kurasa sendiku memang benar-benar telah kaku.
" Karen juga tidak kalah hebat, entah kenapa aku merasa seperti mengantuk. "
" itu wajar Raven sama, jika kondisi mental dan tubuh tidak selaras, anda akan kelelahan dan akan merasa mengantuk seperti ini, akan saya coba sesuatu yang lain. "
Dia mulai memegangi telapak kakiku, dan memberikan tekanan yang luar biasa nikmat, kurasa ini sejenis Teknik Akupuntur atau apalah, aku benar-benar dibuat nikmat oleh tekniknya.
" bagus terus lanjutkan. "
Meski begitu, perlahan kesadaranku mulai menghilang karena benar-benar diberi hormon kesenangan, ditambah dengan beban berat yang diterima tubuhku karena bergerak berlebihan, tubuh yang sangat jarang berolahraga bergerak dalam kecepatan tinggi, ini reaksi yang wajar, namun akan berbeda jika aku menggunakan mode itu. Saat memikirkan hal aneh, aku pun tertidur lelap.
Pagi hari pun datang, saat aku menyadarinya aku telah dalam posisi tidur yang normal. Aku terbangun karena suara Sakuya membangunkanku.
" Selamat pagi Raven sama. "
Ucapannya yang lembut memang membuat mood baik datang.
" selamat pagi juga Sakuya. "
" sarapan sudah saya siapkan, tinggal menunggu anda selesai mandi, saya telah menyiapkan pakaian untuk anda tolong berikan pakaian kotor anda pada saya. "
" oke, aku akan segera mandi. "
Beberapa waktu pun berlalu aku memakai setelan jas ku yang biasanya. Sepertinya ada alasan lain Sakuya menyiapkan hal ini.
Aku segera turun untuk menyantap sarapan. Saat aku sampai disana, tidak ada makanan yang disediakan, apa yang terjadi.
Aku hanya melihat Sakuya dan Karen berdiri di ruang makan.
Ada orang lain juga yang berada diruangan ini, dari penampilannya sepertinya dia seseorang dari istana.
" mohon maafkan saya menganggu waktu pagi anda Ichibei sama. "
Orang itu langsung memberi hormat padaku.
" katakan saja apa tujuanmu, perutku sudah keroncongan. "
" saya membawa perintah dari istana kekaisaran, anda diperintahkan menghadap pada raja sekarang juga. "
" eh, tapi aku belum makan, setidaknya tunggulah aku selesai dulu. "
" kalau soal itu, perintah selanjutnya adalah anda disuruh makan disana saja. "
" aku harus menunggu untuk sarapan ditempat yang sejauh itu ? "
" saya telah membawa kereta kuda tercepat kekaisaran, ini akan memakan waktu yang singkat. "
Dia mencoba membujukku, meski begitu dia terlihat ketakutan karena wajahku tidak menunjukkan ekspresi bersahabat.
" terlalu lama, Sakuya dan Karen dan kalian ikut lah denganku. "
Tepat saat aku selesai mengatakan hal itu, kujentikkan jariku, dalam sepersekian detik sampailah kami didepan gerbang utama kekaisaran.
Meski ini masih pagi hari, tampak semua orang sedang menyiapkan dekorasi untuk mengadakan suatu acara, dan disitu tertulis [ selamat datang sang pahlawan perang ] orang-orang hendak memasang berbagai macam spanduk untuk membuat istana kekaisaran menjadi lebih meriah, namun pandangan mereka tiba-tiba saja tertuju padaku, mungkin saja objek yang mereka tunggu telah sampai duluan disini.
Semua orang menunjukkan ekspresi kaget, hanya Sakuya dan Karen yang tetap bersikap tenang dibelakang, bahkan sang pembawa pesan sangat kaget karena tiba-tiba sampai disini.
" Ichibei sama anda terlalu luar biasa. "
Laki-laki itu hanya bisa kagum karena melihat suatu hal yang diluar nalar. Kurasa begitu. Ini memang wajar.
" EHHHH… "
Semua orang disini mengatakan hal yang sama. Kurasa aku benar-benar mengejutkan mereka.
