"Pengawal kawal Nyonya Anastasya ke mobil !!!" perintah Adamson kepada para pengawalnya
"Adamson jangan lukai dia, aku mohon jangan lukai dia,,hikssss hikksss hikksss!!! atau aku takkan menikahimu !!! Ana meronta dan memberi peringatan ke pada Adamson.
Para pengawal sudah menarik ku kedalam mobil milik Adamson. Pikiranku masih tertuju kepada Dirga, aku takut Adamson akan melukainya.
"hiks...hiks...hiks....maaf kan aku Dirga, aku tak bisa menjelaskan apapun kepadamu, bahkan dalam situasi ini aku pun tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, mengapa dia mengincar ku dan nenek." lirihku pelan
Tak tahu sudah berapa lama aku menangis dan itu membuat ku sedikit lelah, Perlahan lahan kesadaran ku mulai menghilang .
Di dalam restoran.
Menarik kursi dan duduk di hadapan Dirga. "Dirga Pratama bukankah calon istri ku begitu spesial hingga bisa membuat mu seperti ini." melonggarkan sedikit dasi yang iya kenakan
" Aku rasa Ana tau mana laki laki yang bisa membuat masa depannya lebih baik dari hari ini !!" tersenyum
" Jangan bangga Tuan Adamson aku tidak tahu apa yang sedang kau lakukan hingga membuat Tasya ku memilih untuk menikahimu Tapi sepertinya hatinya masih memilih ku. Bukan kah cincin berlian yang sekarang dia gunakan adalah cincin yang aku berikan saat melamarnya !!!" Aku rasa ada yang janggal dengan ini semua, Bahkan dia menyuruh mu untuk tidak melukai ku ." Aku pikir itu karena cinta nya terhadapku. "menepuk lengan Adamson."
" oooo ya... cincin... kau terlalu bangga Digra, aku menyuruh Ana memakai cincinmu agar kau bisa melepaskan nya dari tangan Ana, tapi karna terlalu terbawa emosi aku lupa melakukan nya." (berdiri dan merapikan kemeja )
" Tuan Dirga sepertinya pertarungan kita dimulai, aku Adamson Peter Akan merebut segalanya darimu sama seperti 7 tahun atau bahkan 20 tahun yang lalu saat kau merebut segalanya dariku !!" melangkah meninggalkan Dirga
" Bajingan !!!!! (menarik dan melemparkan satu tinju ke wajah Adamson )
Serentak seluruh pengawal menghalangi Dirga berbuat lebih jauh dan dengan senyuman Adamson meninggalkan Dirga.
" Dirga pukulan ini adalah pertanda dimulainya penderitaan mu. Balas dendam ini semakin lama semakin menarik." ( ucap Adamson dalam hati sambil membersihkan darah akibat pukulan Dirga ).
" Pengawal dimana Nyonya ?" Berteriak ke arah supirnya
" Nyonya ada di dalam tuan, seperti nya dia kelelahan menangis dan sekarang tertidur !" jawab supir pribadi Adamson sembari membukakan pintu untuk tuannya.
Dengan cepat Adamson meraih tangan Ana dan melepaskan cincin yang berada di jari Ana. Setelah melepas kan cincin itu Adamson masuk kedalam mobil dan meninggalkan restoran.
Untunglah wartawan sudah tidak ada di area restoran, kalo tidak ini akan jadi trending topik di semua tv dan surat kabar." ( Dalam hati Adamson )
Sesampainya di rumah, Adamson menggendong Ana yang tertidur pulas dengan mata bengkak nya.
"Ttt..ttt...uan apa yang terjadi dengan Nyonya ? tanya bik Nani ketika membukakan pintu dan melihat ana dalam keadaan yang lemah.
"sttttttt Bik Nani jangan berisik dia hanya kecapean, aku tak ingin membangunkannya, jadi tolong panggil satu orang untuk mengganti pakaian Nyonya sekarang !!" melangkah membawa Ana menuju kamar
Seperti berada di dalam kegelapan di umurku yang menginjak 23 tahun aku akan menikahi pria berumur 27 tahun bernama Adamson Peter Dan meninggalkan kekasih sekaligus orang yang paling aku cintai Dirga Pratama.
Andaikan ini mimpi bolehkah aku bangun sekarang. Dan jika ini adalah jebakan boleh kah sadarkan aku Sekarang. Aku sangat tidak ingin menghadapi situasi ini.
Cahaya mulai meresap tubuhku
suara burung seolah menyadarkan ku
perlahan kubuka kelopak mataku.
