Setelah sampai kamar aku langsung mandi untuk mendinginkan pikiran terlebih dulu. Ku keluar dari kamar mandi menggunakan penyam. Sepertinya aku harus menghubungi Giva sambil menunggu panggilan tersambung aku menuju blangkon dan melihat-lihat bulan yang begitu indah
" Halo Giv, sekarang dia berada di rumahku apa yang harus aku lakukan" Tanyaku dengan frutasi
" Beneran lho Gak bohongkan tapi untuk apa dia ke rumah lo"
" aku aja nggak tahu dan sekarang gue harus gimana apa gue harus di kamar terus sementara Bagas disini ku ajak untuk makan malam bersama" kudengar Giva terpekik saat aku mengatakann Bagas juga berada di sini.
" Lu beneran mengajak Bagas ketemu sama Bara, Oh my Good"
" jangan teriak telingaku sakit tahu, ini aku gimana sekarang"
" coba Aku sarankan kamu kayak kemarin seolah-olah kamu nggak kenal sama dia oke ,jangan Takut oke"
" akan aku usahakan, Ya udah aku tutup teleponnya ya bye"ku letakan hpku di meja.
Ku pandangi langit yang penuh bintang, angin menerpa . Ku pejamkan mataku sambil menghirup udara rasanya begitu nyaman.
Tiba - tiba ada tangan kokoh yang melingkari Pinggangku dengan begitu erat, Aku tak peduli karena aku pikir ini adalah kakakku tapi setelah mencium aroma bau parfum Jantungku Berhenti Berdetak. Tanpa harus membalikan badan aku tahu siapa orang ini "apa yang kamu lakukan, lepaskan tanganmu," kucoba melepaskan tangannya dari pinggang tapi itu malah membuatnya semakin erat tapi aku tak menyerah, dengan kekuatanku tetapi tetap saja tangan itu tak terlepas dari pinggangku aku sudah pasrah dengannya. Karena aku tahu Percuma saja terus memberontak tak ada gunanya , kekuatan laki-laki ini memang begitu besar, sebisa mungkin aku membalikkan badan untuk melihat tanpa melepaskan tangannya dari pinggangku.
Secara tiba-tiba dia menciumku. aku begitu terkejut atas perlakuannya cepat-cepat kucoba melepaskan diri darinya, Tapi tetap saja tanpa aba-aba dia membawa aku masuk ke kamar dan melemparkan tubuhku ke kasur. Diriku berada di di bawahnya dengan dia di atasku tanpa melepaskan ciuman dengan segala kekuatan aku memukuli badannya tetap saja dia tak bergeming sama sekali dia malah menggunakan kesempatan itu untuk memperdalam ciuman ini. Kesempatan itu digunakan untuk menangkab kedua tanganku lalu menaruhnya di atas kepala dan menekan bibirnya ke bibir ku karena tak mendapatkan respon dariku dia menggigit bibir bawahku secara kaget aku buka mulutku, kesempatan itu digunakan untuk memperdalam ciuman. Aku hanya bisa pasrah dan tak terasa air mata ini keluar begitu saja dia menciumku begitu kasar dan menuntut seolah-olah telah lama dia Rindu.
Karena Bara merasa ada sesuatu cairan yang asin dari atas ia mendoak dan melihat Alex yang menangis, lalu Bara bangkit dan memeluk Alex dengan berbisik " kamu itu hanya milikku tak ada seorangpun yang boleh memilikimu selain aku inget itu sayang"
Bara langsung keluar tanpa merasakan hati Alex.
Setelah beberapa lama, Alex sadar disini masih ada Bagas, lalu siap -siap untuk makan malam bersama ia menggunakan minidress selutut dengan warna biru dongker, tak lupa untuk memolesi bedak tabur sedikit dan mengerai rambutnya yang sedikit bergelombang dibawah, ia menambahkan bando cantik warna putih. setelah merasa sudah cukup Dia turun ke bawah dan menghampiri semuanya.