"Oke Uncle, we're waiting.."
klik. Telpon ditutup.
Reyhan memandang prihatin ke arah istrinya. Kini Lenny sudah bisa lebih tenang. Terlebih setelah Reyhan memberikannya sebotol air mineral. Gadis itu kini bersembunyi di dalam selimut dikamar Reyhan. Menurut Lenny, suasana kamar ini jauh lebih baik di banding kamar atas tadi. Benar-benar pengalaman buruk yang membuat gadis itu trauma untuk kembali lagi ke atas mengambil barang-barangnya.
"Suamik..." ucap Lenny pelan. "Kita tidur sama-sama aja ya. Pokoknya gak boleh pisah kamar lagi."
Kontan saja Reyhan ingin tertawa mendengar kalimat itu, tapi karena kondisi istrinya lagi berantakan dia jadi gak tega. Padahal kan tadi Lenny sendiri yang ngotot ingin kebebasan dan gak mau seranjang sama dirinya. Wanita itu memang sangat sulit ditebak. Pantas saja tulang rusuk itu bengkok.
"Iya, jangan banyak ulah lagi!" nada cowok itu pelan, namun memperingatkan. Lenny mengangguk cepat.