Chereads / Echoes Of Love|GAoW1| / Chapter 4 - Echoes Of Love|GAoW1| [4]

Chapter 4 - Echoes Of Love|GAoW1| [4]

Hallo semuanya!

Jangan lupa untuk selalu dukung novel ini karena dukungan kalian sangatlah berarti untuk author.

Happy reading!

_____________

Dentuman bunyi musik menggema di seluruh sisi ruangan club terbesar di New York, Club The Richest. Semua orang di dance floor sibuk meliuk-liukkan tubuh mereka dengan semangat. Aroma menyengat alcohol dan bau asap rokok tercium dimana-mana. Para wanita sexy sibuk menari-nari berusaha menarik perhatian pengunjung berdompet tebal yang siap mengeluarkan uang banyak untuk mereka. Tapi tidak dengan seorang pria dengan dada yang bidang serta tubuh yang tinggi semapai dan jangan lupakan fakta bahwa wajah tampan tanpa tanding miliknya. Pria itu bernama Aiden. Karena aura dingin dan angkuh nya itu membuat perhatian orang-orang yang ada di lantai itu teralihkan pada dirinya.

Sorot matanya yang tajam mengintimidasi, bulu matanya yang lentik, bibirnya yang sexy, rahangnya yang tajam dan tegas serta hidung mancung dan ramping miliknya semakin membuat orang-orang betah berlama-lama menatapnya. Tak terkecuali tatapan para jalang yang menatapnya dengan tatapan lapar.

Kakinya yang panjang terus melangkah kearah lift tanpa memperdulikan tatapan-tatapan memuja itu. Baginya tatapan seperti itu sudah sering ia dapatkan jadi hal itu sudah menjadi hal biasa untuknya. Sesampainya di depan lift, tangannya langsung menekan tombol lantai paling atas di club ini.

Tak lama kemudian pintu lift itu terbuka lebar dan Aiden langsung melangkahkan kakinya kedalam lalu menutup pintu nya kembali tanpa membiarkan para wanita itu ikut masuk. Untung lift itu cepat tertutup karena ia mulai merasa risih pada jalang-jalang yang terus menggodanya di depan lift tadi. Sungguh wanita tak punya harga diri dan menjijikan. Batin pria itu dalam hati.

Ting!

Pintu lift kembali terbuka lebar dan kaki panjang dan berotot itu kembali melangkah kearah kanan menuju sebuah pintu ruangan yang di depannya tertulis.

ONLY GAoW MEMBER.

Aiden menarik salah satu sudut bibirnya keatas. Sahabat nya yang gila pesta itu memang sengaja membuat ruangan khusus untuk mereka berempat. Entah sejak kapan nama itu terbentuk. Yang jelas saat ia kembali dari study nya di Inggris tiba-tiba Perkumpulan kami menjadi terkenal dengan nama 'Guardian Angel of Women'. Aiden sedikit meringis mendengar nama itu karena baginya mereka terlalu brengsek untuk dikatakan sebagai guardian angel. Bahkan devil terdengar lebih cocok untuk laki-laki seperti kami atau mungkin bastard. Entahlah.

Well. Tapi para wanita malah memuja kami dan membenarkan nama itu. Awesome! Women with her thoughts. Like a magic. But sound kinda stupid.

"WELCOME IN HEAVEN BRO!." Ansel langsung memeluk Aiden yang baru saja masuk ke dalam ruangan super VVIP yang ada di club terbesar dan termewah di New York. Aiden langsung mendorong wajah pria itu dengan telapak tangan nya yang besar lalu berjalan menuju sofa.

"Aku pikir kau tidak akan datang." Ucap Aaron setelah Ansel dan Aiden duduk dengan santai diatas sofa. Sementara mata dan tangannya sedang terfokus pada seorang jalang yang bergelayut manja di sebelahnya.

Pria brengsek ini sedang berbicara pada jalangnya atau pada sahabatnya?. Entahlah.

"Aku pasti selalu datang kalau berhungan dengan hal seperti ini." Ucap Aiden sebelum mencium wanita seksi yang baru duduk di sebelahnya. Tangan nya mulai menjalar ke dada wanita itu lalu meremasnya dengan kuat hingga wanita itu mendesah dengan kuat.

Ansel terkekeh jahil. "Aku baru merekrut jalang baru di club ini." Dia memberi kode pada wanita di sebelahnya untuk pergi memanggil koleksi jalang baru di club miliknya.

"Kebetulan teman kencan dari agensi ku sedang habis." Aaron terkekeh senang.

Dia memang biasanya berkencan satu malam dengan artis atau model yang berada di agensi miliknya. Hanya satu malam tidak lebih. Tapi itu semua malah tidak masalah bagi teman kencan nya. Pikirkan saja, wanita mana yang akan menolak seorang CEO tampan pemilik agensi terbesar di Hollywod?. Bahkan mereka rela melakukan apa saja demi bisa tidur dengan Aaron. Sangat disayangkan.

