Chereads / Touch my heart / Chapter 70 - Jogja

Chapter 70 - Jogja

Gadis cantik itu menengok kearah sumber suara yang terhalang tubuh kekar Ryuji

"jadi kamu gak kenal aku??" kata Gadis itu dengan bibir manyun

"Ryuji Tanaka apa semua ini??? mengapa dia menanyakan siapa aku??? apa usia mu semakin tua sampai lupa memperkenalkan aku pada dia??" katanya lagi sembari berkacak pinggang dan mengernyitkan alisnya.

Ryuji tersenyum memutar badan dan merangkul Safira dengan tangan kirinya sedang gadis cantik itu di tangan kananya. "Sayang maaf aku lupa memperkenalkan Kareina padamu, dia adalah adik ku. nama aslinya Ryuna Tanaka namun karena satu alasan dia harus tinggal di Amerika dan mengganti namanya menjadi Kareina."

Safira tercengang mendengar pernyataan Ryuji, selama 9 bulan menikah dengan pria Jepang itu tak pernah dia mendengar bahwa Ryuji memiliki seorang adik perempuan.

"ho...ho.... kakak ipar kamu terkejut ya??? tenanglah adik iparmu ini akan menjelaskanya perlahan." Kata Jacky membusungkan dadanya namun belum sempat berbicara lagi gadis cantik bernama Reina memukul kepalanya sangat keras

"hey hidung belang berhenti bertingkah seperti remaja, kamu seorang dokter dengan IQ diatas rata rata bagaimana bisa kamu bersikap seperti ini??? lagi pula ingat berapa usiamu sekarang."

"kakak ipar, perkenalkan aku Ryuna adik kandung Ryuji Tanaka. mungkin kakak ku lupa memperkenalkan diriku karena beberapa hal yang menimpa kalian di Jepang kemarin, tapi dia akan segera menceritakan siapa aku padamu.oh ya panggil aku Ryuna saat tidak ada orang lain aku lebih suka dipanggil dengan nama asli ku."

Safira masih mematung di tempatnya, keadaan macam apa ini dia menjadi seorang istri yang sama sekali tak mengetahui siapa suaminya. jika Ryuna adalah adik Ryuji mengapa dia harus tinggal di Amerika dan mengganti namanya menjadi Kareina??? jika memang bersaudara mengapa tak pernah sekalipun Ryuji menghubunginya? bahkan di kontak telfonya tak ada nama Ryuna atau Kareina disana??? mengapa dia harus datang sekarang saat kami ada di Indonesia?? mengapa tidak menemui kami saat kami berada di Jepang??? Ryuji kamu berhutang banyak penjelasan padaku pikir Safira.

"baiklah sudah berkumpul semuanya sekarang mari kita pergi ke Jogja menemui mamanya kakak ipar "pekik Jacky

Ryuna terlihat lebih akrab dengan Jacky dari pada Ryuji yang katanya adalah kakaknya, sepanjang perjalanan Ryuna hanya tertawa dan memainkan permainan anak- anak dengan Jacky. kehadiran Ryuna tak hanya mengusik pikiran Safira tapi juga Silvi yang meradang melihat keakraban pria yang ia cintai dengan gadis lain.

kedua wanita dewasa itu hanya menatap heran dan penuh pertanyaan akan Ryuna, sedangkan Ryuji ia kembali sibuk dengan laptop untuk memeriksa beberapa pekerjaan selama dua hari terakhir.

"wuaaah kakak ipar apa kamu besar di kota ini??? ini kota yang sangat indah....kakak ipar selama disini ajaklah aku melihat lihat kota ini, hmmmm apa tadi nama kotanya???" kata Ryuna saat melihat area persawahan yang mereka lewati.

"Jogja.... " kata Silvi jutek

"ahaa.... ya Jogja, aku memiliki daya ingat yang buruk ha...ha...ha... oh ya terima kasih kak Silvi, kamu sedikit pemarah rupanya."

Ryuna memang gadis yang periang dia sangat antusias dengan hal baru cuek dan suka bicara seenaknya sesuai dengan apa yang ia fikirkan tanpa memperdulikan perasaan orang yang mendengarnya.

