Chereads / My First Love Is My Husband / Chapter 26 - Berhutang Nyawa ( Bab 26)

Chapter 26 - Berhutang Nyawa ( Bab 26)

Setelah mengunjungi Lia Shella memutuskan menyempatkan diri untuk melihat keadaan Franklin. Shella berjalan menuju ruangan Franklin yang berada di lantai teratas rumah Sakit. Sambil tersenyum ke arah semua Perawat dan Staff rumah Sakit Shella berjalan santai menuju ruangan Franklin.

Dengan senyum yang terpancar indah di wajah Shella, Shella masuk sambil menghampiri Franklin dan perlahan membisikkan ke telinga Franklin.

" Hallo.. Sleeping Handsome...!!!

Naya menyandarkan kepalanya di dada Franklin untuk mendengarkan detak jantung Franklin.

" Huhhh... kau masih saja lemah, ayo bangun...!!! Kata Shella merenggut sambil menatap wajah Franklin.

" Kau tau aku sangat banyak berhutang Budi kepada mu saat kita sama sama tunggal di London. Kau banyak menyemangati dan membantuku bangkit dari keterpurukan apalagi saat aku menderita kelainan ginjal kau orang pertama yang langsung dengan suka rela mendonorkan sebelah ginjal mu, aku tidak bisa membayar semua jasa jasa mu. Dan saat itu kau bilang dengan aku tetap berada di sisi mu kau sudah akan sangat bahagia. Franklin bagaimana jika hati ku masih terisi oleh nama pria itu. Akankah kita bahagia jika sudah menikah nanti ? Kata Shella sambil mengelus tangan Franklin.

Saat itu masih teringat jelas, dua tahun setelah kepindahan ku ke London tiba tiba aku merasakan sakit yang teramat dahsyat di daerah perut sebelah kanan. Hal itu bahkan membuat ku beberapa kali harus pingsan dan di larikan kerumah sakit. Hari itu Franklin adalah dokter yang menangani kasus ku Franklin adalah dokter spesialis Urologi. Dan hari itu aku benar benar merasa hancur saat Franklin mengatakan Aku memasuki gagal ginjal tahap akhir dan harus menerima transplantasi ginjal.

Setelah kedua orang tuaku melakukan pemeriksaan mereka di nyatakan gagal karena Papa dan mama sama sama menghidap diabetes. Hari demi hari penyakit ku semakin parah tapi aku semakin dekat dengan Franklin bahkan di luar jam Kerja Franklin menyempatkan datang ke ruangan ku dan menghiburku bahkan di hari ulang tahun ku Franklin menyiapkan Seribu bunga mawar merah di kamarku sambil mengatakan bahwa dia siap menjadi pendonor setelah dinyatakan lulus dan cocok dengan ginjal ku.

Seorang pria yang tidak takut mati saat itu meyelamatkan ku dari kondisi kritis, lalu bagaimana mungkin aku menghkianati nya ketika dia dalam kondisi yang sama dengan ku dulu. Aku hanya tidak tau bagaimana cara membalas setiap jasa Franklin terhadap ku, meski berulang kali aku harus memaksa hatiku untuk menerima Franklin.

Setelah merasa cukup puas menyatakan semua isi hatinya walaupun Shella tau Franklin mungkin tidak akan mendengar apa yang sedang Shella katakan namun seolah sudah membuang semua bebannya Shella puas dan setelah menyelimuti tubuh Franklin Shella berjalan keluar menutup pintu perlahan dan meninggalkan rumah Sakit menuju Apartemen Lia. Bagaimana pun saat ini Jonathan sedang sibuk mengurus Cecilia batin Shella.

Di apartemen.

Ini kali pertama bagi Jonathan mengutus seorang anak, dan Jonathan benar benar terkejut karena mengurus Cecilia bukanlah hal mudah seperti yang ada di benak Jonathan selama ini apalagi Cecilia adalah anak perempuan.

Tepat di waktu itu Babysitter yang merawat Cecilia pergi untuk membeli popok dan susu bersama supir pribadi Jonathan.

" Om....!!! Om...!!! Panggil Cecilia yang tadinya sibuk bermain boneka.

Saat itu Jonathan yang sedang merebahkan tubuhnya di sopa kembali duduk dan langsung menjawab panggilan Cecilia.

" Ya... sayang ada apa...? Tanya Jonathan.

" Cecil mau poop !!! Kata Cecil dengan raut wajah lucu.

