Ryuji memeluk pinggang Safira mesra, menciumi leher jenjang istrinya. hembusan nafasnya panas meniupi kulit mulus wanita berusia 27 tahun itu, perlahan Ryuji membalik tubuh Safira membuat mereka saling berhadapan.
Lembut Ryuji mengangkat dagu sang istri menatap lekat kedua manik mata indah disana, sejurus kemudian ia mendaratkan ciuman lembut pada bibir Safira yang ranum.
Ciuman yang mulanya lembut perlahan menggila mencadi ciuman panas, rakus Ryuji melumat bibir kecil Safira membuat wanita bertubuh mungil itu kehabisan nafas.
Safira mendorong tubuh kekar Ryuji, ia mencubit perut suaminya manja seraya berkata. " mau buat aku mati kehabisan nafas??"
sudut bibir tipis Ryuji bagian kanan menangkat membentuk senyuman nan mempesona, tangan kananya mengusap lembut pipi Safira sampai pada ibu jari tanganya menyentuh bibir indah Safira yang masih basah karena ulahnya.
"maaf sayang, tapi kau begitu menggoda." ujarnya
Ryuji hendak melayangkan ciumanya sekali lagi tapi tangan Safira menahan tubuhnya. "Ryuuu kau tidak ingin makan malam dulu??? disini udaranya dingin kalau tidak makan akan semakin dingin." kata Safira
pelukan Ryuji mengerat, tubuh keduanya pun menyatu sempurna. gelak tawa sang pengusaha muda itu menggema di dinding kamar penginapan dimana mereka berada sekarang, sedetik kemudian Ryuji merenggangkan pelukanya dan berkata.
"sayang, hidangan yang mampu menghangatkan ku saat ini hanyalah dirimu. saat ini aku hanya ingin melahap setiap inci dirimu dan kuharap kamu mau memberikanku sedikit kehangatan itu." bisik Ryuji pada telinga kiri Safira yang ajaibnya kata itu justru membuat Safira tersenyum lebar.
Anggukan Safira yang berati menyetujui permintaan suaminya itu membuat pria berdarah Jepang itu tersenyum menang. desir aliran darah Ryuji kini mengalir lebih cepat, membuat kerja jantungnya sedikit lebih berat. Ryuji kembali melumat bibir indah Safira yang semakin lama menjadi ciuman penuh hasrat, beriringan dengan itu ritme nafas pria dewasa bertubuh kekar itu menjadi tak beraturan.
hawa panas perlahan merasuki jasad keduanya, seluruh urat dalam diri Ryuji telah mengirimkan tekananya pada satu titik dalam diri Ryuji yang semakin lama akan semakin menyiksanya.
satu persatu Ryuji menanggalkan baju hangat yang dikenakan Safira, begitupun sebaliknya. keringat kecil mulai merembes dari pori pori pelipis keduanya.
sekejap saja Ryuji telah menguasai seluruh tubuh Safira, memberinya beberapa kali serangan yang cukup membuat Safira lunglai penuh kepuasan.
"sayang, kamu masih sanggup satu kali lagi??" tanya Ryuji
"kamu gila??? tidak aku sedah lelah." tolak Safira.
"tapi.... aku terlanjur....."
"dasar, baiklah satu kali saja setelah itu tahan dirimu."
"janji,..!" jawab Ryuji
sepasang suami istri itu kembali meniti cinta dalam rajutan kasih diatas ranjang, mengharap benih cinta mereka tumbuh dan hidup dalam rahim Safira.
setelah 3 jam menyibukan diri bercinta, Ryuji keluar kamar mencari makan malam untuk istrinya yang telah kehabisan tenaga di atas ranjang.
****
"aku sudah menghubungi dr. Ricard kau tidak perlu khawatir dan lakukan saja tugasmu dengan benar, aku sudah tidak tahan dengan semua ini." kata Arthur pada Leon salah seorang pengawalnya.
Leon hanya terdiam sambil menundukan pandanganya saat Arthur memberinya perintah, keduanya tak sadar seseorang tengah berdiri diambang pintu rumah sederhana jauh dari kata mewah itu.
"kau pasien dari dr. Richard??" tanya Jacky menghampiri Arhtur dan Leon yang disambut mimik wajah terkejut dan tegang oleh keduanya.
"ya, kau mengenalnya??" jawab Arthur yang mencoba terlihat sesantai mungkin.