"aku pemarah???? aku tidak pemarah !!! huft.... Safira kenapa kamu memiliki suami dan adik ipar yang aneh seperti ini." bisik Silvi

"hey.... aku mendengarnya kak Silvi, dan aku juga fasih berbahasa Indonesia jadi aku tahu yang kamu bicarakan " sahut Ryuna yang duduk dibangku tengah mobil van yang mereka naiki.

"ah.... Ryuna maafkan Silvi dia sedikit ceroboh dalam berbicara, kamu jangan tersinggung ya !!" Safira memamerkan deretan gigi putihnya mencoba membujuk adik ipar yang baru ia ketahui beberapa menit yang lalu itu agar tidak marah akan ucapan Silvi

"ha...ha...ha... kakak ipar aku tidak marah, aku hanya merasa kak Silvi mungkin akan cocok dengan si hidung belang Jacky. jadi kalau Jacky mau selingkuh setidaknya dia akan merasa sedikit takut jika punya pasangan yang pemarah seperti kak Silvi"

mendengar perkataan Ryuna sebuah botol minuman ringan melayang ke arah Ryuna dan tepat mengenai kepalanya.

"hey gadis nakal..... jangan ngomong sembarangan!!! kucing liar itu akan menikah dengan pengusaha tua, botak dan memiliki perut buncit. lagipula kalau aku menikahi Silvi siapa yang akan menikahimu??? aku bahkan sudah melamar mu lebih dari 10x " kata Jacky yang duduk di samping supir.

"hah!!?? benarkah?? kak Silvi apa mau ku bantu kabur dari penikahanmu??" kata Ryuna polos

Safira dan Silvi hanya bisa nyengir mendengar tawaran itu mereka merasa akan ada ratusan kebohongan lain setelah ini, dan sayangnya mereka tidak akan pernah bisa melarikan diri dari perangkap yang mereka bangun sendiri.

"hmmmm Ryuna bagaimana kamu tahu kita sedang ada di Indonesia???" tanya Safira mengalihkan pembicaraan

"seminggu yang lalu si hidung belang menghubungiku dan mengatakan kalau kalian akan pergi ke Indonesia untuk bulan madu dan berlibur, tiga hari yang lalu aku mendapat jadwal kalian hendak berkunjung kerumah mama kakak ipar jadi aku datang diwaktu ini, sekalian berkenalan dengan keluarga kakak. aku tahu saat pernikahan kakak tak ada seorangpun keluarga kami yang datang jadi anggap saja ini kunjungan keluarga" jawab Ryuna

Ryuji mengacak acak rambut Ryuna dan berkata "kamu sudah cukup dewasa rupanya." senyum Ryuji pun tergambar menambah katampanan yang ia miliki.

"berterima kasihlah padaku, aku selalu mengajarinya dan mengawasinya secara intensif jadi dia bisa tumbuh dengan baik. dan kamu jangan sungkan Ryuji aku melakukan ini semua agar dia siap saat resmi menjadi istriku nantinya" kata Jacky menyela

Silvi tertunduk rona wajahnya meredup perlahan pandanganya buram saat air mata di pelupuknya tak lagi tertahankan, tak ada yang menyadari perih yang dirasakan desainer baju berbakat itu kecuali Safira sahabatnya.

Silvi sering sekali melakukan perjalanan bisnis atau untuk sekedar traveling semua terasa sangat indah, namun perjalanan kali ini awan mendung menutupi sinar mentari, candaan yang menggema dalam mobil kami bagaikan kilat yang memperingatka nya akan adanya petir, dan ucapan Jacky yang terus menegaskan bahwa ia berniat menjadikan Ryuna sebagai pendamping hidupnya bak petir yang menyambar ubun ubunnya bahkan saat hujan belum turun.

"Safira kita sudah sampai, ayo segera turun!" titah Ryuji

" hmmm ya... aku akan segera turun setelah mengemas barang bawaanku." kata Safira

"Silvi tenanglah aku akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, jangan berfikir macam- macam! ok !! dan hapus air matamu." kata Safira kemudian memberi pelukan untuk sahabatnya Silvi

"terima kasih Safira.... " kata Silvi pelan