Chereads / My First Love Is My Husband / Chapter 6 - 5 Tahun kemudian (Bab 6)

Chapter 6 - 5 Tahun kemudian (Bab 6)

Shella harus kembali ke Indonesia untuk mengurus beberapa masalah di perusahaan Papanya di Indonesia. Dan untungnya, Shella sudah menyelesaikan pendidikannya di London .

Shella memberitahu Lia dan Tia tentang kepulangannya hari ini. Shella mendengar kabar, bahwa sekarang Lia sudah menjadi model internasional. Sedangkan sahabatnya Tia, sedang di sibukkan mengurus bisnis orang tua papanya.

Huh... tidak terasa, sudah Lima tahun aku meninggalkan rumah ini. Berjalan masuk dan membuka pintu rumahnya.

"Bik aku pulang!!!" Jerit Shella saat masuk ke dalam rumah.

Namun saat itu tidak ada yang menyambut Shella, rumah sepi dan seperti tak berpenghuni. Shella memasang wajah bingung, "Kemana Bibik dan Paman." Gumamnya.

"Preeeeeet, proettttttttt ( suara trompet).

"WELCOME BACK SHELLA !!!! ( teriak bibi, paman, Lia, dan Tia ).

"Astaga...!!!" Shella terkejut dan mengapit kedua telinganya.

"Shella kami rindu..." Semu orang mendekati Shella dan memeluk Shella dengan erat.

"Wahhhh aku tak menyangka Shella bisa secantik ini." Tia berdecak kagum.

"Iya kamu cantik sekali, hampir saja kami tidak mengenal mu." Sambung Lia.

"Tentu saja, aku harus cantik. Aku tidak ingin kalah dari dua gadis cantik di hadapanku."

"Bibik ku sayang Shela sangat merindukan bibik!" memeluk Bibik erat.

"Bibik juga nak, bibik sangat merindukan nak Shella. Hiks..., nak Shela cantik sekali. Bibik tak menyangka kamu secantik ini sekarang.

"Bibik juga semakin cantik."

Seharian mereka hanya bercanda tawa dan berbagi cerita mengenai banyak hal. Hal apa saja yang Shella lewati selama di London.

Tak terasa hari semakin larut, Shella, Tia dan Lia memutuskan pergi makan malam di luar. Karena Lia mungkin saja beberapa kali sudah bertemu Shella di London tapi tidak dengan Tia. Bahkan Tia sangat sulit di hubungi.

Restoran NZ.

Baru saja melangkahkan kaki di restoran, mereka terkejut melihat pria yang ada di depan mereka. Segerombolan pemuda dari alumni SMA yang sama dengan mereka, sedang duduk sambil bercanda tawa dengan beberapa wanita. Apa yang mengganggu Shella saat itu adalah keberadaan Jonathan.

"Bukan kah itu Jonathan?" tunjuk Lia ke arah laki laki tersebut. "Tapi bukankah setelah lulus SMA dia kembali ke Australia?" menoleh ke arah Tia.

"Sebaiknya kita cari tempat lain. Shella berbalik, berniat meninggalkan tempat tersebut.

Saat ingin melangkah, tiba-tiba saja seseorang memanggil nama Shella.

"Shella!" panggil seorang pemuda, membuat langkah Shella terhenti dan menoleh ke arah suara

"Benarkan kamu Shella? kamu masih ingat aku kan?" sapa Hans teman sekelas Shella sewaktu SMP.

"Em Ya, Oh Hi kau Hans, Bukan?" dengan keadaan terpaksa menoleh ke arah mereka.

Terlihat wajah Jonathan datar dan tak melirik Shella sedikitpun saat itu.

"Kau terlihat berbeda setelah beberapa tahun, semakin cantik. Bahkan aku sampai tidak bisa mengenalimu tadi. Tapi kenapa seperti nya kalian mau pergi?" tanya Hans.

