"Aduh kepala gue pusing banget" ucap Michelle setengah sadar .
" Putri...putri... Putri tidak apa-apa? Apa yang sakit?" Ucap gadis itu dengan wajah yang sangat khawatir .
" Pengawal...pengawal panggilkan tabib Jo segera" ucap gadis itu dengan berlari keluar pintu rumah kediaman yang kecil itu dengan nada yang tinggi.
Tak lama kemudian datanglah seorang lelaki tua dengan janggut yang agak panjang ditemani dengan dua orang lelaki mengenakan pakaian pengawal kerajaan kuno.
Masih dengan keadaan bingung Michelle hanya menuruti saja arahan dari sang tabib .
" Yang mulia sekarang sudah tidak apa-apa dia hanya butuh istirahat, sebelum hamba pergi ini ramuan untuk yang mulia . Saya permisi dulu ". Ucap tabib itu dengan memberikan bungkusan yang dapat diperkirakan itu adalah obat kepada gadis yang memanggil Michelle dengan sebutan putri tadi seraya membungkukkan diri kepada Michelle kemudian pergi.
"Yang mulia putri hamba takut sekali jika yang mulia pergi" ucap wanita tadi yang langsung duduk disamping Michelle dengan tangisan sesugukan.
Michelle hanya menatap heran kemudian dia bangun dengan tenaga yang lemah hendak mengambil posisi duduk.
"Yang mulia putri apa yang putri lakukan ,tabib berpesan agar yang mulia beristirahat "ucap gadis tersebut dengan panik.
Michelle tidak menggubris wanita itu , Michelle pun tetap mengambil posisi duduknya dengan sedikit bantuan dari gadis itu .
Michelle sudah duduk dengan sempurna dengan bersandar pada dinding disamping kasurnya.
Dia kemudian menatap sekelilingnya dengan rasa yang aneh. rumah yang terbuat dari kayu degan sedikit hiasan dan ukiran yang indah,tidak ada alat- elektronik,udara yang menyejukkan tanpa bantuan alat,kemudian orang-orang yang ada disana yang mengenakan pakaian kerajaan kuno.
Kemudian Michelle menatap gadis berhanfu biru putih yang ada di sampingnya sejak tadi dan dalam keadaan masih menangis.
" Em... Kalau boleh tau kamu siapa?"ucap Michelle dengan nada bingung karena dia memng tidak tau apa yang sebenarnya terjadi.
" Terus ini tempat apa?dimana ini?" Ucap Michelle lagi.
"Kok perasaan suara gua jadi beda" batin Michelle.
" Yang mulia tidak ingat dengan hamba?dan ini ,ini adalah tempat yang mulia tinggal" ucap gadis tadi dengan tangis yang tiba-tiba terhenti .
"Hamba Lee Yuri pelayan pribadi yang mulia"ucap gadis tadi
" Tunggu memangnya kita sedang berakting film apa?dan yang kau tau aku bukanlah aktris terkenal ,kau pasti tidak mengenalku" ucap Michelle dengan wajah yang sedikit mendekat ke Lee Yuri .
" Apa itu film yang mulia? Dan aktris apa? Tidak ada yang namanya aktris disini ,nama anda kan yang mulia putri Xio Ling bukan aktris " ucap Yuri dengan nada bingung.
"Apa?" Ucap Michelle dengan nada terkejut hingga mengagetkan Yuri yang berada disebelahnya .
"Ampuni hamba yang mulia ,hamba berkata sejujurnya yang mulia "ucap Yuri sambil bersujud meminta ampunan kepada Michelle.
Michelle pun terkejut dengan Yuri yang bersujud menghadapnya .
"Hei apa yang kau lakukan ,ayo bangun"ucap Michelle sambil memegang kedua bahu Yuri dan membantunya untuk duduk kembali .
Setelah Yuri duduk kemudian Michelle bersandar dan menutup matanya , kemudian dia berfikir keras kenapa dia berada ditempat yang aneh ini.
Dan akhirnya dia pun ingat dimana dia mati dibunuh oleh keluarganya sendiri . Kemudian cairan bening pun tidak sengaja keluar dari matanya yang masih tertutup .
"Yang mulia anda tidak apa-apa?" Tanya Yuri dengan khawatir .
"Aku tidak apa-apa" ucap Michelle seraya mengusap air matanya .
* FLASHBACK ON
Seorang gadis cantik duduk manis diruang kerjanya ditemani kopi dan tumpukan berkas. Ya itu adalah Kin Michelle .
Tok tok tok
"Masuk" ucap Michelle
"Nona, nona Sua datang berkunjung"ucap perempuan itu yang tidak lain adalah sekretaris Michelle.
"Ya suruh dia langsung masuk saja kesini"ucap Michelle tanpa menoleh kearah sekretarisnya.
Ya Michelle adalah seorang gadis yang cuek,dingin,dan kaku . Tetapi itu hanya berlaku dihadapan orang yang tidak dianggaonya dekat , berbeda lagi jika berhadapan dengan sahabatnya dan juga keluarga yang telah mengangkatnya dari panti asuhan.
Michelle adalah seorang gadis yang ditemukan di depan panti asuhan ,tidak ada yang tau siapa ayah ibunya dan siapa yang meletakkan gadis malang yang umurnya baru beberapa hari itu di depan pintu rumah ibu panti asuhan tersebut.
