Chereads / elina / Chapter 4 - part 3

Chapter 4 - part 3

"Kita lihat saja nanti. Aba-abaku tangkap dan serang mereka. Dalam hitungan satu, dua, tiga. Tangkap mereka!"perintah pangeran dimas

Penjaga kerajaan mulai maju dan menyerang kami. Saat 10 centimeter lagi penjaga dengan elina. Elina membuat semacam kaca penghalang di tengah ruangan. Dan membuat ruangan tersebut terbagi. Dan membuat penjaga berhenti karena melihat salah seorang penjaga yg terhalang dinding tersebut.

Sihir yg tidak terlalu tampak. Karena bagi mereka sihir hanya akan tampak jika kita melentikkan atau membaca mantra. Tapi, berbeda dengan elina. Ia langsung membuat area kerajaan terbagi tanpa membaca mantra atau melentikkan tangannya.

"Tampaknya penjagamu terkurung PANGERAN. kamu harus mencari penjaga yg lebih pintar. Apa perlu kupermalukan kamu didepan rakyatmu. Dengan menyerang penjaga kerajaanmu di depan rakyatmu"ucap elina merendahkan dan menekankan kata pangeran

"Jaga sikapmu pembrontak. Berani sekali kamu menghina keluarga kerajaan"ucap angga sedikit sinis.

Elina langsung membuat kacanya melebar yg awalnya menjadi pembatas kini ia buat menjadi bentuk sebuah kotak. Mengunci gerakan penjaga kerajaan. Dan dengan cepat ia langsung berteleportasi ke dalam ruangan kotak kaca yg ia buat. Dan menembak kaki mereka dengan semacam peluru yg membuat lumpuh. Handgun ditangannya bergerak lincah Dan akurat.

Hanya perlu waktu 3 detik untuk membuat lumpuh 15 penjaga. Dan tembakannya tidak meleset sesuai dengan keinginannya.

"Kamu mengatakan apa tadi pangeran. Aku tidak mendengarmu. Apa maksudmu bunuh saja prajuritmu ini?"ucap elina agak dingin dan mengarahkan handgun ke salah satu penjaga tepat di kepalanya didekatnya.

"Kamu memang gadis berengsek"ucap angga agak marah

"Kamu kenapa tidak memilih musuh yg sebanding?"tanya dimas agak marah dan tegas.

Elina kembali ke posisinya semula. Ketempat kelompok fia. Ia mendekati dinding di sebelah kanan mereka. Dan dengan cepat ia langsung merusak dinding tersebut. Membuat lubang besar di dinding istana.

"Maaf aku tidak tertarik. Lagipula sesuai perkataanku tadi. Coba tangkap aku."ucap elina sinis.

Elina melempar semacam alat pelacak kepada fia. Dan dengan sigap fia menangkapnya.

"Pergilah duluan f. Aku akan menemuimu. Aku akan tau lokasimu dari alat tersebut. Bawa temanmu juga"ucap elina agak tegas dan langsung dilakukan oleh fia. Fia mengetahui bahwa f yg dimaksud adalah dirinya.

Fia langsung bergerak cepat dan pergi langsung bersama temannya. Di saat elina hendak pergi.

"Sepertinya kamu bukan pemberontak."ucap dimas berwibawa.

"Oh.. Kamu mengajakku berbicara pangeran. Baiklah aku beritahu. Aku bukan bagian dari kelompok mereka. Tapi, ada satu orang yg penting dan harus aku selamatkan. Bagaimana apa aku bisa pergi sekarang pangeran. Aku tidak suka nuansa kerajaaanmu"ucap elina agak sinis dan kejam

"Baiklah. Kamu menang. Dan aku harap kita bisa bertemu lagi"ucap dimas berwibawa dan agak lembut.

"Mungkin dalam mimpi pangeran. Dan jikapun kita bertemu bagaimana kamu mengetahui wajahku. Baiklah aku pergi dulu"ucapku sinis.

"Tapi, kenapa kamu mau mendengar percakapanku?"tanya dimas sengaja mengulur waktu supaya aku tidak pergi.

"Oh... Oh.. Pangeran. Aku tidak ingin kamu menyesal. Jadi aku sengaja mendengar dan menjawab semua pertanyaanmu. Dan jangan berpikir aku tidak tau kalau kamu sedang mengulur waktu untuk mengumpulkan informasi tentangku. Dan mengambil kesempatan untuk menangkapku. Aku tau semuanya pangeran. Salah satunya skandal kudeta yg keluargamu lakukan"ucapku licik.

