Chereads / Echoes Of Love|GAoW1| / Chapter 22 - Echoes Of Love|GAoW1| [22]

Chapter 22 - Echoes Of Love|GAoW1| [22]

Hallo semuanya!

Aku balik lagi setelah sekian lama.

Di bagian ini aku mau menunjukkan bromance dari oom oom terkece kita.

Walaupun mereka brengsek tapi mereka juga manusia yang punya luka di hati mereka. eaaa

Untuk masalah vote dan dukungan ke cerita ini. Aku rasa gratis tis tis. Jadi ga ada salah nya ye buat vote dan dukung terus hehehe.

see you soon when i want see ya.

Selamat membaca.

_________

Suara deru mesin mobil sport milik Aiden mengiringi perjalanan nya di malam hari ini. Suasana jalanan yang sepi membuat Aiden memacu mobil nya dengan sangat amat cepat.

Hari ini adalah hari dimana Aiden dan sahabat-sahabat brengsek nya berkumpul rutin setiap minggu. Terdengar aneh jika para pria punya jadwal seperti para wanita yang berkumpul untuk bergosip atau arisan. Heck! Percayalah kalau kami tidak seperti yang kalian pikirkan. Kami pria sejati yang sangat normal dengan orientasi seksual yang sangat sangat normal.

Katakan lah kalau pertemuan ini adalah semacam pertemuan healing satu sama lain. Karena Aiden dan yang lain percaya kalau orang terdekat lah yang lebih mengerti diri mereka dan lebih tahu solusi apa yang tepat untuk mengatasi masalah masing-masing dari mereka.

Bisa dikatakan kalau mereka tidak mudah percaya pada orang lain selain orang paling terdekat mereka. Jika mengingat banyak nya musuh yang mereka miliki dari dunia bisnis maka wajar jika mereka tertutup perihal masalah pribadi dengan orang lain.

Aiden menutup pintu mobil nya lalu berjalan santai menuju tempat biasa mereka bertemu. Dimana lagi kalau bukan Club terbesar dan termewah di kota New York. Club richest. Yup! Sesuai namanya, club milik sahabat nya ini hanya bisa dimasuki oleh orang-orang berdompet emas alias orang-orang kaya raya yang suka menghamburkan uang. Ah! Semua orang kaya memang suka menghambur-hamburkan uang nya. Termasuk mereka berempat.

Sebenarnya tidak masalah sih mereka suka menghamburkan uang toh juga mereka punya uang sangat banyak. Yang bahaya itu tidak punya uang tapi suka menghambur-hamburkan alias foya-foya eh.

Dentuman bunyi musik langsung menggema di seluruh sisi ruangan club itu saat Aiden baru melangkahkan kaki nya satu langkah ke dalam club. Seperti biasa, semua orang sibuk meliuk-liukan tubuh mereka di lantai dansa sebenarnya tidak semua sih ada beberapa orang yang hanya menikmati musik sambil menikmati minuman mereka di bar.

Tatapan-tatapan lapar dari para wanita yang ada disana tak Aiden hiraukan. Baginya, wanita seperti itu tak layak diberi perhatian apalagi perhatian darinya. Wanita seperti itu tak akan pernah ia tatap hanya untuk sedetik pun.

Ting!

Pintu lift terbuka lebar dan Aiden langsung masuk ke dalam lalu menekan tombol lantai paling atas club ini. Tak butuh waktu lama pintu lift kembali terbuka dan Aiden langsung berjalan ke sebelah kanan menuju ruangan khusus untuk mereka.

ONLY GAoW MEMBER.

Aiden lagi-lagi tersenyum miring saat melihat tanda sialan di pintu itu. Entah kapan dan dimana ia menjadi member dari grup laknat itu. Jika diingat, Rasanya ia tak pernah menyetujui apapun yang menyangkut hal seperti itu tapi tiba-tiba satu kampus memanggil mereka dengan nama itu. Hell ya!. Kalau hal seperti ini pasti kerjaan Aaron atau Ansel. Kalau Axton yang pendiam dan berkharisma rasanya sangat tidak mungkin.

"Yoo.. men! Welcome in heaven dude!." Ucap Ansel girang lalu seperti biasa memeluk Aiden singkat ala bromance.

"But without woman." Ucap Aaron sedikit kecewa.

Ansel terkekeh. "Kita kan menghargai Daddy Axton yang baru saja menemukan pujaan hati nya." Ucap nya menggoda.

"Shut up." Ucap Axton kesal.

Aiden menyunggingkan bibirnya lalu mengambil posisi duduk nyaman dan menyesap wine yang biasa ia pesan. Hari ini sepertinya dia akan menonton drama. Drama kehidupan.

"What's happen to you, men?." Tanya Aiden pada Axton yang tampak enggan bicara dari tadi.

"He's finally found Sarah after they absurd drama." Ucap Aaron santai dan tanpa basa-basi.

"It's not funny!." Geram Axton tidak suka.

"Wow.. oke stop it Aro. So, you finally found her now and what's the problem in here?." Tanya Aiden serius sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"I'm totally failed." Ucap Axton frustasi sambil meremas rambut nya dengan kedua tangan nya.

