Kyra melirik Andrean dengan gugup,sementara Andrean melihat jari jemari Kyra dengan bingung.
"Kamu memakai cincin?" tanya Andrean
Kyra menatap bingung pada Andrean.
"Dijarimu.." ucap Andrean seraya melirik pada jari Kyra
"Oh...ini,iya..aku sudah memakai cincin." ucap Kyra
Andrean menatap wajah Kyra serius,seolah ingin tau dari siapa cincin itu.
"Ini pemberian Papa,aku merindukannya.Jadi aku memakainya saat aku pulang kemari." jelas Kyra
"Oh,baiklah..aku rasa kamu bisa simpan cincin ini juga." ucap Andrean tersenyum
"Terima kasih,Andrean." jawab Kyra
"Pakailah jika kamu sudah bisa menerimaku,Lia." ucap Andrean dalam hati
Esok pagi Kyra dan Andrean sampai di Jakarta,Kyra langsung kekantornya.
Karena mereka berangkat cukup pagi,lagipula dia sudah memberitahu Sean.
Sementara Farah pesawatnya baru terbang saat ini,karena Sean tidak membangunkannya sama sekali.
Sean baru saja tiba dikantor,beberapa karyawan menatap Presdirnya itu bingung..karena tidak seperti biasa nya dia tersenyum ramah.
Saat sampai di lantai atas,Sean melirik Kyra yang tengah serius menatap layar komputer dihadapannya.
Sean masuk keruangannya,dia merasa lelah karena semalaman tidak bisa tidur.
Dia melepas kancing atas kemeja nya,dan bersandar di sofa.
"Apa dia tidur nyenyak semalam?hingga sepagi ini sudah berada dikantor?" ucap Sean dalam hati
Sean memejamkan mata sebentar,kemarin masih terasa mimpi baginya.Bisa bertemu dengan Kyra lagi,dan bisa berada sedekat ini.Sean mengambil ponselnya dan menelfon Kyra.
"Kemarilah." ucap Sean
Sean mematikan telfonnya,masuk keruangan pribadinya dan membuka kulkas mengambil air putih,tak lama dia mendengar suara pintu diketuk.
"Masuklah." ucap Sean
Kyra melangkah masuk,dan tidak melihat Sean dikursi nya.
"Permisi.." ucap Kyra
Tidak ada suara yang menjawab,Kyra mengintip kearah ruangan disamping ruangan Sean.
"Pak,apa ada yang bisa saya bantu?" ucap Kyra lagi
Tidak ada yang menjawab,Kyra mundur perlahan dan berbalik melangkah ke pintu.Baru hendak membuka pintu,seseorang memegang tangannya.
"Apa kamu tidak bisa memanggilku Sean?" ucap Sean
"Maaf..Pak,ah..maksudku.." belum lagi dia menjawab
"Sean." bisik Sean ditelinga Kyra
Wajah Kyra memerah mendengar suara Sean ditelinganya.
"Sean,ada apa memanggilku?" tanya Kyra
"Apa aku tidak boleh memanggilmu?" ucap Sean lagi
"Yah,kamu bosku..kamu berhak memanggilku.Maksudku ada perlu apa?" tanya Kyra
"Tidak ada,aku hanya ingin melihatmu" ucap Sean kemudian melepas tangan Kyra
"Hanya itu?" tanya Kyra
"Jika hanya itu,lihatlah dan aku harus kembali." lanjut Kyra lagi
Sean menatap Kyra dalam,dia melangkahkan kaki mendekati Kyra.Melihat jarak yang hanya satu langkah membuat Kyra perlahan mundur.
"Sean,ada apa denganmu?" tanya Kyra gugup
Sean tidak menjawab malah makin menyudutkannya,Kyra bersandar ditembok melihat Sean dengan panik.
"Sean,hentikan." ucap Kyra tegas
Sean tersenyum,kemudian menahannya dengan kedua tangan ditembok agar Kyra tidak pergi.Dia mendekatkan wajahnya pada Kyra.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Kyra
"Aku sedang melakukannya." ucap Sean
"Apa?" tanya Kyra lagi
"Melihatmu." ucap Sean
Gadis itu benar-benar gugup,dia tau Sean dihadapannya adalah Sean yang 12 tahun lalu dia kenal.Tapi melihat Sean mengatakan itu,membuat wajah Kyra seolah memanas.
"Yumii,kamu cantik." ucap Sean lagi
Kyra hanya menggigit bibirnya mendengar Sean mengatakan itu,wajahnya yang memerah tertunduk malu.
"Kamu membuatku gemas." ucap Sean lagi
"Sean,aku harus segera kembali." ucap Kyra pelan
Sean menatap gadis itu,dan melirik nya tersenyum.
"Kamu tau,Yumii.." ucap Sean
"Apa?" tanya Kyra
"Kamu tumbuh dengan sangat baik." jawab Sean
Kyra mengangkat kepalanya,menatap wajah Sean yang seolah memperhatikan tubuhnya.
"Sean,kamu cabul." ucap Kyra seraya mendorong Sean
Sean tertawa melihat ekspresi nya,wajah Kyra semakin memerah..dia cemberut seolah tidak ingin memandang Sean lama.Sean kembali duduk melangkah duduk dikursi nya dengan senyum lebar seolah menggoda.
"Yumii,kemarilah." ucap Sean pelan
"Apa lagi?" jawab Kyra kesal
"Ada sesuatu yang mau kutunjukkan." ucap Sean
"Aku tidak mau." jawab Kyra
"Ada apa denganmu?aku hanya ingin menunjukkan dokumen yang diantar Natalie tadi" ucap Sean lagi
Kyra perlahan berjalan mendekati Sean,dia berdiri disamping Sean yang tengah duduk,kemudian melihat dokumen dihadapan yang Sean tunjukkan.
