Flair merasakan dinginnya AC meniup di wajahya, ia berusaha sekuat tenaga membuka matanya yang terasa berat. Terasa sakit di tengkuknya membuatnya ingin mengganti posisi tidur. Kedua kakinya juga serasa diberi pemberat. Flair mencoba membuka matanya yang masih ingin terpejam, namun hatinya ingin segera mengetahui apa yang terjadi pada dirinya.
Sambil mengatur alam sadarnya, Flair mencoba mengingat hal terakhir yang ia hadapi. Ia merasa dihantam dengan sangat keras pada tengkuknya hingga seketika pandangannya menjadi gelap dan tidak dapat mendengar apapun.
Saat membuka mata, ia melihat sedang ditempatkan di ruangan dingin dengan pencahayaan remang dan tempat tidurnya dihiasi dengan kelambu tipis berwarna putih di sekeliling tempat tidurnya itu. Aroma therapi yang lembut dan menenangkan memenuhi semua ruangan.