Chapter 43 - Jebakan Altha

Flair berhasil membuka pintu namun Nolan berhasil memeganginya kuat-kuat hingga tidak dapat lagi berlari.

"Apa yang mau kamu lakukan????!!!" Bentak Nolan kepada gadis itu.

Suara ribut pagi ini di depan kamar Nolan menarik telinga Altha untuk mencari tahu. Ia menghentikan sarapannya untuk melihat apa yang terjadi dan mengapa Nolan sudah ribut sekali pagi ini.

Flair terlihat memakai kemeja Nolan di depan kamar Nolan. Altha segera mengambil ponselnya dan merekam kejadian itu. Ia tetap berhati-hati agar tidak terlihat oleh keduanya.

"Kamu gila!!! Apa tidak punya malu keluar dengan hanya berpakaian seperti itu!!!" Nolan menarik pinggang Flair.

"Aku ingin pulang!!!!" Seru Flair berontak sekuat tenaga.

"Aku tidak akan mengijinkan orang lain melihatnya juga. Tubuhmu milikku!!!"

Tubuh Flair kalah besar dengan Nolan.. Tubuhnya terseret lagi masuk ke dalam kamar. Namun Flair berpegangan pada kusen pintu.

"Biarkan aku pergi!!!"

"Tunggulah sebentar lagi!! Pelayan akan membawakan pakaian untukmu!!!"

Nolan menarik lebih keras lagi. Dan berhasil membanting tubuh Flair ke arah tempat tidur. Ia pun membanting pintu kamarnya dan menguncinya.

"Aku tidak akan membiarkanmu pergi dengan pakaian seperti itu!!!" Bentak Nolan.

"Mengapa kamu menghancurkan hidupku!!!!" Flair menangis seperti anak kecil.

"Memangnya apa yang aku hancurkan dari hidupmu???!!!"

Nolan meraih sebuah kursi kecil tanpa sandaran mendekati tempat tidur. "Dengar aku tidak melakukan apa-apa padamu!!! Lagi pula aku tidak tertarik dengan wanita mabuk atau wanita yang hilang separuh kesadarannya!!!!"

"Lalu???!!! Apa yang terjadi???!!!"

"Aku juga belum tahu pasti. Yang penting yang perlu kamu tahu, kamu masih utuh!!!!" Lagipula jika aku melakukannya, aku rasa mungkin sekarang kamu tidak akan bisa bangun dari tempat tidur apa lagi berjalan dengan benar!!!" jelas Nolan sambil menatap mata Flair dalam-dalam berharap gadis itu bisa lebih tenang.

Benar, ia tidak merasakan sakit apapun. Pangkal pahanya juga tidak merasa terluka sedikitpun. Apa yang dipikirkan pria ini sehingga ia bisa menahan semuanya semalam??? Owh Tuhan, apa benar Nolan mencintainya??? Flair menutup bibirnya dengan kedua tangan disertai wajahnya yang tiba-tiba memerah.

"Kamu kenapa?" Tanya Nolan kawatir dengan reaksi Flair.

"Setelah ini kembali saja ke Marioline. Perry akan mengantarkanmu ke sana. Nanti jika urusanku sudah selesai aku akan menyusulmu ke apartemen itu!!!" Nolan mengatakan sambil memegangi kedua bahu gadis itu.

Flair tetap tidak menjawab dan masih bingung dengan apa yang terjadi.

"Ingat!!!! Jangan pergi kemana pun sampai aku datang!!!!"

Flair hanya diam saja dengan tatapan mata yang masih kosong.

"Hey jawab aku!!! Mengapa masih diam saja??? Kamu mengerti tidak???"

"Huh??? Apa yang kamu bilang barusan???" Konsentrasi Flair terpecah dengan kebingungannya.

"Apa kamu berharap aku melakukannya semalam?? Mengapa terlihat menyesal sekali mendengar aku tidak melakukan apa-apa kepadamu???" Nolan menggoda gadis di depannya itu.

"Hahhh!!!! Kurang ajar!!!! Memangnya siapa yang menyesal, Hah!!!!!!" Balas Flair sambil memukuli Nolan dengan bantal.

Sementara di ruang makan, Altha memutar ulang adegan antara Nolan dan Flair yang baru saja ia dapatkan dan penuh senyuman ia kirimkan video itu pada Erinka. Dan tawanya semakin lebar seiring tanda pesan dikirim sempurna dan dibuka oleh Erinka.

Pada jam yang sama, Erinka yang masih di rumah sakit menunggui Hadley mengatupkan ke mulutnya yang terbuka tidak menyangka jika Flair bisa menghianati putra tercintanya bersama laki-laki lain saat kondisi Hadley yang masih terkapar karena sakit.

Flair wanita macam apa kamu ini???!!!! Batin Erinka sambil membanting ponsel ke tempat tidur penunggu pasien begitu selesai melihat video rekaman yang dikirmkan oleh Altha. Ia dengan jijik dan tidak menyangka jika Flair tega melakukan hal demikian saat tidak bisa bersama Hadley.

*****

.

.

.

*) Jangan lupa Follow IG : MyAzra_Tyas

untuk tahu judul Novel saya yang lain