Mata kedua orang tua Alesha terbelalak tidak percaya, apakah telinga mereka salah dengar tapi sepertinya tidak. Tapi bagaimana mungkin? Bagaimana bisa seorang pangeran putra mahkota dari negara Inggris mengucapkan kalimat seperti itu? Mimpi apa mereka semalam?.
Dalam keadaan masih tidak percaya keduanya saling menatap bingung. Mulut ibu Alesha bahkan menganga, kedatangan Pengeran ini saja sudah akan menjadi bahan perbincangan hangat dan ajang untuk menyombongkan diri dikalangan teman-teman sosialitanya. Dia berencana kedatangan George akan di abadikan dengan berselfie ria sebagai bukti visual autentik, terus nanti dia akan mengupload di instagram, facebook biar semua followersnya heboh. Wah senangnya, membayangkan semua itu hati ibu Alesha berbunga-bunga.
Apa lagi mendengar kalau Pengeran George ingin melamar putrinya? wah bisa-bisa beritanya nanti akan viral selama berbulan-bulan, rasanya dia ingin melayang saja saking senangnya.
"Papa..apa mama tidak salah dengar? mama tidak salah dengar kan pa?" tanyanya dengan setengah berbisik kearah suaminya. Tapi setali tiga uang, Pak Irawan pun juga sama bingungnya. "Itu juga yang Papa mau tanyakan ke Mama" jawabnya pelan. Lalu tersenyum kearah George yang sejak tadi menunggu reaksi dan jawaban orang tua Alesha dengan sabar.
"E...apa benar yang dikatakan nak pangeran tadi? ingin melamar anak kami Alesha? apa kami tidak salah dengar? karena jujur saja kami sangat terkejut mendengarnya dan juga tidak menyangka, maaf kalau saya terlalu berlebihan hanya saja saya ingin memastikan". ucap ibu Alesha hati-hati. Dia memang yang sangat antusias sejak tadi.
"Tidak apa-apa Bu, saya mengerti. Kedatangan saya ini memang mendadak bahkan saya sendiri tidak menyangka kalau saya akan melamar Alesha seperti ini. Seharusnya ada pembicaraan terlebih dahulu dengan Alesha sendiri sehingga Bapak dan Ibu tidak kaget seperti ini, dan tolong jangan panggil saya dengan pangeran, panggil saja nama saya". Terang George, Dalam hatinya dia sangat ingin tahu apa jawaban orang tua Alesha, apakah mereka akan menerimanya atau malah menolaknya atau bahkan menggantungkan jawabannya sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan? Tapi apapun nanti jawaban mereka George akan memastikan kalau lamarannya akan diterima hari itu juga.
Beberapa saat keheningan menyelimuti ruangan itu, mereka larut dalam pikiran masing-masing. Kedua orang tua Alesha masih sesekali terlihat saling melemparkan pandangan, sampai akhirnya ibu Alesha membuka mulut.
"Apakah nak pangeran eh..maksud saya George ini memang mempunyai hubungan dengan anak kami Alesha? apakah kalian saling mencintai? karena selama ini dia tidak pernah sekalipun bercerita tentangmu". Ucapnya sembari meremas tangan suaminya meminta dukungan, Pak irawan pun menganggukkan kepala tanda membenarkan ucapan istrinya.
Mendengar hal itu akhirnya George menceritakan semua kisah mereka dari awal pertemuannya sampai mereka saling jatuh cinta. George juga meyakinkan orang tua Alesha dengan memberitahukan mereka kalau dia sudah menjadi seorang muallaf jauh sebelum dia bertemu Alesha.
"Dan untuk alasan kenapa Alesha belum mau bercerita tentang hubungan kami mungkin karena dia masih mencari waktu yang tepat, tapi saya tidak menyangka kalau saya akan datang secepat ini. Bahkan Alesha pun belum mengetahuinya". Kalimat terakhir George sontak membuat keduanya bingung.
" Kenapa Alesha belum tahu, apakah nak George ingin memberikannya kejutan? dan yah memang sudah dua hari terakhir ini anak itu belum menghubungi kami. Apakah Alesha baik-baik saja di sana?" tanya ibunya mulai khawatir, karena memang tidak biasanya anaknya itu tidak memberi kabar ke mereka dalam sehari.
"Kalau begitu saya akan menghubunginya terlebih dahulu" ucap ibu Alesha sembari mulai mengetik nomor telpon Alesha.
"Ibu tolong jangan menelponnya dulu karena seperti yang ibu bilang kalau saya ingin memberinya kejutan." ucap George berusaha mencegah agar orang tua Alesha tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya. Misinya sekarang adalah hanya untuk mendapatkan persetujuan mereka saja, setelah itu baru menyelamatkan Alesha. Tapi tentunya orang tua Alesha tidak boleh tahu karena mereka pasti akan histeris dan bersedih kalau mengetahui anaknya sedang tidak baik-baik saja karena di sekap oleh Jimmy.
Ibu Alesha langsung menghentikan kegiatannya dan mengangguk setuju.
