"Asalkan kamu mau melayani saya", kata Okada sambil langsung merangkul tubuh Rein.
"Tidak Okada-sensei, tolong lepaskan saya" Rein berusaha melepaskan rangkulan tangan Okada.
"Ayo dong Rein, saya pasti akan berikan dana berapapun buat kamu asal kamu mau", kata Okada merayu Rein.
"mmm, tapi Okada-sensei saya mohon jangan….. mmmmmhhh", Rein mencoba bernegosisasi dalam posisi seperti itu namun terlambat bibirnya sudah dicium oleh Okada.
"Sudahlah Rein, saya hanya minta hal ini saja, kamu pasti tidak mau kan acara ini berakhir", jawab Okada merayunya lagi.
Rein akhirnya mau melakukan hubungan seks dengan pria paruh baya itu. Apalagi ternyata Rein tampak menikmatinya karena penis Okada sangat besar dan membuatnya ketagihan.
"Ah Ah Ah Ah..." Rein mendesah seolah menikmati persetubuhan itu.
"Bagaimana, Rein, akhirnya kamu menikmati juga kan", kata Okada menghibur Rein.
Rein hanya mengangguk saja karena ternyata ia sangat menyukai hubungan seks dengan pria yang lebih tua darinya.
Itulah awal cerita mengapa kegiatannya selalu berhasil, karena ia selalu bisa melayani nafsu Kepala Sekolahnya, sehingga anggaran biaya berapapun selalu disetujui oleh sekolah. Kini ia harus menepati janjinya pada teman – temannya untuk memenuhi anggaran yang ada di proposalnya. Seperti biasa ia langsung menuju ke ruang Kepala Sekolah. Okada langsung mempersilahkannya masuk.
Hari itu adalah hari sabtu, sehingga seragam sekolah Rein berbeda dari hari biasanya. Ia mengenakan baju pelaut dan rok yang sangat pendek hingga 20 cm di atas lutut dan dasi kupu-kupu yang melekat dengan pakaiannya. Pada hari itu ia tidak menguraikan rambutnya, tetapi mengikat rambutnya ke belakang sehingga memudahkan rencananya untuk memperoleh anggaran.
"Baik Rein-san kamu pasti tahu kan apa yang harus kamu lakukan" kata Okada.
"I-iya sensei", Rein mengiyakannya.
Langsung saja ia membuka bajunya dan melepaskan roknya. Melihat hal itu Okada langsung mendekapnya dan memelintir payudara siswi kesayangannya itu.
"mmmhhh aaaaaaahh" Rein merasakan pijatan dan pilintiran di payudaranya.
Setelah beberapa lama Rein disuruh untuk menghisap penis Okada. Rein yang sudah terbiasa, menghisap penis orang tua itu dengan sangat lahapnya.
"sluuup,, mmh sluuup", Rein terus mengerak gerakkan kepalanya.
"ah...., Rein-san hisapan kamu semakin bagus saja", puji Okada
Setelah dihisap kini gantian Okada membuat Rein berorgasme. Ia menyuruh siswinya itu duduk di sofa yang ada di kantornya itu.
Sambil terus menjilat-jilati vagina Rein.
"Ah.... Ah.... ya sensei Ah...", Rein sangat menikmatinya dan sambil menyandarkan tubuhnya di sofa sambil memejamkan matanya seolah merasakan kenikmatan yang tak terbayangkan.
Setelah selesai mengeluarkan cairan orgasme, Ia disuruh menungging dan berpegangan diatas meja.