Disaat bersamaan angga, lisa dan dimas terkejut dan juga prajurit yg lumpuh sementara akibat tembakan tadi, dengan pernyataan yg dilontarkan gadis pemberontak tersebut.

Saat elina hendak keluar.

Dimas dengan cepat menggengam tangan gadis tersebut. Membuat gadis tersebut kembali melihat kebelakang.

"Sepertinya gelangmu ini khusus ukuranmu. Mari kita lihat apa kamu bisa selamat dari pencarianku nanti gadis misterius. Akan kutunggu saat kamu tertangkap. Kamu tetap bisa pergi. Sesuai dengan taruhan yg kamu buat."ucap dimas sambil mengambil gelang dari tangan gadis tersebut.

"Akan kutunggu itu pangeran. Kamu akan menyesal mengambil gelangku"ucap elina lalu pergi.

"Kamu membiarkannya lolos dimas."ucap angga agak kecewa

"Benar sekali pangeran."ucap lisa pelan

"Tidak apa aku mendapatkan harta yg berharga. lagipula aku agak tertarik mencari gadis tersebut."ucap dimas lalu kembali ke arah kamarnya.

"Kita dalam masalah lisa. Dimas meninggalkan masalahnya pada kita"ucap angga makin kecewa.

Lisa hanya pasrah.

Di tempat pertemuan elina dan fia.

Fia menunggu elina selama 10 menit. Dan teman fia mengucapkan terima kasih kepada fia supaya fia bisa memberitahukan kepada elina. Fia menunggu di dalam hutan.

"Ayo kita kembali. Ini sudah mau malam."ucapku pelan

Fia mengangguk. Dan mengucapkan selamat tinggal kepada temannya.

"Eli.."

"Aku akan mendengar penjelasanmu saat bersama ibu pada saat makan malam"ucap elina pelan dan memotong ucapan fia cepat

Malam hari. Rumah elina.

"Kamu mengikuti itu hanya untuk membalas dendam fia?"tanya ibu sekali lagi kepada fia.

"Iya. Dan aku juga ingin melatih kekuatanku. Dan juga bisa membalas dendam kak elina. Aku tidak ingin kak elina sedih memikirkan itu seumur hidup"ucap fia pelan.

"KAMU.."ucap ibu yg ingin marah dan berteriak.

"Aku hargai keinginanmu fia. Tapi, jangan tolong aku. Dan aku tidak butuh belas kasihan. Aku bisa menjaga diri. Jadi lebih baik kamu diam saja. Aku akan masuk ke anggota pemberontakmu untuk mengawasimu."ucap elina pelan dan agak dingin. Lalu hendak pergi dari meja makan mendadak ia tidak selera makan

"Fia, elina ibu selalu membiarkan apapun keinginan kaliankan. Dan mengijinkannya tanpa banyak bertanya."ucap ibu yg mulai stabil emosinya.

Elia. Yg awalnya hendak pergi berdiam diri.

"Ibu akan mengijinkan elina ikut organisasi pemberontak. Tapi, kalian berdua harus menuruti satu permintaan ibu"ucap ibu pelan.

"Apa itu ibu?" tanyaku pelan.

"Kalian harus sekolah di academy vaneolika 6 bulan lagi."ucap ibu jelas.

"Tapi, aku..."bantahku.

"Aku tidak menerima banyak penolakan. Dan kamu harus menuruti permintaan ibu sesuai dengan perkataannu tadi. Dan fia kamu setidaknya harus ikut baru memutuskan untuk tetap ikut atau tidak. Kamu tidak memiliki perjanjian denganku. Dan kamu juga tidak terlalu memikirkan itu. Kamu ingin menjadi pemimpin organisasi tersebut seperti yg kamu bilang tadikan."ucap ibu pelan

"Baik ibu"ucap fia pelan sambil menyetujuinya.

"Aku akan menuruti apapun yg sudah aku katakan. Jila ini permintaan yg ibu maksud baiklah"ucapku sambil menahan emosi lalu pergi kekamarnya.

Tak lama kemudian fia juga pergi kekamarnya.

"Kalian.. Memang harus mendapatkan yg terbaik dan harus menjalani hidup. Aku tidak akan melarang apapun keinginan kalian. Kalian memilili takdir kalian sendiri. Putri elina.."ucap ibu pelan

-bersambung