" Haaaa... Poop !!! Aduhhh gimana ini, Cecil... Cecil bisa tahan sampe mbak datang ?

" Gak.. ommm Cecil udah ga tahan...!!! Sambung Cecil dengan nada penolakan.

" Ya ampun... Ayo... ikut Om...!!! Jonathan menarik Cecil menuju kamar mandi, bahkan saat itu Jonathan benar benar bingung harus melakukan apa.

" Cecil. .. boleh buka celana sendiri kan ? Tanya Jonathan.

Saat itu Cecil mengangguk angkukkan kepalanya membuat Jonathan bernafas dengan lega.

" Ommm... tunggu di luar ya Cecil...!!! Kata Jonathan.

" Ommm. disini aja, Cecil takut Om nanti kalo ada hantu... Cecil takut...!!!

" Ha.... gak ga ada hantu kok Cecil, Cecil disini aja ya... Om nya nungguin di luar. Bujuk Jonathan.

" Huaa.... hiksss... Hua.....!!! Cecil takut Om...!!! Tangis Cecil membuat Jonathan ketakutan dan langsung mengiyakan permintaan Cecil.

Jonathan membelakangi Cecil sambil mengajak Cecilia berbicara banyak hal.

" Brottttt... Pretttt... !!! suaranya benar benar membuat Jonathan ingin muntah namun Jonathan berusaha menahan hal tersebut. Tak lama mulai tercium di hidung Jonathan bau yang sangat menyengat dan benar benar busuk.

" Huh... anak ini makan apa kenapa sampai dia mengeluarkan gas beracun. Huhhh... aku benar benar sudah tidak tahan....!! Dimana Babysitter Dan Shella kenapa dia belum kembali sampai saat ini. Batin Jonathan yang menahan nafasnya sambil tetap membelakangi Cecilia.

" Ommm... udah... !!! Kata Cecilia.

Tak lama terdengar suara pintu terbuka dengan kekuatan seribu bayangan Jonathan berlari dan meninggalkan Cecilia sendiri di kamar mandi. Saat itu Cecilia langsung menangis ketakutan.

" Shell kau ... kau menyelamatkan ku....!!! Huhhh....!!! Jonathan menarik nafas dalam dalam bahkan beberapa kali Jonathan terlihat mual dan ingin memuntahkan seisi perutnya.

" Huaaaa..... Mama....!!! Huaaaaaaaa.....!!! Suara Cecil menangis Membuat Shella dengan panik menghampiri Cecilia.

Sedangkan Jonathan berlari ke washtafel karena merasa sangat mual dan tidak tahan lagi.

Do sofa ruang tamu.

Shella, Jonathan dan Cecilia sedang asik menonton kartun bersama, saat itu Babysitter datang dan memberikan sebotol susu kepada Cecilia.

" makasih Mbak....!!! Kata Cecilia yang sedang asik menatap layar Tv di pelukan Shella.

Shella benar benar merasa lelah bahkan perlahan lahan matanya mulai saling tertarik. Terlihat beberapa kali Shella berusaha menahan kantuk nya. Setelah meminum susu Cecil perlahan lahan mulai tertidur di pangkuan Cecilia begitu pula dengan Shella yang mulai perlahan menyandarkan kepalanya di bahu Jonathan yang asik menonton Kartun walaupun sebenarnya Jonathan tidak menyukai kartun tersebut.

Jonathan langsung menoleh ke arah Shella saat itu Babysitter yang ada duduk bersama mereka perlahan mendekati Cecilia dan membawa Cecilia dari pangkuan Shella menuju kamar.

Seolah Babysitter Itu mengerti apa yang di inginkan Jonathan saat ini.

Sambil tersenyum Jonathan menjatuhkan tubuh Shella secara perlahan di atas Sofa, mungkin karena terlalu lelah Shella sampai tidak merasakan sama sekali adanya pergerakan di tubuhnya.

Shella tertidur pulas dan saat itu Jonathan mengambil selimut dan mulai menyelimuti tubuh Shella dengan penuh kasih sayang, tapi tidak di situ saja karena Jonathan ikut berbaring di sebelah Shella sambil merapikan rambut Shella karena Jonathan ingin meljhay wajah Shella dari dekat. Sambil tersenyum Jonathan menyentuh mata Shella dengan sangat hati hati, kemudian hidung dan terakhir adalah bibir tipis Shella yang sangat indah.