" oke, aku masuk. "
Aku pun melangkahkan kakiku untuk masuk kedalam. Semua orang masih menatap ke arahku.
" jadi, untuk apa kita menyiapkan semua ini ? "
" entahlah, kurasa ini sia-sia saja. "
" sepertinya pemimpin kita kali ini benar-benar tak terduga. "
Semua prajurit dibelakangku hanya bisa berbicara seperti itu.
Saat ini aku sedang berjalan dengan irama santai, itu karena aku masih lah sangat ngantuk.
Bangun pagi bukanlah kebiasaanku sebelumnya, begadang baru kebiasaanku. Tapi sejak sampai di dunia ini lagi, aku dipaksa sedikit bekerja keras.
Kucoba untuk menahan rasa kantukku, sambil terus berjalan mengikuti sang pembawa pesan yang memandu jalan kami. Semua pelayan yang sedang menyiapkan hidangan segera berlari dengan kecepatan tinggi setelah melihat kedatanganku.
Sepertinya sang tamu utama telah membuat suasana menjadi semakin kacau, tapi bodo amat, aku sudah lapar duluan.
Beberapa saat kemudian, sampailah kami diruang tahta.
" hanya sejauh ini saja saya bisa mengantarkan anda, saya mohon permisi. "
" oke, terima kasih. "
Aku membuka pintu itu, Bersama Sakuya dan Karen kami memasuki ruangan ini.
Yang terlihat didepan mataku adalah, sebuah meja panjang dan lebar disusun untuk jamuan besar. Banyak makanan yang dihidangkan diatasnya, aku juga melihat orang-orang yang tampaknya berada dalam peperangan sebelumnya. Tatapan mereka semua diarahkan padaku.
Namun, aku bingung harus bagaimana.
Disaat seperti ini, Sakuya mendekatiku dan berbisik lembut ditelingaku.
" tolong berjalanlah di kursi yang kosong, dan duduk saja ditempat yang anda inginkan. "
Aku berterima kasih padanya dan langsung mencari posisi kursi yang masih agak sepi.
Dan segera duduk sambil sedikit menahan kantuk yang luar biasa. Bisa-bisanya mereka mengadakan acara sepagi ini. bukankah biasanya acara seperti ini waktunya molor.
Kesadaranku sendiri hanya terkumpul 40%, jadi bisa dibilang aku dengan mudah tertidur pulas ditempat ini.
Saat mereka terus menatapku, aku tidak mempedulikannya. Mungkin ada tata krama yang tidak boleh saling tegur sapa saat dalam jamuan seperti, ya aku tidak peduli sih.
Dengan santainya kujadikan kedua tanganku sebagai bantalan untuk tidur. Ini terasa nyaman sekali.
Kedua pelayan ku juga tidak memarahiku, sepertinya mereka memang sangat mengerti rasa kantuk tuan mereka.
Setelah itu terdengar suara Langkah kaki dari banyak orang secara bersamaan, sepertinya kabar kedatanganku telah didengar semua orang didalam istana ini.
Dalam beberapa saat orang yang biasanya berteriak keras sampai, dan mulai berteriak seperti biasanya.
" para tamu penting telah datang, Raja,Ratu,Perdana Menteri, dan Panglima telah sampai disini. "
Semua orang mulai muncul untuk duduk ditempat nya masing-masing.
Tampaknya semua perhatian itu tertuju pada Raja Klaus,Ratu Katharina, Perdana Menteri Shoichi, dan Tuan Putri Fredella. Bahkan pangeran Raymond juga ikut serta Bersama putri kedua Wilhelmina.
Sepertinya acara kali ini benar-benar besar.
Sakuya mencoba membangunkanku yang sedang tertidur pulas. Tepat disebelah ku, ada tiga hawa keberadaan yang sangat kukenal. Mereka berdua berbisik bersamaan di kedua telingaku.
" Hei, bangunlah atau kau mau disini. "
Saat mendengar kalimat yang halus itu, kesadaranku mulai terkumpul dan aku berdiri tanpa sadar.