Langsung saja penis Okada masuk ke vaginanya yang sudah siap itu. Vagina Rein, seolah sudah sangat hot dan sudah banyak mengeluarkan cairan orgasme sehingga saat disetubuhi kepala sekolahnya sampai mengelurkan suara. Hampir setengah jam, dan bel istirahat pun telah terlewat, akhirnya Okada juga sudah mencapai batas langsung mengeluarkan spermanya ke dalam vagina Rein. Ia pun sudah tidak takut kalau hamil karena ia sudah tahu celah yang tepat waktu kesuburannya serta ia juga mempunyai obat yang bisa menghentikan pertumbuhan embrio. Setelah itu akhirnya ia masih kecapekan dan ngos-ngosan tapi dari ekspresi wajahnya ia amatlah senang sekali. Lalu Okada tanpa pikir panjang langsung menandatangani proposal itu. Setelah itu ia keluar ruangan dan memberitahukan kepada teman - temannya bahwa acara yang diselenggarakan pasti akan sukses.
Rein dan Okada sepertinya tidak mengetahui bahwa dari tadi mereka telah diintip oleh siswa lainya yang kebetulan lewat. Mereka mendengar suara aneh, langsung saja mereka curiga. Semua ruangan sudah ditutup akhirnya mereka mencari cara, dan hasilnya adalah ventilasi masih terbuka. Mereka akhirnya bisa melihat aksi skandal itu, seolah sedang menonton video porno secara langsung. Tidak ketinggalan mereka merekam kejadian tersebut dengan ponsel mereka. Anak – anak yang memergoki hal itu adalah Ogawa Kenzo, Ikeda Noburo dan Goto Nori. Setelah berhasil merekam skandal itu mereka berunding, kali ini mereka mengajak teman – teman yang lainnya yang hatinya pernah tersakiti oleh Rein, dan akhirnya sepakat untuk memberikan serangan belasan kepada gadis yang sombong itu. Sepulang sekolah salah satu anak menuju ruang OSIS, anak itu adalah Kenzo. Di ruangan itu sudah ada Rein yang sedang mengetik sesuatu di notebooknya dan untungnya ia sedang sendirian.
"Permisi, gue boleh masuk gak", Kenzo menyapa mereka.
"Eh, kamu siapa, emang ada apaan" kata Rein.
"Aku mau bicara sebentar sama kamu Rein" kata Kenzo dengan mata yang tajam karena yakin ia tidak berani melawan.
"Emang kamu mau bicara apa", Rein menanggapinya dengan nada yang sedikit cuek.
"Aku mau membicarakan tentang, antara dirimu dengan Kepala Sekolah", kata kenzo yang masih berbasa – basi.
"Aku tidak mengerti apa yang mau kamu bicarakan", Rein masih mencoba menutupi dan pura-pura tidak memahami maksudnya.
"Oh jadi gitu, gimana kalau aku buktikan padamu saja", kata Kenzo sambil menunjukkan video di handphonenya.
Lalu Rein pun melihat video yang di putar oleh Kenzo dari Handphonenya.
"Hah!, tidak...., tidak mungkin, kamu...!!!", Rein sangat terkejut melihat video itu.
"Hmm gimana, kamu pasti suka kan kalau semua orang tau, ternyata alasan kamu bisa dapat anggaran proposal dari hasil menjadi pelacur doang, hahahaha", Kenzo meledeknya.
"Dasar Brengsek, tolong jangan sebarin tuh video", Rein mulai menangis dan meminta tolong dengan sedih.
"Sudah begini saja, kamu selesaikan tugas kamu dulu, setelah itu aku tunggu kamu diruang kelas ku", katanya memberikan penawaran.
"Memangnya kamu mau ngapain?"
"Sudah ntar kamu juga bakal tahu sendiri", Kenzo membuat penasaran.
"udah ya aku pergi", Kenzo meninggalkan ruangan.
Dengan perasaan takut dan sedih. Setelah ia selesai dengan tugas nya Rein langsung bergegas meninggalkan ruangan dan memakai tasnya sehinga nanti ia bisa langsung pulang. Ia langsung menuju ke kelas yang dimaksud Kenzo. Ruang kelas itu terlihat sudah tutup tapi ia langsung membukanya. Sunguh sangat kaget ternyata di kelas itu sudah banyak anak yang datang. Bahkan salah satu di antara mereka telah memutar video di notebook mereka.
