Chereads / Echoes Of Love|GAoW1| / Chapter 26 - Echoes Of Love|GAoW1| [26]

Chapter 26 - Echoes Of Love|GAoW1| [26]

Kita berjumpa lagi wahai pembaca setiaku.

Setelah menghadapi ujian hidup yang amat berat dan banyak akhirnya saya hadir kembali menyapa kalian semua 😂.

Tanpa basa basi lagi saya persilahkan kalian untuk membaca satu bagian pendek ini. Semoga bisa membuat rasa penasaran kalian berkurang. Walaupun kenyataan nya malah tambah penasaran wkwk.

Happy reading!

__________

Akhirnya mereka berakhir di ruangan ini setelah penyangkalan serta perdebatan rumit dan berlebihan dalam waktu yang cukup lama. Mereka memutuskan untuk membahas lebih lanjut hal yang sebenarnya tidak perlu untuk dibahas seperti ini tapi berkat the power of women atau dengan kata lain, seorang ibu yang tidak menerima alasan atau bantahan apapun. Sebagai seorang anak mau atau tidak mau membuat mereka terpaksa harus bersabar dan berlapang dada mengalah.

Aiden duduk bersebelahan dengan Lova yang nampak gelisah karena seorang wanita yang sudah tidak muda lagi namun masih terpancar aura kecantikan alami nya itu terus menatapi mereka secara bergantian dengan kedua tangan yang telipat di depan dada. Namun, berbeda dengan Lova yang merasa tidak nyaman, Sang pembuat kegaduhan malah bersikap santai dan cuek seolah-olah memang tidak ada yang perlu dipermasalahkan disini. Bukannya tidak peduli atau apa. Tapi memang kenyataan nya seperti itu.

"Apa pembelaanmu, Aiden?." Tanya Lana tiba-tiba dan Aiden langsung metatap ibunya dengan tatapan heran.

Aiden menaikkan kedua alis nya keatas. "Aku tidak merasa harus mengeluarkan pembelaan apapun disini." Ucap nya santai lalu tersenyum sinis.

"Kau itu!!." Teriak Lana geram dengan tingkah laku anak satu-satunya itu.

"Mom.. Maafkan aku.. Aku tidak bermaksud ingin membuat mom marah seperti ini tapi Aiden sama sekali tidak bersalah disini mom." Ucap Lova panik saat melihat Lana yang kembali berteriak marah pada Aiden.

"Jangan mencoba membela nya, biarkan dia bertanggung jawab sebagai seorang pria!." Ucap Lana geram dan marah.

"Mom.. please listen to me. Aku tidak melakukan apapun pada Lova bahkan aku tidak membuatnya hamil diluar nikah. Jangan bertingkah berlebihan. Hentikan sikap mu itu." Ucap Aiden dengan nada kesal.

Lana terdiam lalu menatap Lova dengan tatapan sedihnya yang membuat Lova menjadi bersalah atas apa yang terjadi. "Inilah yang membuatku sedih Lova." Ucap Lana lalu terisak.

"Dihidup ku ini hanya ada pria dingin dan tak berperasaan. Mereka selalu berbuat sesukanya dan bertingkah seperti penguasa yang bebas mengatur apapun termasuk hidup seseorang. Yang keluar dari mulut mereka hanyalah sebuah perintah." Ucap Lana sedikit dramatis sambil menatap Lova dengan tatapan sedih.

"Aku harap kau tidak menemukan pria seperti itu kelak." Lana memegang kedua tangan Lova dengan erat.

"Apa maksudmu, mom?." Ucap Aiden penuh tanya.

"Mommy dengar banyak pria yang menyukaimu dan bersedia menerima mu dengan tulus." Ucap Lana sambil melirik Aiden dengan lirikan licik.

"Itu tidak benar, mom." Jawab Lova cepat.

Lana tertawa tapi malah terdengar seperti dibuat-buat. "Kau hanya terlalu rendah hati akan kecantikanmu. Mom kasih tahu sesuatu padamu."

"Siapa sih yang dapat menolak pesonamu Lova. Kau cantik. Cantik luar dalam. Pesonamu tak dapat ditolak. Hanya pria bodoh yang tidak mengakui itu dan pria bodoh itu ada disekitarmu." Ucap Lana penuh penekanan sambil melirik Aiden yang nampak kaku.

"Mom.." Sanggah Lova kurang setuju.

"Lebih baik memilih pria yang jelas perasaan nya padamu daripada pria yang terus-terusan menggantung perasaan orang tanpa kejelasan." Ucap Lana sambil menatap Aiden yang kini mengerutkan keningnya.

