"pangeran Arthur....!!!" Ryuna melambaikan tanganya saat melihat Arthur di sebuah toko buku.
"hai.... kamu ada disini???"
"ya.... kakak ku dan si playboy itu terlalu sibuk di perusahaan, kakak ipar juga membantunya sedang Silvi katanya sedang ada pemotretan gaun gaun rancanganya."
"jadi kamu pasti mau menemaniku jalan - jalan???"
"mauuuuuu pasti mau bangeeet!!!"
setelah membeli beberapa buku, Arthur mengajak Ryuna menonton sebuah film di bioskop setelah itu Arthur juga mengajak Ryuna mencicipi kopi khas kafe Europe.
"bagaimana??? apa rasanya nikmat?"
"perfect !!! hmmm pantas saja kafe milikmu ini ramai dikunjungi ."
"mungkin itu adalah keberuntunganku karena memiliki barista yang sangat handal, aku hanya mengawasi dan menyetujui usulan mereka."
"kamu membeli banyak buku desain interior?? rupanya kamu sangat tertarik di bidang properti ya???"
"ha... ha... ha... tidak juga, aku membeli ini untuk pembangunan kafe baru bulan depan. pembangunan kafe harus disesuaikan dengan desain khas Eropa yang sedang trendi saat ini, agar bisa menciptakan kesan lebih nyata."
mata Ryuna berbinar mendengar penjelasan Artur, ia tersenyum lebar dan karena sangat antusias tanpa sadar Ryuna menggenggam tangan Arthur erat.
tubuh Arthur menegang dan bergetar hebat, keringat dingin mulai keluar dari pori pori tubuhnya, wajahnya pucat pasi dan kemudian membuatnya lemas.
"to...to...tolong lepaskan tanganmu" suaranya bergetar
"ah maaf..... maaf Arthur, aku lupa kamu punya phobia."
Ryuna yang panik berusaha menenangkan Arthur, dia mengelap keringat Arthur dengan tanganya sendiri kemudian mengoyak tubuhnya kuat sambil terus berkata " Arthur kamu gak pa... pa... Arthur... bagaimana ini.... Arthur kamu baik - baik saja kan??"
tindakan Ryuna tidak menjadikan kondisi Arthur lebih baik justru sebaliknya tindakan itu semakin memperparah kondisinya bahkan hal itu membuat Arthur terkapar tak sadarkan diri.
dua orang mengenakan baju serba putih mendatangi Ryuna yang sedang panik
"nona apa yang terjadi??"
"Arthur.... cepat bawa dia ke rumah sakit!!" titah Ryuna pada pengawal Arthur
******
suasana di kantor Emerald Indo
Jacky sedang bergulat dengan laptop yang ada di meja kerjanya, tidak hanya satu laptop tapi dia bekerja dengan tiga laptop sekaligus.
sementara Jacky mengaudit laporan keuangan dari seluruh kantor cabang Tanaka Grup di seluruh dunia, Ryuji sibuk mengkoordinir seluruh direktur yang ia tempatkan di seluruh kantor cabang Tanaka.
kesibukan terlihat jelas di ruang kerja presiden direktur Emerald Indo, bahkan Safira sampai harus turut membantu Ryuji memeriksa beberapa email dan perkembangan saham Tanaka grup. bukan tanpa alasan tapi hal itu mereka lakukan karena perusahaan pesaingnya Gloria kini telah menguasai pasar dunia dari berbagai bidang yang membuat kedudukan mereka kini mengungguli Tanaka Grup.
"Ryuji ada kebocoran dana oprasional di kantor Vietnam, sepertinya beberapa tikus kecil sedang berpesta beberapa hari ini." lapor Jacky pada Ryuji
"hubungi, divisi SDM minta mereka kirimkan data seluruh karyawan termasuk jumlah kekayaan mereka satu bulan terakhir." kata Ryuji
"Ryuuu nilai saham kita kembali melemah, aku harap tidak akan berimbas pada proyek kita di Belanda dan pelimpahan tanah untuk pabrik perusahaan benang kita di Cina."
"cari tahu perkembangan proyek di Belanda dan tanah pabrik itu."
"Ryuji ada pembengkaan di cabang Afrika, dan penjualan robot di seluruh Eropa menurun."
tok tok tok ...
seorang karyawan meminta ijin untuk memasuki ruangan Safira.
