"Zhe Quan..!"
Seketika Xiao melepas pegangan tangan Hao Nan. Dia menatap wajah yang dia rindukan tanpa menyadari perasaan Hao Nan yang ada disampingnya. Xiao berjalan mendekati wanita yang dia sebut Zhe Quan itu. Xiao seketika memeluk wanita didepannya itu tanpa sepatah kata.
"Lepas adik Xiao, aku ini Mey Lien Hua calon Kakak iparmu. Kamu tidak berhak nernuat seperti ini!". Katanya dengan melepas paksa pelukan Xiao.
Perasaan Xiao campur aduk antara senang, kecewa dan marah karena merasa dipermainkan. "Adik ipar? Jangan bercanda..!".
Xiao menarik wanita yang mirip Zhe Quan keluar dari kerumunan pesta ke ruang keluarga yang sunyi.
"Lepas.. Lepaskan aku adik ipar..!"
Xiao menghempaskan wanita itu ke sofa di ruang keluarga. "Jawab pertanyaanku! Mengapa setelah kamu tiada selama 2 tahun tiba-tiba datang kehadapanku? Apa kamu tahu, bagaimana perasaanku saat kehilangan dirimu?".
"Apa maksudmu adik ipar, aku tidak tahu apa yang sedang kamu bicarakan. Aku datang karena aku calon istri Kakakmu sekaligus teman calon istrimu. Saat aku mendengar kamu sudah memiliki calon sendiri jelas aku marah, kamu seperti mempermainkan perasaan temanku". Kata Mey Lien, dia bingung dan takut melihat wajah Xiao yang menatapnya penuh amarah
"Jangan membuat alasan Zhe Quan, tidak mungkin kamu tidak mengenalku. Kita telah menghabiskan waktu bersama lebih dari 5 tahun. Saat kamu tiada didepanku, aku selalu berduka hingga 2tahun lamanya. Tapi.. Sekarang kamu datang di hadapanku menjadi calon istri Kakakku?. Aku tidak bisa menerimanya!!".
Dari belakang Xiao, Lie Ying menarik Xiao dan memberi pukulan tepat diwajahnya.
Bhuaaak..
"Sadar Xiao, dia adalah calon istriku Mey Lin, dan dia bukan Zhe Quan mantan kekasihmu. Berhentilah mengintrogasinya. Aku peringatkan jangan pernah kamu menyentuhnya". Ancam Lie Ying, dia melepas jasnya dan memakaikannya pada Mey Lin..
"Kakak.. Tidak ku sangka, kamu begitu licik menyembunyikan Zhe Quan selama ini". Xiao menarik kerah Lie Ying "Kamu tahu sendiri, aku hampir gila karena kematiannya selama ini. Tapi kamu justru menyembunyikannya dariku dan membuatnya lupa denganku?. Selamat Kak.. Kamu berhasil membuatku hancur untuk kedua kalinya". Melepas kerah Kie Ying dengan mendorongnya.
Lie Ying tidak mengalah, kini dia akan memukul Xiao. Tapi justru Mey Lin menampar Xiao terlebih dahulu.
Plaaak…
"Dengar! Aku Mey Lin Hua, calon istri Kakakmu. Aku tidak ingin kalian bermusuhan hanya gara-gara aku. Jadi aku mohon berhenti memanggilku Zhe Quan karena aku tidak mengenalnya". Kata Mey tegas, dia menggandeng Lie Ying keluar dari ruang keluarga meninggalkan Xiao sendiri.
Hao Nan yang mengamati mereka dari kejauhan menghampiri Xiao yang sedang terduduk seperti orang depresi.
"Tuan Xiao.." Panggil Hao Nan lirih, dia seperti tidak ada daya untuk memanggil pria yang sedang dia pandang itu.
Xiao mengangkat wajahnya, dia terkejut setelah melihat Hao Nan. "Hao Nan".
Xiao langsung berdiri dan menghampiri Hao Nan. Xiao langsung memeluk Hao Nan dengan tubuh gemetar.
