"eits...., karena kamu udah nyakitin perasaan dia dan karena bunganya udah kamu buang, sekarang kamu harus memohon ciuman dengan memberinya bunga", kata Kenzo mempermainkannya.
"Tapi… mana bunganya", Rein bertanya.
"Kamu petik di taman di depan kelas", perintah Kenzo.
Pada akhirnya Rein mengambil setangkai bunga untuk diberikan ke Goto.
"Sekarang kamu harus memohon sambil berlutut dan gak usah ngelawan atau kamu mau dimainin lagi", ancam Kenzo.
Karena takut, ia akhirnya berlutut dan memberikan bunga pada Goto dan memohon meminta ciuman.
"Goto-kun, tolong aku minta ciuman mu", Rein memohon pada Goto si anak cupu dan itu benar - benar suatu penghinaan baginya.
"Sebentar, sebentar aku mau foto dulu, ini akan jadi momen terindah sepanjang sejarah, sang ketua OSIS meminta ciuman dengan memohon pada anak cupu", kata Noburo sambil mengambil ponsel dengan kamera resolusi tingginya.
"hahahahahaha" semua anak tertawa melihat adegan itu dan merasa dendam mereka terbalaskan.
Rein hanya bisa tertunduk malu atas apa yang terjadi pada dirinya. Goto langsung menerima bunga itu dan mengangkat Rein berdiri dan langsung menciuminya. Teman - temannya langsung memotret momen yang indah bagi mereka dan memalukan bagi Rein itu.
"Sudah, sekarang kalian puas", Rein kesal.
Mereka tertawa setelah mengerjai Rein habis - habisan.
"Sekarang aku mau pulang", Rein bersiap untuk pulang.
"eits, kamu masih punya kewajiban, kamu harus layanin kita dulu", kata Masato.
"Tidak..., jangan...", Rein berteriak karena tangan-nya sudah dikunci oleh seorang anak.
Akhirnya semua akan melepaskan pakian Rein satu persatu mulai dari membuka baju seragamnya tanpa melepas dasinya, menarik branya hingga putus, melepaskan rok nya. Dan merobek celana dalamnya. Sehinga kini Rein telanjang dengan baju seragamnya yang terbuka tapi masih ada dasi yang dibiarkan di lehernya dan kaos kaki putih panjang yang menutupi betisnya dan sepatunya yang berwarna hitam. Satu persatu anak menghisap puting payudara Rein dan satunya menjilati vagina nya.
"Ah.... ah..... ah......" Rein berteriak, karena area sensitifnya diserang oleh mereka bahkan ada yang menggigit puting payudaranya.
"Ah..... ah......" teriakan dan tangisannya menderu di penjuru kelas.
Tak ada satu pun yang tahu kejadian ini, penjaga sekolah pun sudah pulang karena ini hari sabtu. Setelah selesai membuat Rein orgasme maka anak yang dari tadi mengunci tangan Rein langsung menundukkan badan Rein ke meja dan menindihnya.
Kini ia bersiap untuk memperkosa ketua OSIS yang telah menjadi idola tersebut.
"ah.........., hentikan........" teriak Rein karena penis anak itu telah masuk ke dalam vaginanya.
Anak itu terus memompa penisnya ke dalam vagina Rein.
"ah ah ah ah" tampaknya Rein mulai menikmati hal itu.
"Kamu benar - benar pelacur, kamu senang kan berhubungan seks", kata anak itu.
Rein diam saja dan masih mendesah merasakan keluar masuknya penis anak yang tidak ia kenal itu.
"Rein, enak mana berhubungan seks sama aku atau sama Okada-sensei?", tanya anak itu sambil terus memompa penisnya
"mmmm aaaaaah aaaah aaaaah", Rein tidak menjawabnya dan masih menikmati persengamaan-nya.
"Jawab pelacur", paksa anak itu sambil menjambak rambutnya.
"aaaaaaaaaaaah, masih enak Okada-sensei" jawabnya terpaksa dan tidak enak bila dia tidak menghormati Kepala Sekolahnya.
"Oh jadi gitu kalau begitu cobain nih" Anak itu malah mempercepat gesekannya agar membuat vagina Rein kepasanasan.
"ah....... ah...... hentikan.... ah....... tolong.... pelan - pelan.... ah........", Rein berteriak karena vaginanya terasa seperti terbakar.
"ah.... aaaaaaaaaaah aaaaaaah iya punya mu, aaaaaaaaah punya mu juga aaaaaaaaaaaaa", Rein mengiyakan sambil kesakitan tapi tangannya dipegangi oleh anak itu.
"Jawab yang bener, yang paling enak punya siapa!", bentak anak itu lagi.
"Iya..... punya mu yang paling enak...., ah.......", Rein menangis lagi dengan keras
"Bagus, penis ku memang hot, hahahaha", kata anak itu dengan tertawa.
Rein hanya bisa melihat Okada-sensei dan merasa tidak enak dengan beliau.
"sekarang rasain ini" anak itu bersiap mengeluarkan spermanya.
"aaaaaaaaaah jangan....., jangan..... di dalam....", Rein berontak"croott...", terlambat sperma sudah masuk di dalam vaginanya.
"aha aha ahaha", Rein menangis karena rahimnya sudah terkena sperma milik orang yang tidak ia kenal.
"eh, kalian ada yang bawa tisu gak?" tanya anak itu.
"kagak ada, pakai ini aja" kata salah satu anak sambil melemparkan rok milik Rein.
"jangan..., jangan rok punya ku", Rein menangis merengek.
"udah, kamu diam aja" kata anak itu sambil mengusap sisa – sisa sperma yang ada di penisnya dengan rok milik Rein.
