dulu saat aku masih kecil. aku kira hidupku ini sangat indah dan aku berharap semuanya akan tetap seperti itu sampai aku dewasa nanti.
ah... sangat naif, sampai aku tau betapa kerasnya dunia ini sesungguhnya. aku kehilangan semuanya di malam itu.
aku hidup dengan banyak identitas setelah itu. aku bahkan lupa bagaimana sifat asliku. identitasku sebenarnya adalah putri dari 5 kerajaan besar. putri dari kerajaan whertly. semua berjalan lancar sampai aku berumur 5 tahun. tepatnya di malam bulan merah. semua penyihir akan melemah.
dimalam itulah pemberontak melakukan kudeta kepada semua orang di istana. aku ingat sekali. malam penuh darah itu semakin memikat dengan warna merah dari bulan.
aku berhasil selamat. ibu dan ayah mengorbankan dirinya untukku. tidak tepatnya membohongiku. ibu berkata bahwa aku, bibi pengasuh, dan juga fia. aku yang begitu polosnya mengira itu seperti liburan menyenangkan.
kami sudah berangkat paginya sebelum terjadinya kudeta. aneh bukan. kenapa orang-orang di istana juga pergi. ternyata ibu dan ayah sudah menyiapkan semuanya. skenario aku juga ikut mati nantinya sehingga tidak di kejar. ibu dan ayah sudah memprediksi. meskipun kami kabur nantinya untuk menyelamatkan diri mereka akan tetap mencari dan membunuh sampai tidak ada sisa.
mereka ingin aku selamat dan menjalani hidup layaknya gadis biasa. tapi, orang tuaku salah prediksi. di malam hari setelah bibi dan fia tidur aku terbangun. saat itu aku diam diam kembali ke istana. karena merindukan ayahku.
bukannya menemukan mereka aku melihat semua kejadian menyeramkan. mayat mayat yg penuh di lantai. dinding dinding yg penuh bercak darah. mayat yg hancur. tangan yg terlepas dari tubuhnya. kepala yg layaknya bola bergelinding di lantai. dengan tatapan mata penuh darah.
saat aku melihatnya aku mulai takut. aku berlari ke kamar ibu dengan jalan rahasia. karena itu jalan tercepat dan menghubungkan semua ruangan.
di saat aku sudah berada di pintu menuju kamar ibu aku mendengarnya. suara ibu yg biasanya lembut kini menjadi suara yg penuh kesakitan. bahkan aku melihat secara langsung bagaimana pembunuh itu menyiksa, merendahkan dan membunuh orang tuaku. aku juga masih ingat jelas wajah pembunuh itu.
malam yang sangat panjang bagi tuan putri. meskipun aku tidak menyangkanya. yang ku pikirkan adalah menjadi kuat dan bisa balas dendam kepada mereka. sampai aku tau bahwa sebenarnya aku bukan hanya di permainkan oleh mereka. tetapi, dunia itu sendiri juga ikut bermain dan ambil bagian dalam memutuskan takdirku