"Wah, selamat datang Rein sang ketua OSIS kita", sambut mereka dengan tertawa jahat.
"Kalian, apa yang kalian lakukan", Rein kaget dengan tindakan mereka.
"Kamu gak usah takut, mereka sudah tahu semua kok kebusukan mu", jawab Kenzo tanpa merasa kasihan.
"Aku tidak terima, cepat serahin video itu atau…", Rein mencoba menyerang mereka.
"Atau apa, memang apa yang bisa dirimu lakuin, aku bakal sebarin tuh video ke semua anak", Noburo mengancam balik.
"mmm, tolong jangan lakuin itu, aku mau bayar berapapun ke kalian asal tolong, jangan sebarin video itu", ia mulai memohon dengan air mata yang mengalir di pipinya.
"hahahahahah" semua anak di ruangan itu mulai tertawa.
Rein hanya terdiam mendengar tertawaan mereka. Tiba - tiba ada seorang anak langsung mendekap tubuhnya dan meremas - remas payudara Rein.
"ah...., lepasin aku", Rein berteriak.
"Rein, saat ini kita kagak butuh duit mu, kita cuman mau tubuh mu aja", kata anak yang memegang tubuh Rein dan masih meremas - remas payudaranya.
"Ah....., kamu kan?", Rein kenal dengan anak itu.
"Iya, aku Gato Masato yang pernah kamu tolak, padahal waktu aku dekatin kamu udah ku turutin semua kemauan mu", kata Masato mengingatkan masa lalunya.
Rein hanya terdiam dan merasa menyesal atas perbuatannya.
"Rein, semua cowok disini adalah anak-anak yang sudah kamu permainkan perasaannya, termasuk Nori sahabat ku", kata Kenzo.
"Tidak, aku gak bermaksud seperti itu, ah.....", Rein mencoba mengelak tetapi kini Masato malah memelintir puting payudaranya.
"Sudah diam kamu pelacur", Masato mengejek.
"Kamu ingat, aku juga pernah kamu mainin", kata salah satu anak.
"Tidak... tolong, aku minta maaf, kalian tidak mengerti alasan ku", ia mulai menangis dihadapan mereka.
Tidak ada satupun dari mereka yang merasa kasihan pada Rein, mereka tidak sama sekali peduli dengan alasan apapun yang dikatakannya.
"Sudah terlambat dasar pelacur", kata anak itu sambil langsung meraih bibir Rein dan menciuminya.
"mmh......", suara Rein saat dicium.
"Aku mau tahu vagina mu udah basah atau belum", kata anak itu sambil memasukkan tangan nya ke dalam rok Rein.
"Tidak..... lepasin aku, dasar brengsek kalian, aku bakal aduin kalian kepada Okada-sensei", Rein mulai kesal.
"hahahahah", mereka kembali tertawa dengan lebih keras.
"Rein… Rein, jadi kamu mau minta tolong sama Kepala Sekolah ya, lihat orangnya ada di belakang", kata Noburo sambil menunjuk kebelakang.
Rein terkejut karena ternyata satu – satunya orang yang bisa menolongnya juga ada di sana.
"Sensei, tolong saya", Rein memohon.
"ma-maaf Rein-san, jika video itu sampai tersebar, maka saya bisa dipecat, Saya tidak bisa membantu kamu", jawab Okada yang juga ketakutan.
"Udah dirimu sudah tidak punya pilihan sama sekali, sekarang kau harus nurutin apa kata kami, kalau nggak habis riwayat mu", Masato mengancam sambil masih meremas-remas payudara Rein.
Setelah terdiam cukup lama, akhirnya Rein mengiyakan.
"Baik, aku mengerti lepasin aku", Rein mengiyakan dan melepaskan diri dari dekapan Masato.
"Awas, kalau kamu mencoba lari dari kami", kata Noboru mengancam.
"Aku gak bakal lari, sekarang apa mau kalian", tanya Rein.
"Tenang kita tidak bakal apa-apain kamu kok, kita cuman mau, kamu cium semua cowok yang ada disini termasuk Okada-sensei", kata Kenzo memberikan perintah.