Setelah dirinya berumur 5 tahun datanglah sebuah dua orang suami istri ke panti tersebut dengan niatan ingin mengadopsi salah satu anak disana.
Setelah melihat-lihat mereka pun tertarik dengan gadis berkulit putih, berambut hitam pekat,wajah bulat nan imut, mata hitam yang besar ,dan bibir yang agak tebal dibagian bawah dengan warna merah merona. Sungguh gadis kecil yang sempurna.
Namun gadis kecil itu tidak selamanya menjadi gadis yang imut dan menggemaskan .
Karena dirinya dilatih oleh keluarganya menjadi seorang pemimpin geng mafia terkuat, dengan sahabatnya Sua yang merupakan anak dari profesor pribadi rumah tersebut. Mereka bersahabat dari kecil .
Dengan bantuan Michelle akhirnya sua dapat berlatih bersama dengan Michelle . Dan mereka berdua pun menjadi wanita cantik yang penuh dengan kekejaman .
Bagi mereka membunuh adalah suatu kesenangan tersendiri , entah berapa banyak sudah saingan bisnis dan geng-geng mafia lainnya yang mereka bunuh dengan sadis dibalik wajah cantik dan manis mereka.
"Michellllleeeeeeee" teriak gadis tersebut saat memasuki ruangan Michelle.
" Bise tuli gue " ucap Michelle dengan memegang telinganganya.
"Hehe ya maap gue kan gak sengaja" ucap sua sambil cengengesan .
"Gua kesini mau ngajak lo makan siang ,ayok gua udah laper banget ni"ucap sua lagi dengan tangan yang memegang perutnya.
"Bentar gua rapiin berkas ini dulu"ucap Michelle
"Okkey jangan lama" ucap sua yang langsung duduk di sofa ruangan Michelle.
Tok tok tok
" Kayanya gue kebanyakan tamu deh hari ni " ucap Michelle .
"Min tolong buka pintunya "ucap Michelle memanggil sekretarisnya yang berada diluar ruangannya.
Namun sekretarisnya tak juga muncul untuk membukakan pintu .
"Hais kemana sih tuh sekretaris" ucapnya dengan nada kesal kemuadian pergi untuk membukakan pintu.
"Mama...papa" ucapnya dengan girang sambil memeluk kedua orang tua angkatnya.
"Emm ini siapa?" Tanya Michelle kepada orang tuanya.
" Aku adalah putra tunggal dari mereka" ucap lelaki tersebut dengan seringai menakutkan.
Dor Dor
Michelle pun tumbang karena mendapatkan tembakan di kedua lengannya.
Karena suara tembakan yang keras , Sua pun berlari menuju Michelle yang berada di pintu masuk.
Dan betapa terkejutnya sua saat melihat sahabatnya itu tergeletak tak berdaya.
"Michellllle" teriaknya dan langsung menghampirinya.
"Michee...ll" ucapnya yang terduduk sambil berusaha untuk membangunkan Michelle . Tetapi tiba-tiba nadanya tercekat dan Sua pun pingsan.
Ya Dua terkena bius.
.
.
.
" Engh... Aduh pusing, duh kok gua diiket gini kerjaan siapa nih wooy brengsekk mati Lo sialan" ucap sua yang baru terbangun langsung mengumpat dan bergerak berusaha melepaskan ikatan yang begitu kuat .
" Diem bego jangan gerak-gerak lengan gua sakit ni" ucap Michelle dengan nada lemas.
Sua pun langsung mengalihkan pandangannya ke sebelah kanannya.
"Eh Michelle Lo gapapa kan?" Tanya sua khawatir
" Pala Lo gapapa ,sakit ni makanya diem" cibir Michelle.
Di dalam ruangan dengan cahaya minim tersebut tiba-tiba sebuah lampu menyala dengan terangnya hingga Michelle dan sua menyipitkan matanya sesaat kemudian memfokuskan kembali pandangannya .
Dan pandangan mereka berdua pun dikagetkan dengan dua orang yang tak lain adalah orang tua angkat Michelle dan seorang lelaki asing yang mengaku putra tunggal dari orang tua angkat Michelle.
"Kalian" lirih Michelle.
"Hahaha jadi ini gadis tumbal yang mama dan papa besarkan " ucapnya lelaki itu dengan tawa yang keras.
Ya dia adalah putra tunggal dari orang tua angkat Michelle yang disembunyikan keberadaannya ,karena takut jadi incaran saingan bisnis dan geng-geng mafia lainnya.
" Kenapa..." Ucap Michelle terhenti saat pistol yang dipegang lelaki itu tiba-tiba menyentuh bibirnya .
"Ssst... Jangan banyak bicara dan tidurlah dengan nyenyak"ucap lelaki itu dengan senyum menakutkan.
Michelle hanya diam Kemudian melirik kedua orang tua angkatnya dengan bingung ,tak sadar air matanya menetes dan...
"Mama...pa...pa"lirihnya dengan nada tercekat karena tembakan.
Dor Dor
Dua tembakan mengenai jantung dan kepalanya.
"Michelleeeee"teriak Sua.
Kemudian Michelle pun lemas tak bernyawa.
*FLASHBACK OFF