"Oh... ya kami sepertinya ada urusan." Jawab Lia, seolah mengerti Shella yang sedang tidak ingin berada disini.

"Huftttttt kenapa buru buru, duduklah dan makan bersama kami!" menarik tangan Shella.

"MAAF!" menepiskan tangan Hans. "Kami harus pergi!" dengan kesal Shella menarik tangan Lia dan Tia.

Belum sempat berjalan beberapa langkah lagi-lagi Hans menghalangi langkah Shella.

"Ayo Lah...! mengapa gadis secantik kamu begitu sombong?" memegang dagu Shella.

Shella ingin melawan dan ingin sekali menampar wajah Hans. Shella sudah mengangkat tinggi-tinggi tangannya, namun saat itu tiba-tiba Hans terdorong menjauh dari hadapan Shella.

"Sebaiknya biarkan mereka, mereka bukan tipe kita." Jonathan terlihat dingin lewat tatapannya yang mematikan ke arah Hans.

Tanpa mengatakan apapun, Shella meninggalkan mereka. Di susul Tia dan Lia.

Mereka menaiki mobil dan pergi meninggalkan restauran. Saat sedang mengemudi, tiba-tiba sebuah mobil sport biru menyalip mobil yang Shella kendarai.

"Aaaaahkkkkkkk!!!" jerit mereka semua saat kepala mereka hampir saja membentur benda yang ada di hadapan mereka.

"Hampir saja aku menabrak mobil biru itu. Apa dia tidak waras mengendarai dan menyalip mobil yang sedang melaju?" membuka pintu dan berjalan keluar.

Setelah sampai di depan mobil sport itu, Shella mengetuk pintu kaca mobil.

Tukkkk tukkkk!!! ( suara ketukan )

"Apa anda gila? anda hampir saja mencelakai saya dan teman-teman saya." Jerit Shela kesal.

Dan terlihat seseorang membuka pintu mobilnya. Shella di taruk masuk dengan paksa oleh si empu mobil.

Shella benar-benar terkejut, karena saat ini ia berada tepat di pangkuan Jonathan.

"Yahhhhhh! Apa yang kau lakukan?" berteriak dan menoleh ke arah si pengemudi.

"JONATHAN!" terkejut melihat laki laki yang ada di depannya.

"Turunkan aku!"

Tapi Jonathan malah mengangkat Shella, dan memindahkannya ke kursi tepat di sebelahnya. Shella berusaha membuka pintu mobil, tapi sia-sia karena Jonathan sudah terlebih dahulu me-lock secara otomatis.

"Lepaskan aku, kamu mau bawa aku kemana?" Shella bertanya dengan panik saat melihat Jonathan menghidupkan enjin mobilnya.

"Kenapa pergi tanpa mengatakan apa pun?" tanya Jonathan.

"Apa maksudmu? Kenapa aku harus memberi tau mu?" jawab Shella ketus.

"Aku sudah pernah bilang anggap kita tak pernah bertemu, itu akan baik untuk satu sama la...." Tiba tiba Jonathan menarik ku dan memelukku dengan erat.

"Aku sangat merindukan mu Shella..." lirih Jonathan pelan.

"Pria ini mabuk!" mencium aroma alkohol.

"Bagaimana aku bisa membiarkan nya menyetir dalam keadaan seperti ini?"

"Shella!!! shell!!!" panggil Tia dan Lia mengetuk pintu kaca.

Aku membuka pintu mobil dalam keadaan Jonathan tertidur di pelukanku. Aku meminta bantuan agar Tia dan Lia membantu ku memindahkan Jonathan ke kursi belakang. Setelah selesai memindahkan Jonathan,

"kalian bawa saja mobilku pulang, aku akan membawa Jonathan ke rumahnya. Dia sedang tidak sadar." Kata Shella.

"Baiklah kamu hati-hati ya Shella !!" melambai dan menutup pintu mobil Jonathan.

