saat abhay sadar dia sudah di rumah sakit dengan tangan yang terbalut perban abhay sadar dan berusaha untuk bangun tapi di hentikan oleh ibunya
"abhay Udah jangan gerak dulu" kata ibunya abhay
lalu abhay diam dan menutup matanya dengan tangannya sedangkan tangan kanannya hanya lemas dengan balutan perban yang masih memerah karena darah
" tangan lu nggapapa tapi kalo lu pake tu tangan buat berantem lagi ,ngga tau dah bakal kenapa " kata ibunya abhay (Ema)
abhay berusaha menggerakkan tangannya tapi dia hanya merasakan sakit
"sampe kapan Mao kaya gini ?" tanah Ema
"sampe sembuh lah " saut abhay sambil tersenyum
ema pun menyentuh tangan kanannya dan membuat abhay kesaksian lalu dia pergi ke luar ruangan dan meninggalkan abhay sendiri
abhay sama sekali tidak merasa khawatir dengan tangan kanannya karena dia pernah mengalami yang lebih parah ,tapi dia lebih menghawatirkan Tarisa dia hanya terbaring memikirkannya sambil menutup matanya dengan tangannya
di lain tempat Tarisa pun menghawatirkan ke adaan abhay dia terus merasa bersalah karena lagi-lagi abhay dalam masalah karena menolongnya . keesokan harinya saat di sekolah Tarisa bertemu dengan bancar yang ingin mengajaknya untuk menjenguk abhay Tarisa pun setuju dan mengajak ayu bersamanya
lalu tiba waktu pulang sekolah mereka memutuskan untuk menjenguk abhay ke rumah sakit yang posisinya tidak terlalu jauh dari sekolah saat perjalanan ke sana bancar melihat abhay sedang minum es di sebuah warung yang tidak jauh dari rumah sakit abhay sadar akan kehadiran bancar dia berusaha menutupi wajahnya agar bancar tidak menyadari nya
"tar tar itu abhay bukan si " tanya bancar sambil menunjuk ke arah abhay
"lah abhay kan di rumah sakit ,gw yang nganter Waktu itu" kata Tarisa
"eh tapi mirip coba liat dah , rambut nya " kata bancar
"coba samperin dah" kata ayu menyuruh bancar
lalu bancar mendekati nya perlahan dan berusaha melihat wajahnya tapi abhay terus memalingkan wajahnya karena tidak ingin keTahuan lalu tiba tiba ayu berteriak " abhay " membuat abhay terkejut dan berteriak " apaan si , ah ribet lu " dengan muka kesel
" tuh kan abhay kan ,gw bilang juga apa tar " kata bancar dengan girang
" lu ngapain di sini " Tanya abhay
"mao jenguk lu lah " saut bancar
" jenguk gw tu di rumah sakit bukan di warung" kata abhay
" orang sakit tu di rumah sakit bukan di warung " saut bancar
"lah gw mah ga sakit " saut abhay
lalu Tarisa menyentuh tangannya membuat abhay merintih kesakitan
" kan sakit kan " kata Tarisa
"yaelah tangan doang " saut abhay
"sama aja abhaaaayyy" kata Tarisa
"iya iya " kata abhay sambil terus meminum es nya
"kapan Mao sembuh lu " tanya Tarisa
"udah sembuh gw " saut abhay
" dih ,lu ngapain di sini" tanya Tarisa
"minum es " saut abhay
"et Tolo " kata bancar
"kok ngegas si " saut abhay
"ayo balik ke rumah sakit " kata Tarisa mengajak abhay
"yawdah iya elahh" saut abhay dengan nada pasrah mereka pun pergi ke rumah sakit untuk mengantar abhay kembali
sesampainya di rumah sakit dia mendapat kabar bahwa dia sudah boleh pulang dan melanjutkan pemulihan nya di rumah lalu mereka pun bersiap untuk pulang tapi abhay ingin pulang dengan berjalan bersama teman-temannya
"bhay gpp lu Ama Ema lu aje "kata bancar karena kawatir
" yaelah kalem aje yang sakit tangan bukan kaki " saut abhay dengan santainya ibunya membiarkan abhay melakukan apa yang dia inginkan
" yawdah skuyyy " kata abhay sambil berjalan
yang lain mengikuti nya .
