Chereads / My First Love Is My Husband / Chapter 29 - Yang Tak Bisa aku hindari (29)

Chapter 29 - Yang Tak Bisa aku hindari (29)

Dimata ku ada banyak Wanita yang lebih cantik dan menarik. Tapi dikala itu pula hatiku menginginkan satu wanita yang menurutnya menarik. Aku bisa melawan pandangan ku tapi aku tidak bisa melawan hatiku.

From : Jonathan.

Ketika aku tak mampu memiliki maka kurelakan sebagai cadangan. Aku tak pandai merebut atau bahkan Merampas dengan paksa hati itu dan aku cukup diam, berharap takdir mau berteman.

Di dalam ruangan Shella menopang Franklin berjalan menuju jendela rumah Sakit.

" Franklin kenapa kamu menatap ku seperti itu ? tanya Shella.

" Lihatlah Disana pemandangannya indah bukan ? Ujar Shella berusaha membuat Franklin mengalihkan pandanganya.

" Pemandangan ini lebih cantik dari apa pun... ! Balas Franklin yang sangat Fasih berbahasa Indonesia.

Shella tersenyum sambil menatap Franklin dan sekilas wajah Franklin terlihat seperti wajah Jonathan yang sedang tersenyum.

" Joe...!!! spontan nama itu yang keluar dari bibir Shella.

Franklin yang tadinya tersenyum perlahan surut dan seolah mengerti apa yang sedang ada di pikiran Shella.

" Apa kalian sudah bertemu ? Tanya Franklin.

" Ah... Em.. ber - Temu...?

" Jonathan Breemhar ! kata Franklin membuang pandangannya. Menatap ke arah langit sambil menarik nafas dalam dalam.

Shella sudah tidak bisa menyembunyikan nya lagi dari Franklin dan saat itu sambil memeluk lengan Franklin Shella mengangguk mengakui pertemuannya dengan Jonathan.

" Aku bertemu dengannya bahkan di hari yang sama saat aku baru saja sampai di kota ini. Ucap Shella.

" Lalu apakah kau akan kembali bersamanya ? Pertanyaan Franklin langsung tertuju tanpa basa basi membuat Shella tak mampu menatap wajah Franklin dan memilih menyembunyikan kegugupannya.

" Tentu sa-ja Ti-dak. ucap Shella dengan ragu.

" Baguslah...! akhirnya kau bisa melupakannya. Kata Franklin. Apa kita akan kembali ke London ? akan lebih baik tinggal di sana ketimbang di sini ? Kata Franklin yang sedikit menggeser tubuhnya dan menatap ke arah Shella.

" Bolehkah kita tetap tinggal di sini, aku baru saja membuka perusahaan ku akan sangat tidak baik jika meninggalkan perusahaan itu sendiri. Kata Shella.

Franklin mengelus pipi Shella sambil tersenyum lembut dna berkata, " Asal kau bisa mengatasi perasaan mu dan masa lalu mu maka aku rasa tidak akan jadi masalah jika kita harus menetap di sini.

Kata kata manis yang keluar dari mulut Franklin berbanding terbalik dengan perasaan nya saat ini. Sebenarnya Franklin sangat takut jika Shella berpaling dan kembali mencintai Jonathan seperti dulu. Namun dengan sifat yang tidak ingin terlalu posesif Franklin berusaha tetap mendukung Shella dan mengiyakan permintaan Shella.

Franklin menarik Shella kepelukannya untuk menenangkan hatinya yang saat ini sednag merasakan takut.

" La terima kasih sudah mau menunggu ku bangun !!! Terimakasih karena selalu berada di sampingku. Kata Franklin.

Shella mengusap Punggung Franklin sambil berkata.

" Aku akan terus berada di sisi mu.

*********************************

Hari ini Lia dan Tia memutuskan untuk berlibur ke Madagaskar bersama Cecil. Sebenarnya ide ini untuk membuat Lia sedikit meringankan beban pikiran nya yang sudah tertekan selama beberapa hari belakangan.

Aku sedang berlari menerobos beberapa orang yang berjalan untuk mencari tempat C/in penerbangan mereka. Sambil mata yang terus berusaha mencari keberadaan Tia dan Lia di bandara seluas ini.

" Shella....!!! Jerit Tia dan saat itu terlihat Lia sedang menggendong Cecil dengan memakai masker penutup wajah untuk membuat nya tidak di kenali.