"Mom please stop!." Ucap Aiden yang merasa tersinggung.

"Tadi pagi mom bertemu Ansel." Ucap Lana memotong perkataan Lova.

"Ansel?." Tanya Lova.

"Iya. Dia sudah cerita semuanya pada mommy dan curhatan nya terdengar bagus. Cukup menarik untuk dipertimbangkan." Jawab Lana sambil tersenyum licik.

"Apa maksudmu, mom?." Ucap Aiden dengan nada rendah menahan amarah yang dapat meledak kapan saja.

"Sepertinya... Ansel lebih baik untukmu kalau kau setuju mommy akan mengatur tanggal--."

"What the hell are you talking, mom?!." Ucap Aiden marah sambil berdiri menatap Lana dengan tatapan marah.

"What?!." Tanya Lana tanpa rasa bersalah.

"Mom tidak bisa seperti ini! Aku lebih baik dari pria itu dan jangan coba-coba untuk melakukan hal konyol seperti itu atau Ansel akan aku gantung di patung Liberty!." Ancam Aiden.

"Lagian satu minggu lagi aku akan menikah dengan Lova. Bukannya mommy senang kalau aku menikah dengan Lova? Tapi kenapa sekarang mommy malah berubah pikiran?!." Ucap Aiden meledakkan emosi nya yang sudah sampai diujung kepala.

"Belum sampai pada tahap berubah pikiran tapi lebih tepatnya..mulai meragukanmu." Jawab Lana sambil berpikir sejenak.

"Tidak! Ini tidak boleh terjadi! Pernikahan itu tetap akan dilaksanakan minggu depan dan rencana sialan itu tidak akan pernah terjadi!." Teriak Aiden marah sambil berdiri dari tempat duduk yang tadi dia duduki.

"Sepuluh menit lagi perancang baju pengantin akan membawa beberapa koleksi terbaiknya kesini dan pembicaraan konyol seperti ini selesai dan tak akan pernah terjadi lagi." Ucap Aiden sambil menatap Lova dan Lana bergantian sebelum pergi ke ruang kerja nya.

Setelah kepergian Aiden yang tampaknya sangat marah dan kesal, Lana langsung tertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya. Lova menatap Lana dengan tataoan heran. Jadi dari tadi wanita ini hanya bersandiwara didepan Aiden?. Tapi untuk apa sampai seperti itu?.

"Kau lihat itu? Aku belum pernah melihat putra ku seperti itu bahkan saat bersama wanita itu dulu."Ucap Lana bangga dan kegirangan.

"Maksud mom?." Tanya Lova bingung sambil menatap Lana yang kini sedang loncat-loncat kegirangan seperti anak kecil yang baru mendapatkan mainan baru.

"Aiden itu orang yang cuek dan tidak peduli pada orang lain bahkan pada saat dia bersama mantannya yang sangat tidak tahu diri itu. Intinya dia itu cuek dan tidak peduli tapi semenjak mengenalmu dia jadi pria rainbow." Ucap Lana bersemangat.

"Pria rainbow?." Tanya Lova bingung pada istilah yang digunakan oleh ibunya Aiden.

"Iya. Pokoknya dia berbeda sekali saat dia bersama denganmu. Dia kembali menjadi Aiden kecil ku yang perhatian dan penyayang. Kalau dipikir-pikir, sikap nya itu hanya ia tunjukan pada aku,daddy nya dulu dan teman masa kecilnya." Ucap Lana sambil menatap sendu Lova.

"Dan sekarang bertambah karena dirimu." Tambahnya kembali bersemangat.

"Aku tidak melakukan apa-apa, mom. Sungguh. Hubungan kami tidak seperti yang mommy pikirkan." Bantah Lova cepat tanpa ragu.

Lana berdecak tak setuju. "Aih.. Bagaimana bisa tidak seperti yang mommy pikirkan? Aku tidak pernah salah menilai orang sebelumnya. Lagian kalau memang hubungan kalian melebihi pemikiranku juga tidak apa-apa. Mommy sudah siap menjadi grandma dalam waktu dekat. Ahh.. aku jadi tidak sabar melihat versi kalian berdua dalam bentuk mini." Ucap Lana menggoda sambil tertawa gemas.

"Nyonya. Desaigner baju pengantin sudah tiba." Ucap pelayan yang tiba-tiba muncul saat Lova baru akan mengatakan sesuatu oada Lana.

"Perfect! Ayo kita beri anak nakal itu kejutan yang tidak terduga." Ucap Lana penuh semangat sambil menatap Lova dengan tatapan penuh misteri.

__________

To be countinous