di dalam hati Tarisa memiliki sedikit rasa takut karena dia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana abhay mencabut parang yang ada di tangannya sendiri ,dia berfikir bahwa abhay bukanlah manusia biasa dan dia pun pulih dengan begitu cepat , abhay memperhatikan wajahnya nya dan berkata " sorry ye gw waktu itu ga dengerin omongan lu "
" maaf ya gara-gara gw ga bisa cegah lu ,lu jadi kaya gini" saut Tarisa
" ini bukan salah lu bukan juga salah gw , satu satunya orang yang harus di salain itu bawahnya Eka " kata abhay berusaha meyakinkan Tarisa
"bhay jangan bales dendam ya " kata Tarisa
abhay hanya diam dan tersenyum , Tarisa paham apa yang di maksud oleh abhay ,dia pasti tidak senang kalau terlalu di larang jadi Tarisa tidak melanjutkannya
abhay melihat seorang wanita yang di jambret ,dan jambret itu pun berlari ke arah mereka
"car tolongin tu" kata abhay menyuruh bancar
"Napa gw si ,lu aja klo Mao"saut bancar
" tangan gw Tolo , udah gc ah" kata abhay
"iye iye " sambil menghadang penjambret itu , bancar menendang kakinya saat ia sedang berlari sehingga membuat nya jatuh dan bancar pun segera mengambil tas yang di rampok dan menyerahkan nya pada pemiliknya yang adalah anak sekolah yang sama
"nih tas nya " kata bancar sambil menyerahkan tas nya
"elu bancar kan , gw nisa makasih ya " kata nisa dengan senang
"kok lu tau nama gw ? ,eh udah dah ga penting , yawdah sama sama " kata bancar sambil meninggalkan nya dan melanjutkan perjalanannya bersama abhay dan yang lainnya
setelah mereka berpisah , Tarisa pun ingin mengantar abhay sampai ke rumahnya
" bhay gw anterin sampe rumah ya, lu kan lagi sakit " kata Tarisa dengan malu malu
" lah yang ada gw yang nganter lu pulang ,lagi juga yang sakit kan cuma tangan " saut abhay
"udah ga usah batu ah " saut Tarisa
"yawdah dah iya biar lu seneng " saut abhay sambil tersenyum
Mereka pun berjalan hingga tiba di sebuah jembatan lalu mereka berdua berhenti di tengah jembatan untuk menikmati angin yang berhembus kencang
" bhay" panggil Tarisa
abhay melihat ke arahnya
"boleh ga gw Mao lu janji sesuatu sama gw " kata Tarisa sambil menatap ke arah sungai
"janji mah gampang , yang susah itu nepatin nya " saut abhay
"tolong bhay ,tolong janji sama gw lu ga bakal pake tangan kanan lu buat mukul lagi " kata Tarisa dengan mata yang hampir menetes kan air mata " gw ga Mao lu sampe knapa Napa lebih dari ini bhay gw merasa bersalah bhay " kata Tarisa lagi dia mulai menangis ,lalu abhay menggerakkan tangan kanannya untuk merangkul Tarisa lalu memeluknya dan berkata " biasanya gw ga pernah janji tar ,tapi gw rasa kali ini beda jadi gw janji tar gw ga bakal pake tangan kanannya gw buat mukul lagi ,jadi tolong berhenti nangis ya air mata lu terlalu berharga buat nangisin gw "
Tarisa pun berusaha tersenyum dan menghapus air matanya di dalam pelukan abhay dengan angin yang berhembus kencang dan awan yang sudah mulai berwarna jingga dan untuk pertama kalinya Tarisa jatuh dalam pelukan abhay dan juga untuk pertama kalinya abhay jatuh cinta pada seorang gadis yang berhasil menjinakkan makhluk buas yang sangat liar yaitu abhay .