Chereads / Beautifull Life With Hers / Chapter 14 - Gadis Yang Malang - 2

Chapter 14 - Gadis Yang Malang - 2

Suatu pagi di sebuah sekolah ternama terlihat aktivitas yang sibuk di sekolah tersebut. Semua murid baru saja berdatangan untuk menimba ilmu disekolah mereka, tak terkecuali aku. Namaku Maeda Rein aku adalah ketua OSIS sekaligus siswa berpengaruh sepanjang sejarah sekolah di tempat ini.

Bagaimana tidak, semenjak aku menjadi ketua OSIS banyak sekali event – event besar yang diadakan di sekolah ini. Mulai dari konser musik dengan artis papan atas hingga menjadikan sekolah sebagai tuan rumah pada suatu kompetisi bagi sekolah elit lainnya di kota ini. Selain itu, fasilitas kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ku juga diperbaiki semua karena hasil jerih payah ku. Namun, itulah yang terlihat dari depannya saja, kisah gelap di balik itu semua ada di dalam cerita ku ini.

Semenjak aku di perkosa oleh Onichan ku, aku membenci laki-laki, tapi demi aktifitas sekolah ku. Apapun akan aku lakukan.

Setelah aku turun dari mobil, aku tidak langsung menuju ke kelas tetapi langsung ke ruang kerja OSIS dimana sudah ada sekitar 20 anggota yang menjadi tim suksesku. Jangan bayangkan bahwa ruangannya hanya ukuran 4 X 4. Ruangan OSIS ku sungguh luas dan didalamnya sudah ada beberapa fasilitas seperti meja bundar seperti dalam konfrensi serta proyektor yang siap digunakan untuk membahas kegiatan – kegiatan yang dilakukan, bahkan tak ketinggalan AC di dalamnya. Pagi itu kami langsung membahas mengenai kegiatan acara yang akan diadakan bulan ini dan bulan –bulan berikutnya.

*****

Rein benar – benar seperti seorang Dewi yang turun dari khayangan dan telah memberkati sekolah itu menjadi sekolah yang terpandang.

Selain itu kecantikannya sangat luar biasa sangat sulit untuk menggambarkannya dengan kata – kata, namun bisa dijelaskan dengan sederhana. Wajahnya sangat cantik dan imut. Rambutnya panjang terurai dan hitam lurus terawat. Bodynya begitu indah seperti sudah diciptakan oleh Tuhan dengan proporsional. Payudara yang montok namun diimbangi dengan pinggulnya yang juga semok sehingga bila dilihat dari belakang tubuhnya seperti biola yang sangat indah dipandang. Apalagi seragam sekolahnya sangatlah ketat sehingga payudarnya terlihat menonjol serta roknya yang pendek kira-kira 20 cm diatas lutut dan juga ketat sehingga pinggulnya terlihat semok.

Tak ketinggalan kaos kaki panjang yang menutupi betisnya dan sepatu ketat. Maka jangan pernah berhayal untuk menjadi pacarnya karena semua tidak ada yang berhasil menembaknya, bahkan pendekatan dengannya sangatlah mustahil. Bagaimana tidak, baginya anak – anak disekolahnya itu hanyalah anak biasa yang tidak memiliki daya tarik baginya. Setiap ada yang mau mengajaknya berkenalan selalu tidak dihiraukannya.

Tetapi ada alasan yang membuat Maeda Rein terlihat lebih tertarik dengan pria yang lebih tua dari dirinya, padahal tidak ada seorang pun yang menduga bahwa kebenciannya terhadap laki-laki adalah karena perlakuan Onichan nya saat itu. Dan lagi kalau di tanya dia akan lebih memilih berpacaran dengan perempuan.

Hingga suatu saat ada seorang anak yang sangat cupu bernama Goto Nori. Ia ingin sekali bisa berdekatan dengan Rein. Nori adalah lelaki yang cupu dari kacamata tebal yang ia gunakan, rambut yang terlalu rapi dan bajunya yang dimasukkan ke celana. Ia mencoba beberapa cara untuk mendekatinya mulai dari lewat pesan singkat, chatting, social media namun tak satupun yang dibaca oleh Rein. Ia juga bahkan berusaha untuk menelpon Rein.

"Ha-Hallo, ini Maeda-san ya?", sapanya lewat telepon.

"Iya, dengan siapa yah?", Jawab Rein dengan suara yang lembut seolah nyanyian dari surga.

"mmmm…. A-aku Goto Nori…." Ia mejawab dengan terbata – bata karena gugup

"Hah, Goto-kun siapa ya? aku gak punya teman yang namanya Goto Nori", jawab Rein dengan nada yang ketus kali ini.

"mmmm… ja-jadi aku pengen kenal…." Katanya lagi dengan gugup.