Aku menghidupkan mobil dan melaju dengan perlahan, aku sedikit bingung jika harus membawanya ke rumah. Pasti menimbulkan pertanyaan bagi segelintir orang, belum lagi Jonathan dalam keadaan mabuk berat.

Apa-apaan Ini, bahkan setelah 5 tahun aku masih harus melihat pria ini. Haruskah kami bertemu dalam keadaan seperti ini? Dalam hati, Shella bergumam kesal.

Sesampainya di kediaman Jonathan ...

Aku menopang tubuh Jonathan. Tak lama ada seorang pelayan yang datang,

"Tuan!" berlari ke arah kami."

"Biar saya bantu nona!" menopang sebagian tubuh Jonathan.

Setelah menaiki anak tangga dan melewati lorong, kami memasuki kamar Jonathan. Dan terlihat di atas meja ada kura-kura, yang pasti Shella tau namanya Jojo, dan di depan terdapat foto Shella sedang tersenyum.

Sontak saja melihatnya Shella sedikit terkejut dan bertanya-tanya. "Kapan dia mengambil Foto itu?"

Setelah meletakkan Jonathan di atas tempat tidurnya. Shella membuka sepatu dan jas yang ia gunakan. "Aku tak pernah menyangka Jonathan laki-laki yang suka minum minum," kalimat yang keluar dan terdengar oleh pelayan yang berada di kamar itu.

"Oh... ya nona, apakah nama Nona Shella? tanya pelayan itu membuat Shella lagi-lagi terkejut.

"Iya nama saya Shella, darimana Bibik tau namaku?" tanya Shella.

"Wah... benarkah. Aku tau dari foto yang ada disana nona, menunjuk ke arah foto. "Ternyata aslinya lebih cantik."

"Nona tau tidak? setiap kali tuan pulang dalam keadaan mabuk, pasti dia akan memanggil-manggil nama nona, sampai pagi."

"Karna nona sudah ada disini, saya akan pergi ke dapur memasak kan makanan untuk nona." Sambung pelayan tersebut dan berjalan meninggalkan Shella.

"Bik... saya rasa tidak perlu, saya akan pulang sekarang."

"Jangan nona, sebaiknya tunggu tuan bangun dulu! saya takut Tuan akan memarahi saya, jika nona pulang tanpa pamit langsung dengannya. Dia sangat pemarah nona. Tolong jangan biarkan gaji saya dipotong oleh tuan nyonya." Memegang tangan Shella.

Maaf nona aku membohongi mu, tapi ini semua demi tuan. Dia sudah sangat lama menunggumu, dia selalu bercerita tentangmu. Mana mungkin aku membiarkan nya menunggu lagi. Balam bibik sambil tersenyum.

"Dulu dia tidak sepemarah itu, tapi baiklah aku akan menunggunya bangun. Lebih baik aku menunggunya di ruang tamu." Kata Shella.

"T-api nona, kami akan membersihkan seluruh rumah hari ini, karna debu sudah menumpuk. Jadi sepertinya akan lebih baik jika nona menunggu di sini, setidaknya disanakan ada sofa. Menunjuk ke arah sofa.

"Baiklah... baiklah..., aku akan menunggu disini, semoga tuan Jonathan cepat Sadar ya bik, biar saya bisa cepat pulang ke rumah." Jawab Shella sambil berjalan ke arah sofa.

"Kalau perlu apa-apa, panggil saya ya nona."

Semoga berhasil tuan, semoga wanita yang sangat tuan cintai akan menerima mu malam ini. Aku sudah teramat bosan mendengar cerita tuan tentang nona itu setiap hari! tertawa tanpa suara dan berjalan pergi.

Sudah hampir 4 jam lebih Shella menunggu, namun tidak ada tanda-tanda sama sekali Jonathan akan bangun. Shella sudah menguap beberapa kali, sampai matanya terasa berat. Dan akhirnya Shella terpejam, tertidur di atas sofa.