Chereads / elina / Chapter 2 - part 1

Chapter 2 - part 1

Tahun 2010

"Ayo tuan putri kita harus pergi dari halaman istana."ucap seseorang menggunakan pakaian pelayan

"Tuan putri.."ucap gadis yg dipanggil tuan putri tersebut dengan tatapan kosong"tuan putri sudah mati bersama ayah dan ibunya"

"Tuan put-"

"TUAN PUTRI SUDAH MATI BIBI MIKA. SUDAH MATI BERSAMA AYAHANDA RAJA DAN IBUNDA RATU. putri.. Sudah tidak punya.. Orang tua lagi.."ucapnya sambil berteriak lalu pelan.

Perlahan ia menunduk. Air mata keluar dari matanya yg indah. Sang putri menunduk. Menangis dalam diam

"Bi, putri baik-baik saja?"tanya seorang gadis didekat mika

"Putri tidak apa-apa fia. Kamu memang penjaga sang putri yg perhatian."ucap mika sambil mengelus rambut fia

Mika melihat putri yg menangis dalam diam dan menunduk. Dengan keadaan terduduk di tanah. Mika duduk dekat sang putri dan memeluknya.

"Maaf, saya lantang putri. Tapi inilah kenyataan yg harus putri hadapi. Jika putri pikir ayah putri mati, itu benar. Dan ibu putri mati, itu salah. bibi bisa menjadi ibu putri seterusnya. Memanggil bibi mika dengan sebutan ibu. Bibi akan menjadi ibu tuan putri yg kedua."ucap mika sambil mengelus putri"dan fia juga boleh menganggap bibi, ibu fia. Kalian sudah bibi anggap putri bibi sendiri. Elina dan fia sekarang putrinya bibi mika"ucap sang bibi sambil memeluk fia dan putri elina.

Setelah memeluk elina dan fia. Mika melakukan teknik teleportasi. Memindahkan dirinya, fia dan elina ketempat yg jauh dari istana.

Setelah selesai berteleportasi. Fia dan elina melihat kemana mereka pergi.

"Ini dimana?. Ib...u mika"tanya sang putri pelan.

"Ini adalah rumah bibi tidak, ibu dibesarkan. Kita akan tinggal disini. Dan putri namamu sekarang elina savina dan fia savina. Bibi adalah mika savina"ucap mika pelan

Aku tidak banyak bicara selama 1 minggu. Namun perlahan aku terbiasa. Dan mulai bicara kepada ibu mika dan fia. Aku senang memiliki mereka.

Aku banyak membaca buku, berlatih sihir, belajar menggunakan senjata. Aku terkadang belajar bersama fia. Tapi, kadang ia pergi entah kemana.

Tahun 2020

Bertahun-tahun disini. Hingga aku sudah agak melupakan kalau aku pernah menjadi putri. Sekarang umurku 15 tahun. Entahlah waktu terasa cepat berlalu

"Elina. Apa kamu melihat fia?"tanya ibu mika sambil berteriak memanggilku

Aku yg berada di taman langsung melihat ke arah rumah. Menatap kenapa ibu memanggil. Aku meletakkan penyiram bunga. Lalu langsung berlari ketempat ibu. Di pintu masuk aku menatap ibu dan bertanya.

"Iya bu, ibu panggil elina?"tanyaku sambil melihat ibu yg sedang memasak.

"Kamu melihat fia, elina?"tanya ibu.

"Tidak. Elina tidak melihatnya sejak setelah kita sarapan bersama. Kalau begitu elina kembali ke taman. Elina ingin memetik bunga yg mekar untuk dikirim ke toko kita sekalian elina buka toko."ucapku lalu hendak pergi.

"Yasudah. Elina jaga toko. Ibu akan membuka rumah makan nanti. Makanan sudah ibu siapkan. Jika nanti ingin makan. Tutup saja tokonya atau bawa saja untuk bekal"ucap ibu.

Aku mengambil kotak makan dan meletakkannya ke tas. Dan mengambil tas untuk bunga.

Semenjak kejadian tersebut. Kami memulai kehidupan baru. Ibu membuka rumah makan sebagai mata pencaharian untuk kami. Aku ingin membantu ibu. Berhubung aku suka berkebun aku membantu dengan cara membuka toko bunga. Pada saat kami kabur kami membawa 3 kantong emas.

