Chereads / Touch my heart / Chapter 71 - Lamunan

Chapter 71 - Lamunan

"Selamat sore mama mertua." Ryuji membungkukan badanya menghormati

"kalian sudah datang??? aku kira kalian akan tiba siang hari, apa terjadi masalah??" kata mama Safira

"tadi pesawat kami delay selama 2 jam ma... jadi datangnya sedikit terlambat." sahut Safira menyambar tangan mamanya kemudian menciumnya.

"oh.... kalau begitu ayo cepat masuk, kalian pasti sudah sangat lelah."

"Ibuk.... apa kamu melupakanku sampai tak melihatku??" rengek Silvi dari barisan paling belakang orang asing yang berjajar di depan rumah mama Safira.

"mana mungkin ibuk lupa?? hanya saja kamu terlihat lebih pendek dibandingkan mereka dan lagi kamu berdiri di barisan paling belakang jadi ibuk gak lihat kalau ada Silvi." mama Safira tersenyum hangat dan memeluk Silvi bagai seorang ibu yang memeluk putrinya sendiri.

Silvi sudah berteman dengan Safira selama 10 tahun terakhir dan mengganggap mama Safira adalah mamanya sendiri, Silvi tak seberuntung Safira yang tumbuh dengan kasih sayang kedua orang tua lengkap. dia besar hanya dari kasih sayang ayahnya itu sebabnya dia sedikit tomboi dan sedikit ceroboh, ibunya meninggal karena kecelakaan pesawat saat dia berusia 8 tahun saat menghadiri sebuah pameran busana di Singapura.

kerinduanya akan sosok ibu mendorongnya menekuni pekerjaan yang juga di tekuni oleh almarhumah ibunya, Silvi merasa saat dia mengerjakan suatu desain maka dia sedang dekat dengan ibunya. persahabatan dengan Safira diusia remaja memperkenalkan dia dengan sosok wanita penuh kasih sayang bernama Berliana yang tak lain adalah mama Safira, sejak saat itulah Silvi selalu mengganggap Berliana sebagai ibunya.

"kalian pasti sudah lapar ayo makan dulu, mama sudah siapin makanan khas jogja. apa lagi kalau bukan gudeg?? ayo cepat makan." kata Berliana bersemangat

"terimakasih mama..." Safira mencium pipi mama nya kemudian duduk di kursi meja makan di sebelah kanan mamanya yang duduk di kursi pangkal meja makan.

"oh ya mama belum kenal dengan mereka, siapa mereka Safira??" melihat kearah Jacky dan Ryuna.

"maafkan saya mama mertua, saya lupa memperkenalkan mereka. perkenalkan ini adalah Ryuna adik kandung saya, dan dia adalah Jacky lebih dari seorang sahabat bagi saya."

"hmmmm Ryuna sangat cantik dan murah senyum, Jacky juga terlihat orang yang sangat berpendidikan."

"ibuk.... meskipun dia memiliki otak yang jenius tapi dia memiliki etitude yang buruk, jangan terkecoh dengan penampilanya." sahut Silvi

"hey..... etitude mana yang kamu bicarakan??"

"ha...ha..ha... benar kata kak Silvi kamu memang memiliki etitude yang buruk, contohnya play boy !!!" sahut Ryuna dengan ceria

tawa pecah di meja makan yang kental dengan persaudaraan dan cinta itu pun tak terelakan, melihat putri semata wayangnya bahagia juga membuat Berliana yang tak lagi muda itu tersenyum lega.

"setelah makan kalian bisa istirahat, Safira nanti antarkan Jacky ke kamar tamu, dan Ryuna kamu tidur di kamar Silvi ya .?"

"ah.... baik mama mertuanya kakak." Ryuna membungkukan badanya

"mama istirahat dulu kalian lanjutkan makan nya ingat habiskan semuanya jangan sampai ada yang tersisa." titah Berliana mengarahkan jari telunjuknya tepat di depan wajahnya kemudian dengan senyuman dia meninggalkan meja makan untuk kembali ke kamarnya.

"kakak ipar kenapa Silvi memanggil mama mertua ibuk?? dan bahkan dia punya kamar di rumah ini??apakah persahabatan di Indonesia sangat kental???" tanya Jacky

"Ha...ha...ha.... kami saling mengenal cukup lama jadi sudah seperti saudara sendiri, yaaa sama lah seperti kamu dan Ryuji." jawab Safira

"hmmm tapi aku dan Ryuji kan berbeda..... persahabatan kami tidak sekental itu meskipun aku mengenalnya sejak lama, aku bahkan tak memiliki kamar ku sendiri di rumahnya." Jacky menatap Safira penuh dengan perasaan penasaran dalam hatinya

"kamu tak memiliki kamar tapi kamu memiliki posisi di sampingnya sebagai orang kepercayaan nya, kamu bahkan memiliki akses khusus dan satu satu nya orang yang bisa bersahabat dengan pria kaku ini. apa itu tidak lebih dari sebuah kamar???" jawab Safira

perbincangan mereka terus berlanjut saling bertanya dan menjawab akan hal baru yang mereka ketahui tentang Safira, Silvi, dan Ryuna.