"Sekarang giliran aku", kata salah satu anak yang juga pernah disakiti oleh Rein
Masih dalam posisi seperti tadi tapi kini ada seseorang lagi yang juga memasukkan penisnya tapi kini ke mulut Rein.
"mmmmh mmmmmmmmmh" suara desahan Rein hanya terdengar seperti itu saja.
Setelah beberapa lama salah satu di antara mereka mengeluarkan spermanya yang lebih dulu adalah yang dari vaginanya tapi ia tidak mengeluarkan di dalam dan menyemprotkan di pinggul Rein.
"ahhhhh" desah anak itu.
"Sini aku bersihin pantat mu" ia mengusap sperma yang ada di pinggulnya dengan rok itu tadi
"mmmmphhhhh", Rein hanya bisa berkata seperti itu karena mulutnya masih mengulum penis.
"croott", sperma anak yang di depan masuk ke dalam mulutnya dan mencapai tenggorokannya. Mulutnya seperti ada cairan lengket yang menjijikkan sehingga ia mau memuntahkkannya tetapi mulutnya keburu dibungkam.
"Minum tuh sperma ku, minum atau aku hajar kamu", paksa anak itu.
Ia hanya bisa pasrah dan meneguk cairan menjijikkan itu ke dalam tenggorokannya. Selanjutnya ia digilir kembali kali ini dalam keadaan telantang di atas meja.
"aaaah aaaaaah", Rein hanya bisa mendesah.
"Eh, pelacur enakan mana penis ku atau anak -anak tadi", tanya anak yang sedang menyetubuhinya.
"mmmmmmmmaaaaaahhh enakan punya mu", Rein menjawab idengan mengiyakan saja karena pasti akan diapa - apakan lagi.
"hah....., masak penis ku masih kurang sih" kata anak yang sebelumnya.
Yang lain pun juga ikut ikutan, akhirnya mereka menunggunya sampai mereka selesai. Setelah selesai ketiga anak itu duduk berjajar di atas meja panjang sekolah. Dan masing – masing mengelurkan penisnya.
"Sekarang jilat nih penis, coba rasain mana yang paling enak", perintah mereka.
"Ah.... gak mungkin aku...." Tolaknya.
"Ah kebanyakan alasan kamu cepat!" mereka membentak lagi.
Akhirnya ia tepaksa menjilati penis mereka satu persatu.
"Sekarang jawab mana yang paling enak" tanya mereka lagi.
"mmm, tidak mungkin aku tidak tahu", Rein tidak bisa menjawab.
"Jawab gitu aja gak bisa, cepat jawab", mereka membentak lagi.
Akhirnya Rein harus memilih diantara mereka, dengan melirik kearah mereka satu persatu.
"Punya kamu yang paling enak", sambil menunjuk anak yang di samping kiri.
"Wah masak sih sini" anak yang ditengah menarik kepala Rein untuk mengemut penisnya lagi.
"mmmmpppppppppphhhh" suara Rein memberontak.
Belum selesai yang di samping kanan juga menariknya lagi.
"mmmmmmmppppp" teriaknya lagi.
"Baik sekarang kamu pilih mana yang paling enak", tanya mereka lagi.
Karena merasa lelah dipermainkan iya pun menangis lagi dan kali ini lebih keras.
"ahahahah, sudah hentikan, ahahahaha" Rein menangis tersedu –sedu.
Mendengar tangisannya anak yang lain mengangkatnya dan menyetubuhinya lagi di atas bangku. Kali ini dalam posisi dipangku. Akhirnya semua anak telah mendapatkan giliran. Kini Rein duduk bersandarkan tembok dalam kondisi telanjang dan hanya mengenakan kaos kaki panjangnya dan sepetu sekolahnya.
"Eh teman-teman, aku punya cara buat ngeluarin sperma kalian yang sudah masuk tadi", kata salah satu anak.
"gimana? gimana?" anak-anak lain penasaran.
"Sini, lo pegangin tangan dan kakinya" suruh anak itu.
Mereka lalu memegangi kedua tangan dan mengangkat selangkangan Rein agar vaginanya terbuka.
"Nih liyatin cara ku", kata anak itu sambil mulai melakukan sesuatu.
Ia menyentuh puting payudaranya Rein dengan jari telunjuknya.
"ah....." Rein terangsang.
Lalu anak itu menarik telunjuknya hingga kebawah dan tetap menekannya. Ia menariknya hinga sampai ke vagina Rein. Setelah itu kelima jarinya langsung dimasukkan ke vaginanya yang sudah penuh dengan sperma dan mengobok-obok vagina itu.
"aaaaaaaahhh, aaaaaaaaaaaaaahh, hentikan" rintihnya kehabisan tenaga.
Anak itu terus mengocok dan mempercepat gerakannya hingga beberapa menit kemudian ia melepaskannya. Semua sperma mengalir seperti banjir bandang bahkan keluar juga urinnya Rein. Langsung saja mereka menampung cairan kotor itu dengan pakaian searagam sekolah milik Rein, bahkan mereka mengusapkannya membuat semua pakaian Rein basah semua.
Rein tidak bisa berkutik melihat bajunya dikotori oleh cairan menjijikkan itu. Setelah selesai mereka mengucapkan kata – kata perpisahan.
"Ini bukan akhir dari mu, tapi ini awal dari kehancuran mu" ancam mereka.
Rein tahu bahwa mereka pasti akan memperbudaknya lagi dan membuatnya harus melakukan apa kemauan mereka.
"Ayo pergi", kata Noburo.
Akhirnya mereka meninggalkan Rein di dalam kelas dalam posisi duduk bersandar di tembok dengan baju seragam yang menutupi vaginanya dan entah roknya sudah menghilang entah kemana.