Belum sempat meneruskan perkataannya Rein menjawab.

"Maaf ya, aku tidak ada waktu buat kenalan sama cowok gak jelas".

"tut…tut…tut.." suara telepon terputus.

Hatinya hancur karena baru awalnya saja sudah sulit seperti ini, tetapi ia masih tidak menyerah dia akan melanjutkkannya besok lagi.

Keesokan paginya ia menunggu seseorang di sebuah parkiran mobil. Ternyata ia menunggu Rein, di parkiran eksklusif khusus tempat Rein biasa di antar oleh supirnya. Langsung saja ada sebuah mobil sedan sport menuju ke arah parkiran tersebut dengan kencangnya. Saat Rein keluar dari mobil langsung saja ia menghampirinya.

"Mae-Maeda-san, aku Goto Nori yang tadi malam telpon kamu" Katanya agak gugup.

"mmm, ada apa Goto-kun", Rein mulai menanggapinya dengan posisi bersandar di mobil sambil menyilangkan tangannya ke dada.

"Aku mau kasih ini ke kamu", Ia memberikan sepucuk bunga untuknya.

"Wow, terima kasih Goto-kun", Rein pura –pura menerima bunga itu dan menciumnya dengan sikap jijik.

"Iya sama – sama", Katanya lagi dengan terbata-bata.

"Baik aku mau ke kelas dulu", Kata Rein sembari langsung meninggalkan tempat itu.

"Yesss", Ia sangat senang sekali akhirnya bunga itu diterima oleh Rein.

Ia tidak tahu bahwa sebenarnya Rein sama sekali tidak tertarik dengannya. Bunga yang Rein terima darinya langsung di lempar ke tempat sampah tanpa memikirkan perasaan yang tulus yang diberikan oleh anak yang memang tidak ganteng itu. Tetapi disisi lain Goto-kun sangat senang dan mengatakan kesemua temannya satu kelas, bahwa bunga yang ia berikan pada Maeda Rein di terima.

Temannya yang mendengar itu hanya tersenyum sedikit untuk menghiburnya karena mereka sudah tahu bahwa bunga itu pasti dibuang. Tapi tidak dengan sahabatnya, Ogawa Kenzo yang menangapinya dengan serius dan merasa sangat senang. Kenzo lah yang selama ini memberikan semangat kepada sahabatnya itu untuk mendekati Rein.

"Kenzo-kun, aku berhasil, semuanya karena dirimu", Kata Goto-kun sambil memuji sahabatnya itu.

"Oh ya, gitu dong itu baru temen ku terusin dan tetap semangat jangan menyerah", kata temannya yang masih memberi semangat kepada sahabatnya itu.

"Eh ada apaan nih" Ikeda Noburo datang yang juga salah satu sahabat mereka.

"Begini Noburo-kun, aku baru saja kasih bunga ke Maeda-san, dan dia menerima bunga ku", kata Goto-kun dengan wajah yang berbunga – bunga.

"Hah, serius!, selamat deh buat mu", Noburo juga sahabat akrabnya yang memberikan selamat padanya.

Ketiga sahabat itu sangat bahagia dengan hal itu dan merayakannya bersama. Sepulang sekolah, Kenzo melewati depan kelas Rein dan mau membuang sampah. Dia kaget ada bunga mawar merah di dalamnya. Lalu ia langsung menghampiri sahabatnya Noburo.

"Hei, kesini deh aku mau kasih tahu", Panggil Kenzo kepada Noburo.

"Apaan?", Tanya Noburo.

"Nih lihat", Kenzo menunjukkan bunga itu.

"Loh itu bunga kan….", tanya Noburo.

"stttt… kita jangan kasih tahu Nori", kata Kenzo.

"mmm, oke aku mengerti", jawab Noburo.

"Oi, kalian sedang apa, ayok pulang", tiba - tiba Goto datang.

"Wah sudah kami tungguin juga masih nanya lagi", Noburo menjawab.

Kenzo langsung memasukkan bunga itu ke tasnya agar tidak melukai hati sahabatnya itu.

"Ayo deh kita pergi" Kenzo mengajak.

"Oke" jawab mereka serentak.

Saat mereka pulang dan Goto sudah tidak ada, Kenzo dan Noburo mulai membicarakan masalah ini.

"Dasar tuh cewek, aku tidak terima sahabat ku dilecehin" kata Kenzo sambil menatap bunga itu dengan penuh kekecewaan.

"hmmm, ya mau gimana lagi, Maeda Rein emang orangnya kayak gitu, tapi aku benar – benar gak habis pikir", Noburo juga mengungkapkan kekesalannya.

"Ya udah, yang penting besok kita nasehatin aja sahabat kita itu", Kata Kenzo dengan mencoba bersabar.

"Baiklah", Noburo mengiyakan.