" Jadi apakah Bapak dan Ibu menerima lamaran saya? karena saya sungguh mengharapkan hal itu. saya sungguh-sungguh mencintai Alesha dan saya berjanji akan membahagiakan anak Bapak dan Ibu dengan sepenuh hati". ucap George sambil menatap keduanya penuh harap. Dia bahkan menyatukan kedua telapak tangannya sebagai tanda permohonan.
Melihat itu kedua orang tua Alesha menjadi terharu, seorang pangeran calon penguasa Britania Raya memohon dihadapan mereka untuk meminta restu. Sungguh pemandangan yang sangat mengharukan. Ibu Alesha sampai meneteskan air mata karena bahagia. Para pelayan yang sejak tadi menguping pembicaraan mereka dibalik dinding juga merasa senang bukan main. Bahkan Susi pelayan yang membukakan pintu untuk George melompat-lomopat kegirangan.
Ibu Alesha kemudian menatap suaminya yang memang sejak tadi hanya terdiam.
"Papa, bagaimana?" tanya ibu Alesha kepada suaminya. Pak irawan menghela napas panjang lalu menatap Jimmy dengan serius.
" Kami sebagai orang tua tentunya sangat bahagia mendapatkan kehormatan ini, apalagi kalau memang ternyata kalian berdua saling mencintai. Tapi saya hanya ingin memastikan itu memang benar dan untuk membuktikannya, pendapat Alesha juga harus di dengarkan. Saya pikir kami tidak dalam posisi bisa langsung menerima lamaran ini, saya harap nak George mengerti maksud saya". Ucap Ayah Alesha diplomatis. Cukup beralasan. Pikir George, tapi biar bagaimana pun hari ini keputusan harus ada. Dia menghela napas panjang.
"Papa ini apa-apaan sih, kenapa malah ngomongnya gitu. Tinggal terima aja kok susah amat, lagian kan mereka saling cinta jadi harusnya enggak ada masalah." Protes ibu Alesha dengan sedikit marah-marah, dia juga sengaja memakai bahasa indonesia supaya pembicaraan mereka tidak diketahui oleh George.
"Mama tenang dulu, kita tidak bisa langsung menerima gitu aja lamaran orang tanpa sepengetahuan Alesha, bagaimana kalau Pangeran ini bohong? Kita harus pastikan dulu." jawab Ayah tenang. Dia pun sesekali melirik George yang masih duduk tenang di hadapan mereka.
"Hus, Papa ini suka sembarangan kalau ngomong" Balas Ibu Alesha sengit.
"E..nak George, tolong jangan salah paham dengan perkataan suami saya barusan. Kami bukannya tidak menerima lamaran nak pangeran, kami hanya ingin mendengar langsung jawaban dari Alesha. Jadi biarkan saya menghubunginya terlebih dahulu ya". Ucapnya berusaha memberi alasan sambil buru-buru menghubungi nomor Alesha. Tapi setelah mencoba beberapa kali tetap saja nomor Alesha dalam keadaan tidak aktif.
"Nomornya kok susah dihubungi? apa dia baik-baik saja, tapi sejak kemarin perasaan Ibu tidak enak." Ucapnya khawatir, dia lalu menatap suaminya.
Melihat Ibu Alesha mulai gelisah George berusaha menenangkan.
"Ibu jangan khawatir, Alesha tidak apa-apa. Dia sedang dalam penjagaan saya, dia akan baik-baik saja jadi Bapak dan Ibu tenang saja". Ucapnya berusaha tersenyum meskipun dia sendiri tidak yakin akan kondisi Alesha sekarang seperti apa, dari laporan orang kepercayaannya bahwa kekasihnya itu masih berada sekapan Jimmy dan beruntungnya mereka telah menemukan lokasi tempat itu. Mereka bahkan sudah berjaga-jaga disekitar tempat itu, menunggu perintah dari George.
"Dan untuk kekhawatiran Bapak tentang hubungan saya dan Alesha benar atau tidak, saya berani bersumpah kalau kami memang saling mencintai. Jadi saya mohon agar Bapak Ibu merestui kami dan menerima lamaran saya untuk menikahi Alesha".
Ayah Alesha baru saja ingin mengatakan sesuatu tapi kemudian Istrinya buru-buru mendahului.
"Baiklah nak George kalau kau memang bersungguh-sungguh, kami sangat mencintai putri kami karena hanya dia harapan kami satu-satunya untuk mewarisi seluruh apa yang kami miliki. Tetapi jika takdirnya memang harus bersama nak George, kami sangat berharap agar semua janji dan sumpah yang barusan kau ucapkan itu bukan hanya menjadi isapan jempol semata. Ingat nak George, kepercayaan hanya bisa didapat dari janji yang di tepati, maka saya berharap kau akan menepati janji itu". Ucap Ibu Alesha bersungguh-sungguh.
Dia memang sangat ingin Alesha menikah dengan orang yang dicintainya, apalagi kalau orang itu adalah seorang Pangeran. Tapi disaat yang sama, ada kegalauan tersendiri yang membuatnya tidak sepenuhnya rela melepas anaknya, sehingga dia perlu memastikan lagi ucapan George demi meyakinkan hatinya. Naluri dan insting seorang ibu terhadap anaknya sangatlah tajam, sehingga apabila anak mendapat sedikit saja masalah sang ibu akan bisa merasakannya.