Pengalaman itu membuat ku berubah, saat aku pertama kali melakukan hubungan itu. Ini juga bukan pilihan ku, tapi aku tak pernah menyangka kalau aku akan semenderita ini. Pada awalnya, saat itu aku berpikir tidak apa-apa melakukannya. Tapi keputusan ku membuat mereka menjebak ku. Sehingga aku lebih menyukai hubungan sesama jenis ku, namun bukan berarti aku tidak suka terhadap laki-laki. Tapi aku hanya bisa mengatakan mereka semua bajingan.
Aku adalah wanita cantik yang memiliki hidung yang runcing beserta mata yang mungil serta lentik. Payudaraku cukup besar saat usia ku masih 15 tahun saat itu. Aku belajar giat agar aku dapat bersekolah di tempat yang bagus di kota Nagoya.
Setelah aku lulus sekolah, aku berharap dapat diterima di perguruan tinggi yang bagus juga. Aku mempunyai kakak laki-laki yang usianya 2 tahun di atas ku. Namanya adalah Maeda Riku. Dia bersekolah di SMA yang dekat dengan sekolahan ku sehingga tidak jarang setiap hari ia mengantar ku ke sekolah.
Aku tidak pernah berpikir bahwa ia akan melakukannya dengan ku, karena ia juga adalah Kakak laki-laki kandung ku dan aku adalah adik perempuannya. Saat itu, ketika kami berdua sedang libur di rumah, setelah dua minggu menghadapi ujian akhir. Aku sedang menonton film dan memutar DVD anime.
Begitu aku duduk untuk menonton film, mendadak aku ingin pipis dan membiarkan TV tetap hidup, dan terburu-buru menuju toilet dan meninggalkan sofa di ruang tamu.
Aku pergi ke toilet dan melakukan urusan. Hal fatal yang aku lakukan adalah aku lupa menutup pintu toilet. Saat aku sedang pipis, aku melihat Riku tergesa-gesa pergi ke toilet juga.
Riku melihat ku pipis dan aku mendiamkan saja, saat dia masuk ke toilet untuk mengambil tisu toilet, karena aku juga tidak kuatir terhadapnya. Saat dia masuk, dia langsung menutup pintu toilet dan tiba-tiba dia menangkap tubuh ku yang saat itu sedang pipis.
Aku kaget dan takut, ingin aku berteriak, namun secara cepat Riku menutup mulutku dan mengesekkan tangannya pada area bawa tepatnya di bagian sensitifku. Aku langsung menangis karena aku tidak mengerti mengapa kakak kandungku mau melakukan perbuatan bejat seperti ini.
Aku hanya bisa menangis dan melihat Riku melepas satu persatu pakaian ku. Hingga akhirnya aku tidak menggunakan baju apa-apa lagi, Riku langsung menciumi puting payudaraku dengan ganasnya, dan secara lihai memainkan klitoris ku dengan jari-jarinya
Aku masih menangis saat itu, karena aku sama sekali tidak bisa melawan perbuatannya, dan aku mulai menikmati apa yang Onichan ku lakukan terhadapku. Aku hanya mendesah kenikmatan bersamaan dengan tangis ku, bahkan aku juga merasakan kenikmatan saat tangannya menggesekkan belahan kemaluanku, sambil aku juga pipis saat itu dan setelah pipisku selesai, ia mulai menjilati kemaluanku dan memainkan lidahnya sampai ke dalam lubang kemaluan ku.
Aku yakin dia menelan seluruh cairan kenikmatan ku yang saat itu keluar. Aku pasrah dan membiarkan semua perlakuannya terhadap ku karena aku mulai menyukai permainannya dan juga membencinya karena ia telah memperkosa ku.
Riku terus menjilati kemaluanku, dan aku sudah 2 kali merasakan akan keluar, tetapi aku tidak mengerti kenapa ia mau menjilati semua cairan yang keluar dari kemaluan ku, Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tiba-tiba aku melihat Riku mulai membuka celananya dan mulai mengesekkan batang penisnya yang telah menegang dengan kemaluanku.