Keesokan harinya Goto ingin menemui Rein di ruang OSIS. Saat ia di dekat ruangan ia mendengar percakapan antara Rein dengan teman – temannya.

"Eh, Rein-san dengar– dengar kamu dapat bunga dari anak cupu siapa tuh namanya", kata teman Rein.

"Oh, kalau iya memang kenapa?", Rein menjawab seolah tidak peduli.

"Ya gak papa sih, tapi kayaknya tuh cowok seneng banget waktu bunganya di terima" kata teman Rein.

"Bodoh, Emang ku pikirin", Rein menjawabnya dengan enteng.

"hahaha, kamu memang suka bikin sensasi Rein, aku kira kamu mau sama tuh cowok" kata temannya seolah meledek Rein.

"Ih, najis, masak aku mau sama cowok yang tampangnya kayak cecurut gitu", kata Rein menjelek - jelekkan Goto.

Seketika suasana menjadi penuh tawa dari teman - teman Rein. Goto yang mendengar itu langsung pergi meninggalkan tempat itu karena tidak mau ia terlalu banyak menerima sakit hati. Begitulah sosok Rein di hadapan teman-temannya dan dalam kegemilangannya memimpin Organisasi Sekolah.

Tetapi siapa sangka tidak ada seorang pun yang tahu bahwa sebenarnya ada alasan lain Rein menolak laki-laki, dan akibat perbuatannya membuat ia harus di permainkan.

Saat itu OSIS akan mengadakan event yang spektakuler sehingga membutuhkan dana yang cukup besar untuk itu. Semua anggota OSIS sangat kebingungan ternyata budget untuk mengadakan event tersebut sangatlah besar, tetapi Rein dengan mudahnya berkata.

"Cuman duit segitu doang, ntar kita pasti dapet", katanya menenangkan anak buahnya.

"Serius Rein, ini bisa sampai satu juta yen loh", kata mereka.

"Sudah sini proposalnya ntar aku ajuin ke kepala sekolah", kata Rein.

"Baik deh Rein, kalau kamu pasti bisa di andalin", kata mereka memberikan semangat

Sebenarnya ada sesuatu di balik itu semua, hal ini akan diceritakan pada awal –awal Rein menjadi ketua OSIS. Saat itu Ia mengadakan kegiatan di sekolah, dan mengajukan proposal angaran kepada Okada Kenji sebagai Kepala Sekolah.

"Permisi, Okada-sensei", sapa Rein diluar pintu.

"Iya, silahkan masuk, ada yang bisa bapak bantu?", jawab Okada-sensei.

"Jadi begini, kami dari OSIS akan mengadakan kegiatan sebagai berikut", kata Rein sambil mengajukan proposal

"hmmm, coba saya lihat proposalnya dulu".

"Baik, ini sensei", Katanya sambil menyerahkan proposal itu.

Setelah beberapa kali Okada Kenji membuka buka halaman ia sampai pada anggaran, lalu ia menutupnya kembali.

"Wah, maaf Maeda-san, angaran di Proposal kamu terlalu besar jadi kami tidak bisa memenuhinya", Okada menolak.

"Menurut kami anggaran sebesar itu tentunya Sekolah yang elit ini bisa memenuhinya Okada-sensei", kata Rein berusaha.

Setelah mereka saling berunding akhirnya Okada mengatakan, baiklah kalau begitu nanti sepulang sekolah datang ke rumah saya, nanti akan saya pertimbangkan lagi.

"Hah, sunguh, baik Okada-sensei nanti saya akan kesana", Rein sangat senang mendengar sambutan itu.

"Iya, tapi kamu harus datang sendirian ya" Kata Okada.

"mmm, Baik Okada-sensei, terima kasih", jawab Rein yang masih sempat bingung.

Sepulang sekolah Rein langsung menuju rumah Okada untuk mendapatkan persetujuan anggaran proposal itu.

"Okada-sensei".

"Oh kamu Maeda-san, silahkan masuk", Okada membukakan pintu.

Rein langsung masuk dan melihat rumah Okada yang ternyata tidak ada penghuninya sama sekali. Dan di rumah itu hanya ada mereka berdua saja. Rein langsung duduk di sofa, tetapi dia tidak menutupi pahanya sehingga menjadi pemandangan bagus buat Okada Kenji yang sudah lama menginginkan hal itu.

Okada Kenji sudah lama menduda karena bercerai dengan istrinya, dan anak-anaknya juga dibawa oleh istrinya.

"Jadi bagaimana anggarannya Okada-sensei" Rein membuka pembicaraan.

"Jadi begini Rein, saya akan menerima proposal kamu, asalkan", kata Okada sambil memandangi tubuh indah Rein.

"Asalkan apa Okada-sensei?", Rein bertanya dengan bingung.