Jadi untuk wanita yang ada di seluruh dunia. Jika ingin berkencan dengan Aaron Godard, sebaiknya harus siapkan hati bila di esok paginya kalian akan dilupakan begitu saja dan di lempar sejumlah uang bagai seorang jalang. Memang tedengar kejam tapi itulah kenyataan nya. Dia memang seorang pria yang sangat brengsek.

"Oh ya. Dimana si perfect Axton kita?." Ansel menaikkan sebelah alisnya keatas sedangkan Aaron dan Aiden hanya mengangkat bahu acuh.

Bukan hal baru lagi bagi mereka jika Axton tidak berada di tengah-tengah mereka karena pria itu tidak seperti mereka yang brengsek.

"Mungkin dia lagi bercinta dengan pekerjaan nya." Ucap Aaron santai dan langsung disambut dengan gelak tawa Ansel.

Sedangkan Aiden hanya diam dan memikirkan wanita cantik yang ia temui pagi tadi. Wajahnya yang cantik, kulitnya yang putih bersinar, rambut hitamnya yang ia yakin sangat lembut bila ia sentuh. Suara nya yang memabukan apalagi kalau sedang mendesah di bawahnya. Oh shit! Aiden langsung menegang walau hanya membayangkannya. Dan yang paling membuatnya terpana adalah senyumannya. Cantik sekali.

Tidak! tidak!.Aku tidak mungkin tertarik padanya kan?. Ya! Aku tidak mungkin tertarik secara hati. Aku hanya tertarik pada fisik dan tubuhnya. Aku tidak percaya pada hal yang seperti itu. Tidak akan. Aiden terkekeh pelan menertawakan pikiran anehnya barusan.

Ah iya!. Bukannya wanita itu bilang kalau akan pindah ke mansion nya malam ini?. Aiden mengusap wajahnya kasar. Kini dia malah bimbang. Apa ia harus pulang sekarang? Tapi dia sangat butuh pelepasan malam ini. Sial!.

"Aku akan pergi." Aiden tiba-tiba berdiri diikuti dengan wanita seksi yang ada di sebelahnya padahal Aiden tidak meminta wanita itu untuk mengikutinya.

"Wow dude!. Kau sudah tidak sabaran tenyata. Apa Aiden junior segera butuh pelepasan?" Aaron kembali bersuara dan langsung di sambut gelak tawa Ansel.

"Jalang baru ku pun belum masuk kedalam ruangan ini." Aiden berjalan menuju pintu tanpa mempedulikan komentar mengejek dari sahabat brengsek nya itu.

Ceklek!

Muncul seorang pria tampan dan seksi dari balik pintu ruangan ini. Aura dingin dan mencekam langsung beradu dengan aura dingin dan mencekam milik Aiden. Aneh bukan. Tidak tau bagaimana ceritanya mereka berempat bisa berteman sampai sekarang padahal sifat mereka saling bertolak belakang. Ahh iya!. Apa karena sama-sama memiliki sifat brengsek?.

"Yoo.. Axton kau datang pada waktu yang tepat." Aaron bersiul senang setelah melihat sahabat workaholic nya itu. Sudah menjadi hal biasa bagi mereka melihat Axton yang terlambat atau bahkan tidak datang sama sekali.

"Kau datang dan Aiden akan pergi. Apa kalian sedang bertengkar karena seorang wanita?." Axton dan Aiden langsung menoleh kearah Ansel yang kini sedang tersenyum jahil begitu juga Aaron yang malah terkekeh senang.

"Omong kosong apa yang kau katakan." Aiden pergi melewati Axton yang hanya diam dari tadi.

Kami tidak ada konflik apapun hanya saja sifat kami sedikit mirip jadi sedikit canggung bila kami bertemu. Hanya itu. Dan lagian kami hanya membicarakan hal seputar bisnis dan err..mantan-nya yang sangat ia cintai. Aku tidak akan memberi tahu apa yang terjadi antara mereka karena laki-laki sejati tidak suka bergosip. Catat itu.

Aiden berjalan cepat keluar dari club milik Ansel diikuti dengan seorang jalang yang sengaja dia bawa pulang malam ini. Pikiran nya lagi tidak menentu jadi malam ini dia butuh hiburan untuk melepas penat.

_______

BRAK!

Lova langsung terbangun dari tidur nya ketika mendengar suara seperti benda terjatuh di ruang tamu. Ia langsung turun dari ranjang dan mengambil pot bunga yang terletak diatas nakas disamping tempat tidurnya.

Saat aku tiba di mansion megah dan mewah ini tadi sore. Aku langsung disambut oleh Mrs. Abhivandya- maksudku mommy.. Dia melarang ku memanggilnya dengan embel-embel Mrs atau nyonya. Dia hanya mau aku memanggilnya dengan sebutam mommy. Awalnya aku menolak tapi dengan tegas dia mengatakan kalau dia tidak menerima penolakan. Ah aku rasa aku tau sifat yang satu ini diturunkan pada sir Aiden dari siapa. Hmm.