Saat melihat disekelilingku, sepertinya perhatian semua orang tertuju padaku.
" ehem, maafkan saya. Tolong dilanjutkan saja. "
Aku mencoba untuk tetap tenang meski ini sedikit memalukan. Ternyata mereka bertiga yang datang kesisiku, Mizue,Nakame, dan Ziemlich.
Oyaji seperti biasa tertawa melihat tingkah laku ku.
Dan Fredella seperti biasa hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, meski begitu dia tampak begitu berbeda karena menggunakan gaun yang mewah, kurasa dia memang putri kekaisaran.
" ya, meski ini berada diluar perkiraan karena kedatangan sang tamu utama yang lebih cepat, kurasa aku harus segera memulai ini. "
Raja Klaus mulai mengucapkan sepatah atau dua patah kata.
" aku mengundang kalian disini, untuk merayakan pencapaian kekaisaran yang telah mengalahkan kerajaan Parthia. Selain itu, ini juga merupakan kesempatan erat untuk militer agar semakin memperkuat rasa kepercayaan, kalian masih belum mengenal kemampuan pemimpin kalian dengan baik bukan ? "
Raja Klaus mengatakan hal itu dengan senyuman.
" kalau begitu langsung saja, dimohon sang panglima untuk segera mengekspos dirinya. "
Saat mendengar hal itu, aku sedikit terlambat mikir, jadi Sakuya mulai membisikkan sesuatu padaku.
" Raven sama, anda harus memperkenalkan diri pada para bawahan anda serta sedikit menjelaskan kesukaan anda lalu sambil mengeluarkan semacam sihir atau teknik berpedang pada mereka. "
" ah, ternyata begitu. Aku mengerti. "
Aku segera berdiri, karena aku sudah kelaparan, tidak ada yang bisa menghentikanku untuk segera ke topik makan Bersama.
" nama ku, Ichibei Raven Romanova, hobi ku apa ya, browsing internet atau menikmati hidup, menonton berbagai macam genre anime,film,drama, serta membaca novel sambil makan cemilan, kemampuan anggap saja manusia normal, sihir juga biasa saja, apa lagi ya, kurasa sudah terima kasih. "
Itu perkenalan yang singkat dan padat, kurasa semua orang masih tidak paham akan beberapa kata.
" selanjutnya, silahkan memberikan pertanyaan pada panglima Raven. "
Semua orang mengacungkan jarinya bersamaan, kurasa mereka ingin tahu tentang diriku secara detail.
Dimulai dari putra mahkota, dia tampak semakin penasaran padaku.
" soal hal yang anda katakan sebelumnya, apa itu benar, dan bagaimana bisa anda memenangkan peperangan sebelumnya dengan begitu mudah. "
Pertanyaan yang wajar bagi mereka yang tidak melihat peperangan secara langsung.
" aku harus menjawabnya ya, jadi begini kurasa bisa kukatakan ya, tapi setelah aku mengurusi urusan lain, untuk kemenangan sebelumnya, kuserahkan pada tiga bawahan pribadiku. "
" tiga bawahan katamu, apa itu masuk akal untuk diterima. "
Semua orang terlihat mengangguk bersamaan dan tidak ada seorang pun yang protes.
Sang putra mahkota terlihat kaget, sang Raja juga Ratu hanya tersenyum kecil saat melihatnya.
" kau sudah mendengar respon semua orang bukan. "
" kalau begitu, ayo kita beradu pedang, aku ingin pembuktian soal hal itu. "
Tiba-tiba Fredella berdiri dan hendak menghentikan niat adiknya.
" hentikan Raymond, kau kira yang kau katakan itu pantas pada Raven. "
" aku hanya ingin menguji kemampuannya Nee sama, apa kau merasa dia akan kalah padaku ?. "
" dia itu… "
Saat hendak melanjutkan perkataanya, aku memberi tanda agar Fredella menghentikan tindakannya.
" hentikan Fredella, biar aku saja. "
" tapi Raven, dia tidak tahu apa-apa. "
Wajahnya menunjukkan kekhawatiran, itu jelas karena meski begitu dia masih menyayangi adiknya, melawanku yang penuh misteri itu merupakan sesuatu yang berbahaya.