Tapi tak ada yang berubah aku masih di tempat yang sama. Dan bajingan itu masih ada di hadapanku.
"wuaaaaaaaaaaaaaa !!! suara teriakan Ana yang mampu mengagetkan seisi rumah
" Haissss kenapa kau berteriak sangat ken.....uaaaaaaaa!!!!!! "
"Bruckkkkkkk.(Adamson terjatuh ke lantai akibat tendangan dari Ana )
" Siapa suruh Psikopat seperti mu tidur di sebelah ku dan lagi tanpa baju !" jawab ana ketus
Semalam setelah membawa Ana ke kamar, dan pelayan menggantikan bajunya. Adamson masuk dan menatap Ana yang tertidur pulas dan tanpa sadar lama kelamaan Adamson tertidur di sebelah Ana.
" Kenapa tak boleh bukan kah hari ini kau akan menjadi istri ku, dan kau harus terbiasa tidur di sebelah suamimu Ana !" Bangkit dan mengambil baju yang terletak di sofa
" Sebentar lagi aku akan menyuruh beberapa pelayan datang menyiapkan keperluan mu." Beranjak dan meninggalkan ruangan .
Tak butuh waktu lama semua pelayan datang. Ada yang menyiapkan Mandian untukku, terlihat seseorang membuka alat rias , dan bik Nani menyiapkan stelan yang akan aku gunakan hari ini.
Setelah hampir Dua jam lebih mengotak Atik ku, Semua selesai dan aku Sekarang berdiri menatap cermin. Lihat diriku yang malang ini, hari ini aku akan menikahi orang yang sama sekali tidak kucintai. Dengan kuat aku berusaha menahan air mataku, aku tak ingin harus mengulang merias wajah ku.
Aku berjalan meninggalkan kamarku, setiap langkah terasa berat bagiku. Tanpa terasa aku sudah berada tepat di depan seorang lelaki berjas putih berdasi pita hitam dengan rambut di tata ke atas, aku yakin siapapun wanita yang melihatnya akan sangat terpesona. Tapi tidak dengan ku.
Tanpa banyak bicara kami meninggalkan kediaman Adamson menuju tempat resepsi pernikahan. Adamson berangkat lebih dulu menggunakan mobil yang lain denganku.
Perasaan kacau balau masih terus menghantuiku. Sesampainya di tempat resepsi aku melihat begitu banyak tamu undangan dan awak media. Sudah pasti orang berpengaruh di Asia pernikahan nya akan menjadi perhatian banyak kalangan elit dan pejabat tinggi.
Aku memasuki gedung yang sudah diberi dekorasi mewah bernuansa putih terang. Melewati setiap mata yang tertuju padaku, mulai mendekati lelaki yang ada di depan ku.
Tetapi lelaki itu bukan Dirga dia adalah Adamson orang yang tak pernah terbayangkan olehku bahkan sedikit pun tak pernah terpikirkan akan menjadi suami ku.
Adamson Peter bersediakah kau menerima "Anastasya Deliana menjadi isteri mu dalam suka maupun duka, miskin atau pun kaya, sehat atupun sakit." suara pendeta
" Ya aku bersedia menerima Anastasya Deliana menjadi istri ku dalam suka maupun duka, kaya atau pun miskin, sehat maupun sakit." jawab Adamson
"Anastasya Deliana maukah kau menerima Adamson Peter menjadi suamimu dalam suka mau pun duka, miskin ataupun kaya, dan sehat maupun sakit ???" melihat ke arah Diana
" Ya aku bersedia !!!" dengan lirih pelan dan dalam hati "ini semua untuk nenek, demi keselamatan nenek"
"Maka hari ini aku nyatakan kalian sebagai suami dan istri." (sambil menutup buku)
" Kedua mempelai di persilahkan untuk bertukar cincin ." Perintah seorang protokol
Membuatku tersadar akan cincin yang ku pakai sebelumnya, dimana cincin dari Dirga ? bahkan aku tak pernah melepaskan nya. Kenapa tak ada di jariku ? Mungkinkah ulah Adamson ? menatap ke arah Adamson yang sedang memakaikan cincin ke jari manis ku
Setelah pertukaran cincin antara aku dan Adamson. Bukankah selanjutnya adalah tentang ciuman, ya aku sering melihatnya di tv dan membacanya di novel. " Oh... tidak tidak dia tidak akan menci ...!!!" belum habis pikiranku tentang ciuman, benar saja Adamson menarik ku Dan mencium ku dengan sangat lembut, seolah kami adalah pasangan bahagia.