"haaach si tua bangka itu masih buka praktek?? ku kira dia sudah pensiun. ya aku mengenalnya, dia adalah salah satu dosen pembimbing terbaik dikampusku saat aku mengambil spesialis saraf." jawab Jacky
Leon bergegas meninggalkan dua lelaki itu, saat sang majikan memberikan isyarat padanya.
"hanya untuk ku, dia hanya menerima satu pasien setelah mengambil pensiun dan itu adalah aku." jawab Arthur
"kau meu menyombongkan dirimu sebagai pangeran yang bisa mendapat perawatan ekslusif dari dokter terbaik??" Jacky melnaikan salah satu alisnya milirik tajam ke arah Arthur.
dalam hatinya Jacky merasa ada yang aneh, ia berfikir jika Arthur sudah dibuang oleh pihak kerajaan bagaimana mungkin ia masih mendapat perlakuan istimewa seperti ini?.
"eh thur, gimana bisnis kafemu??"
"baik, semuanya berjalan dengan lancar "
"waah bagus itu, kau masih gak mau investasi di Tanaka Grup?? kita sedang bagus loh ini" tawar Jacky
"kau tahu aku tidak bisa berkumpul dengan orang banyak, ada sesuatu yang menghalangi ruang gerak ku. jika aku berinvestasi, aku akan banyak bertemu dengan orang banyak orang karena masuk dalam jajaran dewan direksi."
Jacky kembali berfikir keras, Arthur yang ia tahu adalah orang yang tidak menyukai bisnis besar. tapi cara bicaranya seakan ia mengetahui cara berbisnis, dan penjelasan barusan seakan ia akan berinvestasi dalam jumlah besar hingga bisa memasuki dewan direksi perusahaan.
" kalau begitu investasinya dalam jumlah kecil saja, beli beberapa saham atau aku bisa mengajukan obligasi ke kamu." jawab Jacky
"obligasi??? ya.. tapi hal itu akan jauh lebih aman jika kau jual pada instansi terpercaya bukan padaku." Arthur menatap Jacky dan memamerkan senyumnya yang menawan
"kau banyak tahu tentang bisnis, kukira kau bukan orang yang tertarik dengan bisnis besar." sindir Jacky
Arthur kembali mengulum senyumnya dan berujar "berita tentang perusahaan kalian dimuat di majalah bisnis internasional, aku tahu banyak hal dari sana termasuk keberhasilan kalian kembali ke posisi 7 perusahaan cincin dunia." jelas Arthur santai
Jacky bak ditampar oleh penjelasan Arthur, dia lupa Tanaka Grup adalah perusahaan besar dunia setiap pergerakanya pasti dimuat di berbagai media cetak internasional. dan Silvi pernah bercerita bahwa Arthur adalah penggila baca salah satu bacaanya adalah majalah bisnis internasional.
"kau terlalu banyak berfikir Jacky, jangan buat kepalamu bekerja keras memikirkan dari mana aku tahu semua masalah perusahaan mu." kata Arthur yang kemudian berlalu meninggalkan Jacky seorang diri di teras penginapan mereka berteman dengan dinginya malam.
aku mungkin salah karena telah berfikiran bahwa Arthur memata matai mereka, tapi pandanganya tak mungkin salah, seorang yang telah dibuang dari kerajaan tak akan pernah mendapat fasilitas eksklusif seperti yang didapatkan Arthur seperti saat ini. pikir Jacky
"kau sedang memikirkan apa Jacky??" tanya Ryuji hendak keluar rumah dan menjumpai Jacky termenung sendiri disana.
"kau??? hmmm hanya sedikit kecurigaan pada seseorang." jawab Jacky
"curiga???"
"hmm ya... curiga, aku akan memberi tahumu saat aku sudah mendapat kebenaranya. ngomong- ngomong mau kemana kau malam begini??" tanya Jacky
"aku mau mencari makanan untuk Safira, dan aku menunggu hasil akhir kecurigaanmu Jacky." kata Ryuji dan menjauh dari rumah penginapan mereka menggunakan motor trail yang memang telah disewa mereka sebelumnya.
"aku pasti akan mengungkap siapa sebenarnya kamu Arthur, jika memang aku salah itu akan baik tapi jika kecurigaanku beralasan maka aku yang akan kamu hadapi paling depan." kata Jacky pelan sembari mengepalkan tanganya.