"Mengapa dia datang.. Mengapa dia kembali disaat aku sudah mulai berdamai dengan hatiku?. Apa memang Tuhan tidak memperbolehkan aku untuk bahagia?".
' Xiao.. Inilah yang aku takutkan jika memiliki hubungan denganmu, Ternyata kamu masih memilih masa lalumu. Apa yang harus aku lalukan sekarang?. Aku tidak bisa melihatmu terpuruk seperti ini'.
Walau hati Hao Nan sakit dan terluka, tapi melihat Xiao begitu depresi dan tertekan hingga tubuhnya gemetar hanya bisa memendam rasa sakitnya untuk saat ini dan menerima pelukan Xiao.
"Tuan Xiao, Aku..". Perkataan Hao Nan terpotong
"Maafkan aku, Aku tanpa sengaja melepas tanganmu dan mengejar masa lalu. Aku benar-bnar Pria yang tidak layak dicintai". Kata Xiao
"Tuan Xiao, jangan berbicara seperti itu. Untuk kali ini aku maafkan kamu walau itu sedikit menyakitkan. Aku tahu ini bukan keinginanmu". Bisik Hao Nan.
Xiao melepas pelukannya, dia menatap kedua mata Hao Nan yang basah. "Kamu menangis lagi karenaku. Maafkan aku Hao Nan, dan aku akan tetap menggenggam tanganmu dan Tetaplah disampingku". Kata Xiao lembut. Dia mengusap air mata Hao Nan dengan jemarinya.
"Tuan Xiao, kamu sudah terlanjur mengingkari perkataanmu sendiri dengan melepas tanganku begitu saja, maka tidak semudah itu kamu menggenggam tanganku kembali".
"Aku tahu itu, aku telah merusak kepercayaanmu begitu saja. Tapi tahukah kamu.. Keberadaanmu sangat berarti dalam hidupku? Hanya kamu satu-satunya wanita yang ada disaat aku terpuruk dan terpukul. Beri aku satu kesempatan lagi".
"Beri aku waktu untuk memikirkannya kembali. Lebih baik kita segera kembali ke pesta, sepertinya Ayahmu sangat mengkhawatirkanmu". Kata Hao Nan mengalihkan pembicaraan.
Sudah cukup bagi Hao Nan untuk mendengar semuanya. Ingin sekali Hao Nan marah sejadi-jadinya pada Xiao, tapi dia sadar Bahwa Xiao juga dalam keadaan terluka.
Hao Nan mengajak Xiao keluar dari ruang Keluarga dengan menggandeng Xiao hanya untuk menyelamatkan reputasinya. Dia segera mengubah moodnya demi menyembunyikan perasaan sebenarnya dari penglihatan orang.
Ayah Xiao, Wang Zeming menghampirinya dengan wajah yang tidak bersahabat. Di belakang Wang Zeming terlihat wanita dengan memakai Dress merah darah ¾ menggikutinya.
"Xiao..! Ayah membuat Party ini untuk menyambut kedatanganmu dan Lie Ying. Tapi kamu dalam sekejap menghancurkannya, kamu bahkan membuat malu Keluarga Wang dengan menarik dan membawa pergi calon istri Kakakmu sendiri. Sekarang.. Apalagi yang kamu inginkan?".
"Akhirnya Ayah menunjukkan sifat asli Ayah yang sesungguhnya. Didepan semua orang Ayah bersikap bagai seorang Ayah terbaik didunia, tapi hanya karena hal seperti ini Ayah menyalahkanku begitu saja. Apa dari awal Ayah sudah merencanakan ini dengan Kakak?. Kalau begitu selamat..! Rencana Ayah dan Kakak untuk menghancurkanku berhasil sempurna. Untuk calon istri, sepertinya Ayah lebih membutuhkannya dari pada Aku. Terima kasih untuk sambutannya". Xiao pergi menggandeng Hao Nan melewati Ayah dan wanita calon istrinya.
"Tunggu Xiao. Berhenti..!". Cegah Zeming Ayah Xiao.