tak terasa malam semakin larut semua orang meninggalkan meja makan dan kembali ke kamar yang telah disiapkan oleh Berliana, Safira yang lelah setelah perjalanan Jepang - Indonesia untuk berbulan madu dan belum lagi tidur yang kurang membuatnya cepat terlelap dalam tidur yang nyenyak

Ryuji masih terjaga dia memandangi wajah istrinya yang teduh dan sangat memikat saat dia sedang terlelap, dalam hatinya berkata wanita ini pantas jika dia dianggap alat barter dalam pernikahan bisnis tidak hanya cantik, berbudaya, beretika, cerdas, dan mampu bersikap sesuai dengan keadaan yang dialami dengan cepat. Beruntungnya dia memiliki wanita seperti Safira dia bisa menyelamatkan Safira dari pernikahan itu, kini tak akan ada orang yang bisa dianggap beruntung kecuali dirinya.

dengan hati - hati Ryuji beranjak dari tempat tidurnya, dia bahkan mengendap endap berjalan keluar kamar agar tak membangunkan istrinya yang sedang tertidur pulas.

Ryuji berjalan ke arah balkon di lantai dua rumah Berliana, angin bertiup semilir, dibawah cahaya sinar bulan purnama Ryuji berdiri mengamati hamparan sawah dan sungai kecil di samping rumah mama mertuanya. fikiranya melayang tertiup angin membawanya pada angan yang tak ingin ia lepaskan, apalagi kalau bukan memiliki keluarga sempurna dengan Safira dan beberapa anak mereka nantinya.

seseorang menepuk bahunya dari belakang membuyarkan impian yang dirajut dalam khayalan.

"belum tidur???"

"ah.... kamu mengagetkanku, yaa aku masih belum merasa ngantuk. kamu sendiri apa yang kamu lakukan disini?"

"aku sudah berada disini satu jam yang lalu, mengamati dirimu yang tersenyum sendiri dalam lamunan yang mengerikan. hingga kamu tidak menyadari keberadaanku."

"oh... maaf Jacky aku sedang menikmati keadaan ini, bukankah ini adalah keluarga yang sesungguhnya?"

"hmmmm aku juga bisa merasakan kehangatan keluarga saat makan malam tadi, tapi apa yang mengusik mu sampai kamu tidak menemani istrimu malam ini."

"huft..... aku sudah menyelamatkan sekaligus mendapatkan Safira dari pernikahan bisnis itu, perusahaan yang dijodohkan dengan nya juga sudah pailit karena kegagalan pernikahan ini. aku rasa, aku ingin tinggal beberapa bulan lagi di sini, anggap saja aku sedang menikmati liburan setelah bekerja cukup keras."

"Ryuji bangun dari tidurmu.... Tanaka Grup memang sedang dalam keadaan stabil saat ini tapi Gloria semakin menggila dengan saham yang semakin mahal di pasar Internasional, mereka bahkan sudah berada satu peringkat dibawah kita. aku takut hal ini akan mempengaruhi posisi kita di dunia."

"karena itu aku menginginkan Arthur masuk dalam bisnis kita, dia orang yang sangat sempurna untuk menjadi seorang pengusaha tapi sayangnya dia menolak kerjasama itu."

"aku tahu betul apa yang kamu rencanakan awalnya menarik dia dalam kerjasama bisnis kemudia menjadikan dia dewan direksi itu pasti akan bisa memperkuat Tanaka Grup karena memiliki orang sesempurna Arthur. tapi Ryuji apa kamu tidak merasa aneh??? dia memiliki kemampuan cukup untuk menjadi pengusaha besar, latar belakang keluarga, kemampuan berbisnis, detail usaha, sudut pandang usaha, dan kecerdasan yang ia miliki tapi dengan itu semua dia hanya menjadi seorang owner dari beberapa cafe kecil yang ia bangun di Indonesia. apa masuk akal???" tanya Jacky

"Jacky.... kenapa hal itu tak terfikirkan olehku??? apa kamu sudah mencari tahu tentang dia???"

"haaah... saat kamu sibuk dengan lamunan mu aku sedang sibuk mencari tahu tentang dia, awalnya aku hanya curiga sebagai pemilik 2 pobhia yang membuat dia hampir tidak bisa berinteraksi dengan orang lain atau bahkan benda disekitarnya, dia terlihat cukup sempurna dalam mengerjakan pekerjaanya. setelah aku cari tahu tak banyak yang bisa didapatkan, dia layaknya masyarakat biasa. tapi tetap saja itu tidak wajar dan sangat mencurigakan."

"apa yang kamu fikirkan tentang dia??? apa dia akan berbahaya untuk Tanaka Grup dengan bisnis kecilnya itu?"

"saat ini aku belum bisa mengatakan seperti itu, tapi dia sangat memperhatikan Safira dibandingkan Silvi. aku rasa dia menyukai Safira."

"kalau begitu abaikan saja dan buang jauh- jauh fikiran itu. dia tak berbahaya dan tidak cukup kuat untuk Tanaka Grup, selain itu Safira sangat mencintaiku sekarang bahkan kita berencana segera memiliki momongan jadi tak ada yang perlu di khawatirkan."

Ryuji meninggalkan Jacky dengan wajah sedikit kesal, karena Jacky mengatakan ada orang lain yang sedang memperhatikan istrinya.

"Ryuji tunggu!!!" pekik Jacky memanggil Ryuji meski Ryuji tak menghiraukanya.