Riku melanjutkan dengan menciumi ku dan aku hanya bisa berkata. "Jangan.. jangan..", Tapi Riku diam saja dan tidak memperdulikan ku, lalu ia mulai memasukkan penisnya ke dalam vaginaku. Aku tahu saat itu aku masih tetap perawan, oleh sebab itu aku berusaha melepaskan diri darinya sebelum ia memasukkan batang penisnya. Aku tampar pipinya, tetapi dia membalasku dengan memukul ku balik dan menahan kedua tangan ku, sehingga aku hanya bisa terdiam dan tidak bisa melawan.
Pada akhirnya aku hanya terpaku kemudian menangis, sedangkan Riku mulai memasukkan batang penisnya ke dalam vaginaku. Ketika batang penisnya Riku mulai masuk ke dalam vaginaku.
Aku merasakan sakit sejadi-jadinya tetapi aku tidak dapat mengatakannya karena ia mendekap mulutku. Aku hanya bisa menahan rasa sakit itu, dan tidak menyangka kalau ia tega melakukan itu dengan adiknya.
Saat Riku mulai memainkan penisnya di dalam lubang vaginaku, aku melihat ada darah yang keluar dari lubang vaginaku, yang menandakan bahwa keperawanan ku telah hilang di ambil oleh Onichan ku. Dan saat ia memaju mundurkan penisnya, aku mulai menikmati apa yang ia lakukan, mendadak aku menjadi tidak mengerti, karena apa yang ia lakukan pada ku mulai membuat ku kenikmatan, dan aku menyenangi saat penisnya bermain di dalam vaginaku.
Dan waktu itu aku juga secara otomatis mulai mengoyang-goyang kan pingangku, mengikuti irama keluar masuknya penisnya Riku di dalam vagina ku, walaupun saat itu aku masih menangis. Riku mendekap tubuh ku dan memeluk ku sambil terus memainkan penisnya.
Sekitar 20 menit kemudian, Riku mulai mempercepat gerakkannya dengan memaju mundurkan serta terus menondorong penisnya lebih dalam ke dalam vaginaku. Aku mulai menikmati saat aku akan keluar, tetapi saat ini aku menikmati perasaan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.
Rasanya sungguh nikmat, dan aku sama sekali tidak bisa menjelaskan perasaan apa itu, tetapi begitu aku mengeluarkan cairan kenikmatan ku, aku berteriak serta memeluk Onichan ku erat-erat dan saat aku memeluknya erat-erat, tak disangka batang penisnya sepertinya tertanam makin dalam di dalam vaginaku.
Sampai akhirnya ia mengeluarkan cairan yang keluar dari dalam batang penisnya di dalam vaginaku dan memenuhi vaginaku. Setelah itu, Riku melepaskan pelukan ku dan melepas batang penisnya dari dalam liang vaginaku, dan meninggalkan ku sendiri.
Aku masih merasakan terdapat bekas cairan kenikmatan Riku yang menetes keluar dari dalam vaginaku. Aku hanya terdiam, dan tiba-tiba aku menangis, setelah sadar bahwa keperawanan ku telah di ambil oleh Onichan ku.
Sejak saat itu, aku mulai tidak ingin mendekati laki-laki dan menolak semua hubungan dengan mereka, termasuk mempermainkan mereka. Tetapi aku mulai mengenal seks, karena saat aku ingin merasakan nikmat seperti waktu itu, aku selalu melakukan masturbasi di kamar mandi atau bahkan di tempat tidur ku.
Dan pastinya, selalu aku lakukan kegiatan itu, saat tidak ada orang di rumah ku. Sejak saat itu, aku membenci Onichan ku dan pada saat ada seorang pria yang mencoba mendekati ku, aku lebih memilih mengabaikan mereka. Apapun yang terjadi aku tetap membenci laki-laki, dan lebih sering mengolok-olok mereka dengan perkataan kasar atau pun mempermainkan perasaan mereka saja, dan karena itu, satu persatu pria menjauhi ku.
Aku tidak masalah dengan itu karena, malahan itu jauh lebih bagus apabila tidak ada yang mengoda ku lagi. Dan tepat satu tahun berlalu, aku telah masuk ke jenjang pendidikan SMA di sebuah sekolah ternama. Disana aku justru jauh lebih menderita dengan pilihan ku. Setiap malam aku hanya menangis. Saat itu aku sangat berharap, ada seorang pria yang mau menerimaku tanpa membuat ku menderita.