Akhirnya dengan berat hati aku mulai memanggilnya mommy dan lama kelamaan kami menjadi akrab. Aku bercerita tentang keluarga ku padanya dan dia sangat sedih akan apa yang terjadi padaku. Kami sempat memasak bersama dan dia dengan semangat menceritakan Aiden. Dan hal yang baru aku ketahui adalah Aiden yang merupakan anak tunggal keluarga Abhivandya yang sama sekali tidak pernah bersikap manja pada orang tuanya. Luar biasa bukan?. Oke kembali ke masa kini.

"Jangan-jangan ada pencuri?!." Lova memutar kenop pintu dengan sangat perlahan lalu keluar dengan mengendap-endap menahan agar kakinya tidak menciptakan suara yang keras.

"hmm-ahh... ba-by~nghh." Lova menghentikan langkah kakinya.

Ini suara apa?. Masa iya pencuri ngedesah gini?!. Ini pasti ada yang tidak beres. Pasti ada orang mesum disini!. Pekik nya dalam hati.

"Faster-ahh.."

Lova kembali melangkahkan kaki nya dengan snagat pelan-pelan dan suara sialan itu semakin terdengar lebih keras saat dia semakin mendekati ruang tamu.

"Yes.. yes.. baby~nghh."

Lova menghidupkan saklar lampu dan terlihat lah pemandangan yang baru pertama kali dia lihat secara langsung. Seorang wanita naked duduk diatas pangkuan seorang pria-what?! Aiden?!. Lova langsung menutup mulutnya yang terbuka lebar. Saat ini mulut Aiden masih mengulum puting payudara wanita itu. What the hell!. Pemandangan ini terlihat seperti film porno yng pernah dia lihat saat SMA dulu karena sahabatnya yang iseng mengirimkan video tak senonoh itu padanya. Dia sudah lupa kapan terakhir kali dia melihat adegan seperti ini. Tapi ini?!.

"Apa yang sir lakukan?!." Lova melihat Aiden yang melepaskan kulumannya lalu menatap Lova dengan mata yang sudah menggelap. Oh oke aku sudah salah menanyakan ini. Batin nya dalam hati.

"Aku sedang mengulum payudara- nya."

Oh SHIT man! Demi apapun mulutnya sangat vulgar!. Lova mengalihkan pandangan nya ketika Aiden berdiri dan memamerkan baju kemeja putih bagian depan miliknya yang sudah terbuka dan menampilkan perut eightpack miliknya. For god's sake! Dia sungguh menggoda iman. Rutuk Lova dalam hati.

"Baby~..dia siapa?." Aiden berdiri lalu mengambil beberapa lembar uang kertas di dompetnya lalu ia sodorkan ke wanita itu. Dia benci jika seorang wanita yang bahkan tidak dia ketahui namanya itu mulai memainkan drama murahan seperti ini.

"Ini bayaranmu, bitch dan jangan pernah kembali." Ucap Aiden dingin.

Wanita itu membelalakkan matanya lalu menampar Aiden namun tangan nya kalah cepat dengan tangan Aiden yang kini sudah lebih dulu menggenggam pergelangan tangan wanita itu dengan kuat.

"Brengsek!." Ucapnya kencang sambil menghempaskan tangan Aiden lalu mengambil uang dan bajunya yang berserakan di lantai.

Lova hanya bisa terperangah sambil sesekali melirik sekilas wanita itu lalu kembali mengalihkan tatapan nya ketika dirasanya Aiden akan membalikkan badannya. Tak lama kemudian Aiden menatap Lova yang kini sedikit salah tingkah karena kejadian barusan. Ia tidak tau mau melakukan apa setelah memergoki atasan nya dan wanita seksi tadi. Baginya peristiwa barusan seperti adegan-adegan di novel yang ia baca.

"Kau berhasil mengacaukan kegiatan ku. Lova" Ucapnya dengan suara yang serak dan sexy.

Lova meneguk ludahnya dengan susah sambil menatap Aiden yang kini mulai berjalan mendekat kearah nya. Secara refleks ia memundurkan tubuhnya ke belakang hingga punggung nya membentur tembok yang ada di belakangnya. Siapa sih yang meletakan tembok disini?!. Rutuk Lova dalam hati.

"Ma-..Maafkan aku sir." Ucap Lova gugup dan terdengar sedikit bergetar.

Hembusan hangat napas Aiden dan wangi mint segar yang keluar dari dalam mulutnya sungguh terasa di indera penciuman dan indra perasa milik Lova. Dia sangat gugup sekarang. Hal seperti ini tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Jangankan pacaran. Cinta saja sudah tidak ia percayai lagi. Baginya cinta di dalam dirinya sudah lama mati.

"Kalau begitu.." Bisik Aiden sensual.

Lova memberanikan diri untuk menatap dua bola mata berwarna biru gelap yang ada di depannya namun tatapan tajam itu malah mendekat kearah telinganya. Mulutnya yang hangat membisikan sesuatu di telinga Lova. Menciptakan sensasi geli dan aneh yang membuat seluruh tubuh Lova meremang.

"Kau akan menggantikan posisi wanita tadi."

___________

To be continuous