Malam sebelumnya.
Tetia tidak bisa tidur dengan nyenyak malam hari itu, meskipun pemandangan malam cukup indah, taburan bintang yang banyak menjadi teman setia yang memberikan cahaya.
"Aku harap mereka segera datang menjemputku," ucap Tetia sambil ia duduk meringkuk.
Suara gumaman milik Arya terdengar pelan, membuat Tetia menoleh ke arah pria yang tidur dengan memunggunginya. "Pasti dia kedinginan," ucap Tetia berjalan mendekat.
"Bodoh sekali, padahal dia lebih butuh baju ini ketimbang diriku," ucap Tetia dengan senyuman kecil.
Setelah ia lebih dekat dengan Arya, barulah ia melihat wajah Arya yang tampak bermimpi. Terlihat jelas dia sedang menangis, dan menyebutkan sebuah nama yang sering disebut.
"Intan… tidak…. Kayla… kalian tidak boleh pergi dan meninggalkanku, aku mohon… kembalilah," ucap Arya sambil ia menangis.
Tetia menjadi simpati dan iba atas apa yang Arya rasakan, dia merasa jika Arya tidak bisa merelakan kepergian dua wanita yang ia cintai.