Ryuji melepaskan pelukanya kemudian berpaling dan menyabet segelas air putih di gelas yang ada di meja kerjanya, sedang Safira dia menghempaskan tubuhnya yang masih bergetar ke sofa.
"Kita akan melanjutkan ini di rumah." katanya tanpa melihat Safira yang masih lemas
Safira tak dapat mengatakan apapun bibirnya terkunci hati, fikiran dan tubuhnya mengatakan hal yang tak seirama, fikiranya yang hanya ingin balas budi kepada Ryuji, Hatinya yang masih perih mengingat kenangan pahitnya saat ia mulai menaruh kepercayaan dan cintanya, dan Tubuh yang begitu menikmati setiap sentuhan Ryuji.
Ryuji menghampiri istrinya setelah ia bisa mengembalikan kesadaranya dan menenangkan dirinya sendiri " pulanglah bersama Yurin, aku akan pulang cepat hari ini." Kata Ryuji dengan mata yang dingin dan wajah kakunya.
Tomo terlihat gelisah ia berdiri didepan pintu ruangan Ryuji sudah setengah jam lamanya, Tomo tak tahu apa yang harus ia lakukan jika dia mengetuk pintu saat Tuan dan Nyonyanya berada di ruangan bersama itu sama seperti mengajukan permohonan pengunduran diri, tapi jika dia diam di sana maka Ryuji bisa terlambat mengambil tindakan.
Tak selang beberapa menit Safira keluar dari pintu itu dengan wajah tegang dan debaran jantung yang masih tak terbendung, ia menghampiri Yurin dan mengjaknya bergegas meninggalkan kantor.
Tomo segera memasuki ruangan orang yang paling penting di perusahaan Tanaka ini,
"Permisi tuan... tuan beberapa orang kita telah menemukan ketua geng yang menculik nyonya Safira, ia dijuluki belut Asia karena kelihaianya dalam meloloskan diri menyimpan bukti kejahatanya yang membuat dia sangat sulit ditangkap."
Ryuji menyeringai kedua tanganya mengepal dan matanya memerah, bara api kemarahan nampak jelas diwajah Ryuji.
"Bawa aku padanya, aku harus membuatnya berada dipihak kita dan mengatakan siapa yang menyuruhnya menculik Safira !! ." titah Ryuji sembari menyabet jas yang tergantung di punggung kursi kerjanya.
***
Disebuah rumah makan Cina yang berada di pusat kota, Ryuji bermaksud menemui ketua mafia yang telah berani menyentuh istrinya.
Ruangan khusus telah dipesan, terlihat orang- orang berwajah seram berjajar di sepanjang lorong menuju ruang makan khusus itu. Ryuji dengan pasti melangkahkan kakinya diantara barisan preman, wajahnya yang dingin dan kaku membuat beberapa preman merasa sedikit ciut.
"Dimana tuanmu?" tanya Ryuji dengan suara yang dalam
seorang daiantara preman itu memberikan isyarat bahwa orang yang dicari Ryuji sedang berada di dalam ruangan tertutup di ujung lorong.
Ryuji memasuki ruangan itu seorang diri karena Tomo dihadang oleh preman yang berjaga didepan pintu ruangan itu.
Seorang prian berwajah sangar yang memiliki tato besar bergambar naga melingkar ditangan kananya, dia diapit dua orang wanita penggoda yang mengenakan kimono yang tidak di tali membuat siapa saja bisa melihat tubuh mereka yang hanya dibalut bra dan celana dalam berbahan dasar renda.
Seorang diantara gadis itu menyambut Ryuji dan mulai menggodanya dengan belaian halus keseluruh tubuhnya.
"Aku datang kesini bukan untuk menikmati sambutan wanitamu." kata Ryuji tegas
sang ketua mafia itu mengisyaratkan pada wanita disamping Ryuji untuk kembali kesisihnya.
"Apa yang kamu inginkan?"
"Kudengar jaringan anggota gengmu mengalami perpecahan karena perseteruan dalam internal kalian??" Ryuji menatap dingin ketua geng itu.
"Itu hanya masalah kecil tak akan lama semuanya akan terselesaikan."
"Benarkah??? tapi ku dengar perpecahan itu membuat beberapa bukti keterlibatanmu dengan para petinggi negara dan pengusaha besar Asia mulai terkuak??, Belum lagi bayaran dari klien kalian sebelumnya tak terserap dengan baik karena banyak diantara klien kalian tertangkap polisi?, bahkan banyak dari anggota kalian telah meninggalkan kalian dan beralih pada geng lain?."
Pria berwajah seram itu menggebrak meja dihadapanya membuat para wanita penghibur itu ketakutan.
"Apa maumu???! katakan atau hanya namamu yang akan sampai di rumahmu!" Pria bertubuh besar dan kekar itu memajukan tubuhnya dengan mata melotot.
"Aku menawarkan sesuatu yang lebih baik dari pada membunuhku." Ryuji menunjukan senyum liciknya dan lirikan mata yang tajam tertuji pada sang ketua geng.
"Kamu hanya akan mempersulitku dengan menjadikanku anak buahmu, dan ingat aku tidah butuh bantuan siapapun di dunia ini." Sang kepala geng itu seakan bisa menerawang apa yang ada dalam kepala Ryuji, tapi Ryuji hanya tersenyum licik dan berkata " Kamu yang memilih jalan ini maka jika ada kesulitan di hari yang akan datang jangan pernah kamu mengiba padaku." Ryuji hendak meninggalkan ruangan berukuran 3x4 meter itu tapi kepala geng itu menyuruh kedua wanita penghiburnya menyerang Ryuji.
hyaaaaaak.... hyaak...
bug...bag....bug...staaaaak.... bug... plak....
perkelahian Ryuji melawan dua orang wanita itu tak terelakan, beruntung Ryuji adalah pemegang sabuh hitam dan sempat mempelajari beberapa ilmu bela diri yang membuatnya mampu menangkis semua pukulan dua wanita itu.
Saat kedua wanita itu tersungkur di lantai dengan lebam di beberapa bagian tubuhnya, sang ketua geng memanggil semua anak buah yang ada di tempat itu. Sayangnya sebelum para brandalan itu masuk dan menghajar Ryuji sang kepala geng sudah berada dalam kuncianya.
"Katakan padaku siapa yang menyuruhmu membawa istriku?"
preman itu sigap mengambil pisau kecil di meja dan mengarahkan pada lengan Ryuji yang menahan tubuhnya.
"Bekerjasamalah atau kau akan mati ditanganku!!" pekik Ryuji yang berhasil mengambil pisau kecil dari tangan si ketua geng dan berbalik menikamnya dengan lengan yang terluka dan mengucurkan darah segar di jas mahalnya.
"Mr. James dan Tuan Sukimoto." kata ketua preman itu dengan wajah ketakutan.
Ryuji segera meninggalkan rumah makan itu dan bergegas menuju kediamanya, kepalanya dipenuhi dengan kekhawatiran pada istrinya setelah mendengar nama orang di balik penculikan Safira.