Tentu saja bahkan di keadaan seperti in akan lebih baik jika Lia menutup identitas nya dari reporter dan masyarakat luas.

Saat itu Cecilia yang mendengar Tia meneriaki nama Shella langsung menoleh dan dengan ceria menatap ke arah Shella yang berlari mendekati mereka bertiga.

" Tante Shella...!!! Kata Cecilia dengan penuh semangat.

Naya mendekat dan menarik Cecil dari gendongan Lia. Shella memeluk Cecil sambil mencium pipi Cecil beberapa kali.

" Tante... ? Om.. mana ? Tanya Cecilia membuat semua orang terkejut apalagi Shella.

" Emmm... Om sedang ada urusan di kantor. Balas Shellaa berusaha meyakinkan Cecilia yang saat itu terlihat murung setelah mengetahui Jonathan tidak ada.

" Biar Tante telpon Om ya...! ujar Tia dengan Jahil.

Setelah beberapa kali berdering akhirnya Panggilan tersebut tersambung namun tidak ada jawaban sama sekali dari Jonathan.

" Duhhh... seperti nya Om Jonathan Sedang sibuk sayang. Nanti kalau sudah sampai di Madagaskar kita telpon Om lagi ya. ujar Tia membujuk Cecilia.

Dengan bibir manyun Cecilia mengangguk mengiyakan perkataan Tia.

Setelah menunggu beberapa menit mereka bertiga masuk ke dalam pesawat meninggalkan aku yang sedang berdiri sembari melambai lambaikan tangan.

Setelah mereka semua pergi dan pesawat mereka lepas landas aku memutuskan kembali ke perusahaan.

Di dalam ruangan ku Franklin sedang duduk sambil membaca beberapa file perusahaan. Ya karena mulai hari ini Franklin akan menjadi menemaniku menjalankan perusahaan walaupun tidak sepenuhnya karena Franklin akan kembali beraktivitas dalam balutan jas Putih nya.

Sebelum masuk ke ruangan ku aku sempan menatap ke arah ruangan Jonathan. Sudah hampir beberapa hari belakangan Jonathan tidak datang ke kantor dan malah hanya ada Sekertaris nya yang menangani semua pekerjaan Jonathan. Aku mengigit bibir bawahku sambil berdecak kesal.

" Ada apa ? Tanya Franklin yang mebatap ku saat sedang berdecak.

" ermmm.. tidak aku hanya melupakan sesuatu.

Shella langsung berjalan menghampiri Franklin dan menatap file file yang sedang di pelajari oleh Franklin.

" Apa kau bisa mengerti ?

Franklin menarik nafas dalam dalam dan menggelengkan kepalanya beberapa kali. Membuat Shella tertawa mengingat ekspresi wajah Franklin yang terlihat konyol.

" Jangan tertawa ! Aku ini seorang dokter mana mungkin mengerti pekerjaan seperti ini. Gumamnya kesal.

" Baiklah baiklah. Tapi apakah Pak dokter sudah makan siang ?

Franklin menarik Naya untuk duduk di atas pangkuannya sambil menatap wajah Naya dan mengelusnya perlahan.

" Hanya dengan melihat mu rasa lapar ku hilang. Ujar Franklin.

Seketika Pipi Naya terbakar dan merona akibat berusaha menahan segala gombalan yang keluar dari mulut Franklin.

Tiba tiba saja saat itu seseorang membuka pintu dan spontan aku langsung berdiri dari pangkuan Franklin.

" Jonathan ... ! batinku saat melihat Jonathan masuk dengan ekspresi datar dan sinis menatap ku juga menatap Franklin.

" Ini File yang sudah aku kerjakan kemarin. Aku sudah mengambil ijin beberapa negara untuk melakukan Export-import. Ucap Jonathan dengan nada serius nya.

" Oh... Em Baiklah ! Aku akan mempelajari Filenya. Kata Shella dengan rasa canggung dan pipi yang tidak berhenti memerah.

" Dan sebaiknya jangan biarkan orang asing masuk campur tangan dalam menjalankan perusahaan ini. Apalagi dia yang tidak ahli dalam bidang ini. Jangan bawa perusahaan ini dalam situasi genting.

Peringatan Jonathan kali ini tepat tertuju ke arah Franklin karena saat sedang mengatakan kalimat tersebut Jonathan menatap Franklin kesal.