Ibu mengambil 1 kantong emas untuk digunakan membuka rumah makan. Aku diberi 2 kantong oleh ibu. Aku menggunakan 1 kantong untuk membuka toko bunga. Dan karena ini kami bisa mencukupi kebutuhan hidup kami. Bahkan berlebih.

Aku sudah sampai di.toko dan mulai membuka toko. Lalu melayani pelanggan yang datang. Sampai sudah hendak sore.

"Nona. Apa ada bunga mawar dan lavender?"tanya seorang wanita

"Tentu. Akan kuambilkan"ucapku sambil mulai mengambil bunga yg diminta sang penjual. Di dalam toko juga ada taman.

"Nona. Apa kamu tidak takut berjualan sendirian?. Terlebih ini hendak malam. Dan banyak para pemberontak kerajaan yg mencuri."ucap wanita tersebut

"Tidak terlalu, dan aku juga bisa bela diri lo nyonya. Lalu Ini bunganya nyonya."ucapku sambil memberi bunga yg dipesan wanita tersebut.

"Ini"ucap wanita tersebut memberikan uangnya"Kamu berani. Tapi, berhati-hatilah nona."ucap sang wanita lalu memberi pergi.

Drtt..

Handphoneku berbunyi. Dan aku langsung mengambilnya . tampak dihandphone tertulis nama 'ibu'.

"Ibu kenapa menelpon aku baik-baik saja. Jadi tidak usah khawatir seperti biasanya"ucapku pelan

"Fia belum pulang. Ibu takut ia kenapa-napa. Elina tolong cari fia. Dia tidak pernah pulang lama seperti ini. Handpohonenya juga tinggal. Tolong cari dia."ucap ibu khawatir.

"Baik ibu."ucapku lalu mematikan sambungan telepon.

Sebenarnya aku juga khawatir dia tidak pernah pergi tanpa bilang. Ini seperti bukan fia. Aku langsung menutup toko. Dan mencari fia. Aku lantas berpikir ia berada di kota dan lantas langsung kesana.

Setibanya di kota mencari di pusat kota dan Berharap mungkin dia disana.

"Fia... Dimana kamu"ucapku pelan sambil mencari keseliling.

Tak sengaja aku berpas-pasan dengan penjaga.

"Apa kamu tau kalau pemberontak kerajaan telah ditangkap dan dipenjara besok akan dihukum gantung. Salah satunya wanita berambut merah panjang. Dan dia memiliki bekas luka di tangan kanannya"ucap salah satu penjaga.

Aku berhenti melangkah. Dan langsung menatap penjaga kerajaan tadi. Dia memakai baju pengawal kerajaan darneses.

"Ciri-ciri yg di sebut penjaga tadi persisi seperti fia. Tetapi, dia bergabung kepasukan pemberontak. Dan ditahan di kerajaan yg membantai kerajaanku dulu."batinku

Aku langsung berlari pulang. Menemui ibu. Aku harus menyelamatkannya.

Tibanya di rumah aku langsung masuk, menggebrak pintu kasar dan mencari keberadaan ibu.

"Ibu... Ibu. Fia ditangkap oleh pihak kerajaan."panggilku kuat.

"Fia.. Ditangkap?"ucap ibu tak percaya.

"Tolong ijinkan elina menyelamatkan fia ibu. Tolong"ucapku memohon

"Bagaimana jika kamu tertangkap?"tanya ibu khawatir.

"Tidak akan. Tolong ibu. Aku sudah sering berlatih. Ijinkan aku maka elina akan mengikuti permintaan ibu yg meskipun tidak aku suka."ucapku pelan sambil memohon. Aku rela menerima hukuman apapun aku tidak ingin ada lagi yg pergi.

"Baiklah. Hati-hati"ucap ibu pelan.

Aku langsung mengganti pakaianku. Memakai pakaian khusus bertarung berwarna hitam. Dan juga membawa tas pinggang yg bisa memuat apapun barang tetapi juga terbatas. Aku meletakkan pisau. Dan handgun, bom asap, ramuan tidur.

Aku memakai penutup wajah. Mirip seperti masker.

Lalu langsung pergi keistana.

tibanya aku di istana aku menatapnya sebentar. aku tidak menyangak aku akan melihatnya lagi. sekian lama. aku penasaran apa yang akan ku hadapi nantinya di sana.