" dia akan baik-baik saja, aku hanya ingin segera sarapan saja. "
" hmmm… kau ini. "
Sekarang aku berhasil meyakinkan Fredella.
" hoho, ini merupakan pembuktikan apa semua perkataanmu itu omong kosong atau tidak. "
Raymond menarik pedang yang dibawanya, kurasa itu senjata yang cukup mahal dan memiliki energi sihir yang cukup besar.
Sedangkan aku, hanya menengok ke kanan ataupun ke kiri, sedang mencari sesuatu yang bisa dipakai untuk melawannya.
Mizue menawarkan katana nya, tapi jika aku memakai itu Raymond akan tewas seketika, aku tidak berniat untuk membunuhnya, meski terbunuh pun aku masih malas untuk menghidupkan orang lain didepan orang banyak.
Beberapa saat kemudian Fredella berjalan ke arahku sambil membawa pedang biasa.
" kurasa kau membutuhkan ini. "
Dia memberikan pedang itu padaku.
��� terima kasih, kau telah sangat membantuku. Tapi ini bukan senjata kelas tinggi bukan. "
" setidaknya daya tahannya bisa mencapai rautsan tebasan. Ini pedang biasa. "
Kutarik bilahnya, ini memang senjata biasa.
Aku segera berjalan ke area yang cukup kosong. Kami berdua saling berhadapan, Raymond menunjukkan kuda-kuda untuk menyerang. Sedangkan aku, hanya sedang menahan kantuk sambil menjaga kesadaran tetap ada.
Semua orang hanya diam dan tidak ada yang mewasiti kami. Kurasa, ini duel yang dapat dipastikan hasilnya.
" aku mulai. "
Raymond segera berlari menerjang ke arahku. Dalam sepersekian detik, pedang yang digenggamnya dengan erat terlepas dari tangannya, dan senjata itu terjatuh ke tanah.
Itu berlangsung dengan cepat, saat ini aku sedang berdiri tepat dibelakangnya sambil melihat bilah pedangku.
" kurasa hanya sebatas ini ya. "
Setelah aku mengatakan hal itu, pedangku patah menjadi dua bagian.
Dan aku Kembali berjalan menuju ke kursiku tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Sambil terus menunggu kapan sarapan datang.
Sekali lagi, pandangan semua orang tertuju padaku. Seakan tidak percaya dengan apa yang terjadi, semua orang hanya terdiam.
" jadi begitu ya, aku mengaku kalah. "
" ya, kau memang sudah kalah. "
Aku menimpalinya.
" akhirnya aku tahu kenapa Nee sama sangat dekat denganmu, sekarang aku bisa tenang menyerahkan urusan kekaisaran pada orang sepertimu. "
" tidak, tunggu sebentar, aku juga tidak terlalu paham dengan urusan kekaisaran, kurasa itu sangat merepotkan. "
Dia hanya melihatku dengan tatapan terkejut.
" kau tidak mau menjadi penguasa ? "
" tidak, sama sekali tidak tertarik. "
" bagaimana mungkin bisa ada manusia sepertimu ? "
" tentu saja ada, dan aku telah berdiri didepanmu. "
" apa kau sedang berbohong ? "
" anggap saja aku telah berbohong, sekarang tolong pecat aku. "
Saat mengatakan hal itu, aku mendapatkan pukulan keras tepat dikepalaku.
" hentikan omong kosongmu. "
Ternyata Fredella yang mengatakannya.
" hei, setidaknya kau telah membuat rasa kantukku sedikit menghilang. "
" apa kau mau yang lebih kuat lagi ? "
Dia mengatakan hal itu dengan tatapan ganasnya, tapi seakan menyadari situasinya, dia Kembali menjadi putri baik dengan senyuman manis.
Aku melihat sang Raja dan Ratu sedang menahan tawa mereka, dan tentu saja oyaji yang tertawa paling keras, hanya mereka yang paham situasi yang terjadi sedangkan para tamu yang lain hanya bisa tersenyum kecut karena tidak paham bagian mana lucunya.