Sejenak Rein memandang semua anak dan ternyata ada tujuh orang dan salah satunya adalah Okada.
"Iya terserah apa mau mu, asal jangan sebarin tuh video", Ia mulai memelas dan diam berdiri untuk menunggu di cium.
"Hahahahaha", mereka tertawa lagi.
"Rein-san, yang cantik bukan kita yang akan cium kamu, tapi kamu yang harus datangin kita, untuk menciumi kami satu persatu", kata Kenzo sambil tersenyum licik.
Rein benar-benar terkejut karena ia harus mengantarkan bibir indahnya untuk menciumi laki-laki cabul.
Dengan sedikit sedih, iya pun menyanggupinya dan menuju ke salah satu anak yaitu Masato terlebih dahulu.
"Ayo sini manis", Masato menggodanya.
Rein yang sedikit takut mulai mengarahkan bibirnya ke arah Masato dan mulai menciuminya.
"mmmhh....." suara desahan Rein.
"Ah..., bagus sekarang ke yang lain", perintah Masato.
Rein langsung menuju ke anak yang lain; anak yang juga pernah dia permainkan perasaannya. Sekali lagi ia berciuman.
"Bagaimana, enak ciuman siapa, ciuman ku atau Masato", tanya anak itu.
Rein tidak menjawabnya karena pertanyaan itu relatif, "ayo cepat jawab" anak itu memaksa.
"Ciuman mu", ia menjawab sedih.
"Apa!, masak ciuman ku kurang sih", Masato memprotes dan langsung meraih bibir Rein lagi.
"mmmmhhhh", teriaknya saat diciumin lebih lama dari yang tadi.
"Hah.... sekarang enak mana?", tanya masato.
"Tolong, jangan permainkan aku", saat ini Rein pun mulai menangis karena dipermainkan oleh anak – anak itu.
"haha, terusin ciumannya", perintah Masato.
Kemudian Rein menuju anak yang ketiga, tetapi anak itu tidak langsung menciumnya.
"Sebentar, aku mau kamu memohon dulu ke aku", perintah anak itu.
"Tapi…..", Rein mencoba mengelak.
"Tidak ada tapi - tapian cepat katakan, tolong aku minta ciuman mu, cepat!" paksa anak itu.
Rein mengangguk dan mengatakan "tolong aku minta ciuman mu", Rein memintanya terpaksa.
"Ohhh so sweet, iya sayang", kata anak itu sambil menyambar bibir Rein.
"Hah, sekarang jawab, enak mana ciuman ku atau dua anak tadi?" tanya anak itu.
"Semuanya enak", jawab Rein agar tidak dipermainkan lagi.
"Hah, masak sama aja sih, ayo rasain lagi" anak itu menciumnya kembali.
"mmmhhhh..........", kembali Rein berteriak dalam cumbuannya.
"Bagaimana, sekarang", tanya anak itu lagi.
Rein terdiam dan menutupi bibirnya dengan tangannya, sepertinya bibirnya sempat tergigit karena ciuman tadi begitu kasar.
"Cepat jawab!" bentak anak itu.
"Iya…. ciuman mu paling enak", Rein menjawab dengan air mata menetes di pipinya karena ia merasa dipermainkan.
"hahaha, dengar ciuman ku paling enak ternyata", kata anak itu memancing temannya.
"aaaaah masa sih gimana kalau aku cium lagi", kata anak yang sebelumnya.
"Wahh aku gak terima, masak ciuman ku kalah enak", Masato ikut - ikutan.
"Sudah... hentikan", Rein menangis tersedu - sedu karena dari tadi dijadikan bahan permainan mereka.
"Sudah - sudah lanjutin ke anak lainnya", kata anak yang ketiga menghibur Rein.
Ciuman terus berlanjut bahkan Okada pun kebagian dan yang terakhir adalah Goto Nori. Saat itulah Kenzo menghentikannya.