"What? for what?." Tanya Aiden dengan alis terangkat namun Axton hanya terdiam sambil terus menundukan kepala nya.

"Sarah punya anak." Ucap Aaron spontan.

"Are you kidding me?." Tanya Aiden serius sambil menatap Aaron dan Axton dengan tatapan bertanya.

"Ini serius. Ax melihat nya sendiri dan aku juga melihat nya. Sarah menggendong seorang balita dengan seorang pria disebelahnya saat keluar dari dalam klinik anak. Saat itu Ax hendak mengejar Sarah dan menghajar pria itu tapi aku menahan Ax yang saat itu sangat mirip sekali dengan banteng yang melihat kain merah yang dibawa matador hahaha. " Ucap Ansel tanpa rasa bersalah lalu tertawa terbahak-bahak sambil memperagakan kembali apa yang Axton lakukan saat itu.

"Damn you little ass!." Ucap Axton marah tapi hanya dibalas dengan kekehan senang Ansel.

"Untung kau menghalangi nya dude, kalau tidak kita akan melihat wajah Ax di halaman pertama koran pagi ini dan hari-hari berikutnya atau mungkin akan menjadi tranding topic selama 1 bulan penuh." Ucap Aaron geli lalu tertawa.

"Guys please stop it." Ucap Aiden tegas.

"Oke" Ucap Ansel dan Aaron bersamaan. Membuat Aiden marah sama saja memancing bencana kehidupan. Kenapa bisa mereka berkata seperti itu? itu karena mereka sudah melihat sekali kemarahan yang luar bisa dari seorang Aiden yaitu pada saat mantan nya meninggalkannya begitu saja. It's so creepy guys!.

"Kau sudah yakin itu benar-benar anak Sarah?." Tanya Aiden lagi pada Axton yang masih menundukkan kepalanya.

"Aku sudah tanyakan berapa kali hal itu padanya tapi pria tua ini tetap saja bersedih tanpa alasan dan diam." Ucap Aaron tanpa rasa bersalah dan langsung dihadiahi sebuah tendangan dari Aiden.

"Kau ini suka sekali menendang ku! Sudah berapa kali kau terus menendang tiba-tiba seperti tadi! Fucking bastard!" Teriak Aaron kesal namun Aiden hanya mengabaikan pria itu dan kembali fokus pada Axton.

"Tell me why." Ucap Aiden tapi entah kenapa terdengar seperti sebuah perintah.

"Sarah adalah anak tunggal dan keluarga besar nya berada di London. Orang tuanya berada California mengurus bisnis keluarga mereka dan Sarah tinggal seorang diri di New York. Jika kalian jadi aku, seberapa besar kemungkinan itu bukan anak nya menurut kalian?." Ucap Axton sedih.

"Wow kau benar dude. Aku baru mengingat hal itu." Ucap Ansel terkejut.

"Aku akan selidiki terlebih dahulu masalah ini, kau tenang saja." Ucap Aaron santai.

"Bagaimana aku bisa tenang kalau ternyata dia sudah menikah dan punya anak?!. Apa aku bisa hidup tenang pada kenyataan mengerikan itu?!" Geram Axton kesal pada Aaron.

"Jangan menyimpulkan sesuatu terlebih dahulu, atau kau akan menyesal selamanya. Apa yang dikatakan Aro itu benar. Biarkan dia menyelidiki hal ini terlebih dahulu." Ucap Aiden tenang.

"Aku akan tanyakan pada ibumu terlebih dahulu, dia pasti tahu hal ini dan kau. Jangan melakukan hal bodoh seperti dulu lagi. Kau sangat tahu apa akibatnya." Lanjut Aiden.

"Aku setuju dengan Aiden. Kita harus cari tahu terlebih dahulu hal ini benar atau tidak." Ucap Ansel.

"Aku juga begitu." Sahut Aaron

Mereka tediam sejenak sampai Aaron mulai menatap curiga Aiden yang tengah sibuk membalas sesuatu di ponsel genggam miliknya begitu juga dengan Ansel yang secara terang-terangan melihat pesan yang ditulis Aiden dari sudut matanya. Tapi sedetik kemudian Aiden langsung menyadari perbuatan Ansel dan Aaron dan menatapi mereka dengan tatapan yang tajam bagai elang.

"Oh ya!... Bukan nya kau ingin mengatakan sesuatu di pertemuan kita ini, Ai?." Tanya Ansel sambil terkekeh.

"Kau ingin mengatakan apa?." Tanya Aaron antusias.

Aiden menghela napasnya berat. Ia sebenarnya enggan mempublikasikan pernikahan nya dengan Lova pada teman-teman nya tapi Mommy Lana kesayangan nya sudah memberi ultimatum bahwa pernikahan ini harus diketahui semua pihak bila perlu seluruh dunia. Tapi setelah dipikir-pikir bukankah ini sesuatu yang menarik?. Aiden akan semakin bersemangat pada rencana nya. Katakan lah rencananya itu adalah sebuah kejutan besar yang akan jadi bom waktu bagi mereka. Terutama pria tua itu.

"Aku akan menikah dua minggu lagi." Ucap Aiden lugas tanpa basa-basi dan santai.

"WHAT?!." Teriak ketiga nya serentak.

_________

To be countinous