"Ini sudah Natalie cek kan?" tanya Kyra
"Aku ingin kamu mengeceknya lagi." ucap Sean
"Kalau begitu,baiklah.." ucap Kyra seraya menutup dokumen itu
Dia secepatnya hendak pergi,tapi Sean cepat menahannya dengan memegang pinggangnya.Itu membuat Kyra terkejut dan terdorong kearah Sean.
Keduanya melotot saat mereka masing-masing merasakan sebuah sentuhan hangat dan lembut dibibir mereka.
Kyra mendorong Sean cukup keras..
"Sean,apa yang kamu lakukan?" ucap nya kesal
"Aku,kenapa aku?" tanya Sean
"Kamu..sengaja.." ucap Kyra
"Aku hanya ingin menahanmu pergi." jawab Sean
"Sean kamu keterlaluan." ucap Kyra marah
"Keterlaluan?" ucap Sean menatap gafis itu
"Itu,kamu mencurinya." ucap Kyra seolah hendak menangis
"Maksudmu ini?" tanya Sean seraya menyentuh bibirnya dengan satu jari
"Sean.." ucap Kyra dengan wajah memerah karena malu dan marah
"Bukankah kamu yang mencurinya dariku?" ucap Sean menyeringai
"Ini ciuman pertamaku..kamu mencurinya.Kamu bahkan sengaja jatuh dihadapanku" ucap Sean tersenyum
Mendengar itu Kyra menggigit bibirnya dengan wajah kesal,dan kemudian melangkah pergi dari ruangan Sean.
"Kembali lagi jika kamu masih mau,Yumii." teriak Sean
Kyra tidak menoleh dan menutup pintu ruangan Sean dengan keras.
"Kamu masih begitu polos." ucap Sean dalam hati
Kyra melemparkan dokumen yang dia bawa diatas meja,dia duduk dengan lemas.Wajahnya masih merah seolah hampir menangis.
"Kyra,bangunlah..kamu pasti sedang bermimpi." ucap Kyra seraya menepuk kedua pipinya
"Aww..sakit.." ucapnya lagi
"Ahhh..." Kyra berteriak kemuidan menutup mata dengan kedua tangannya dan wajahnya menyentuh meja
"Ini bukan mimpi.Apa yang baru saj kulakukan?" ucap Kyra meringis
Dia kembali membuka matanya dan mengambil sebuah kaca ditasnya.Dia menatap wajahnya dengan teliti.
"Apa aku benar-benar cantik?" ucap Kyra tersenyum
"Apa aku menggemaskan? ucap Kyra lagi dengan canggung dan malu
Dia menyentuh bibirnya perlahan
"Dia sangat lembut" desahnya dalam hati
"Jadi ini rasanya.." ucap nya
Kyra tersadar dan kemudian kembali mengingatnya dengan malu.
"Bagaimana aku harus bertemu dengannya?" ucap Kyra pelan
"Aku malu.." ucap nya lagi lesu
Suara ponsel menyadarkannya,itu adalah panggilan telfon dari Andrean.
"Lia,apa kita bisa makan malam nanti?" tanya Andrean
"Makan malam?" tanya Kyra
"Ya,apa kamu sedang tidak ingin?" tanya Andrean
"Oh..tidak.Aku mau.." jawab Kyra
"Baiklah,aku akan menjemputmu nanti malam.Sore ini aku akan pesankan taksi,karena aku harus kerumah tante ku sebentar." ucap Andrean
"Baiklah." jawab Kyra
Kyra menghela nafas,melirik ponselnya yang baru saja dia matikan.
"Apa hanya aku yang merasa?" ucapnya pelan
"Apa Andrean menyukaiku?" tanya Kyra pada dirinya sendiri
Dia memang sangat dekat dengan Andrean sejak setahun yang lalu.Karena hpir setiap hari pun Andrean yang menjemputnya pulang.Kyra sangat menghargai pria ini,karena Andrean sangat baik..dia bukan pria yang tergesa-gesa seperti Joe.Dia sangat lembut dan pengertian,dan akhir-akhir ini Kyra seperti menyadari suati hal.
"Ku harap,aku segera tau." ucap Kyra pelan
Dia kembali menaruh jari-jarinya di keybord dan matanya melihat layar komputer dengan serius.Banyak hal yang harus dikerjakan setelah libur yang cukup banyak.Membuatnya melewati jam makan siang,dia pun tertidur di meja nya.Dia bangun saat seseorang mengantarkan secangkir minuman coklat panas dan sekotak nasi untuknya.
Kyra tersenyum,dia tau siapa yang memesan ini untuknya..kemudian dia menulis pesan pada seseorang.
"Terima kasih Presdir.." isi pesan Kyra
Dia tersenyum geli,sekarang bukan dia yang memesankan minuman untuk Sean..tapi sebaliknya..
"Tentu,apa saja untukmu sekretarisku" balas Sean dengan emoji cium di akhir pesan
Kyra berhenti tersenyum membaca balasan itu.
Tidak menghiraukan dan kembali menikmati makanan dihadapannya.
Sementara Sean terkikik diruangannya melihat Kyra tidak membalas pesannya lagi.Seketika pintu ruangan tiba-tiba terbuka,Sean menaruh hp nya dan langsung membuka dokumen dimejanya dengan wajah serius.
"Apa aku mendengarmu tertawa?" ucap Farah