"ya .... katakan ada apa??" tanya Safira
"bu.... ibu Megia sedang menunggu di lobi"
"apa??? Megia??"
"iya bu.... saya suruh tunggu atau???"
"oke suruh dia tunggu 10 menit lagi aku turun"
"baik bu...."
karyawan itu meninggalkan ruangan Safira, istri CEO perusahaan besar itu terlihat cemas setelah kepergian karyawan itu.
setelah menghela nafas panjang Safira menutup laptopnya dan beranjak meninggalkan ruang kerjanya, dia berjalan menemui lawan bisnisnya yang sudah hampir satu tahun tak pernah ia temui.
dua orang lelaki mengenakan jas hitam bertubuh tegap terlihat berada di depan pintu ruang tunggu di perusahaan Safira, perlahan tapi pasti Safira berjalan memasuki ruangan itu
"selamat siang??" sapa Safira sembari tersenyum lebar
"ah.... selamat siang ! maaf aku mengganggu waktu sibuk mu, ku dengar tuan Tanaka kini sedang bekerja di gedung ini??" tanya Wanita bertubuh kurus dengan dandanan menornya
"iya Ryuji Tanaka sedang bekerja di gedung ini, kamu mau bertemu denganku atau dengan tuan Tanaka?" tanya Safira ketus
"tenanglah aku sudah menikah jauh sebelum kamu jadi tidak akan menggodanya, aku ingin membicarakan kontrak peluncuran produk kosmetik baru kita. aku sudah setuju dengan pembagian keuntungan disini, tapi ku lihat kamu belum juga menyetujuinya."
Megia menyerahkan sebuah map berisi perjanjian kontrak kerjasama antara perusahaan Emerald Indo dengan perusahaan Megia.
"kesepakatan ini akan berdampak juga pada investasi Tanaka grup pada Emerald Indo jadi fikirkan matang- matang sebelum menolaknya."kata Megia sembari berlalu meninggalkan Safira di ruang tunggu
kaki Safira lemas, otaknya berfikir keras, dan tenaganya seperti habis terkuras. dia terlalu sibuk membantu suaminya menangani permasalahan permasalahan global Tanaka grup sampai dia lupa perusahaanya sendiri sedang menjalin beberapa kontrak kerjasama dengan berbagai perusahaan yang masih terhubung dengan perusahaan asing, sedikit kesalahan saja maka Emerald Indo akan membuka celah lebih lebar untuk kemerosotan Tanaka grup.
****
"ada apa???" tanya Ryuji saat melihat wajah istrinya penuh dengan kecemasan ketika memasuki kamar mereka.
"cuma capek aja"
Ryuji memeluk Safira dari dari belakang membuat mereka memiliki pandangan yang sama yaitu pemandangan malam kota Jakarta yang tak pernah tidur
"kamu tahu kalau kamu punya banyak kelemahan??"
" oh ya???apa???"
"coba jawab dulu???"
"ummmm pendek???ceroboh??? kurang pinter???item??? jelek??? apaaaa???" Safira mencoba menebaknya
"ehem.... salah.... !!"
"trus apa???"
Ryuji memutar balik tubuh Safira membuat mereka saling berhadapan
"kamu itu gampang gak tegaan, sedikit gak sabaran, banyak mikir dan yang paling gak ahli adalah kamu itu paling gak bisa bohong."
Safira membeku mendengar perkataan Ryuji lidahnya keluh tak sanggum mengelak tebakan suaminya, hanya tatapan penuh keterkejutan yang ia suguhkan didepan Ryuji.
"sekarang katakan apa yang membuatmu murung??"
Safira memeluk tubuh kekar Ryuji dan berkata " kerjasama Emerald dengan Triple A company tentang produk kosmetik terbaru itu jika ku batalkan akan membuka lebar kemungkinan kemerosotan Tanaka grup, sedangkan kalau aku lanjutkan maka kerugian Emerald tidak akan terbantahkan."
"jadi masalah itu??? jangan khawatir mereka hanya bersiasat"
"siasat??"
"ya.... seakan membenturkan kita dalam dua masalah dan membuat kita memilih mana yang akan menjadi prioritas "
"menurutmu apa yang akan kita lakukan??"
"lakukan saja apa yang mereka inginkan, bersamaan dengan itu kita yang akan mengambil alih kendali."
"lalu???"
"apa lagi??? kita buat anak sekarang."
Ryuji menggendong tubuh mungil Safira dan menempatkanya di atas ranjang mereka.