Chapter 16 - Cemas

Kulihat semua sudah duduk kecuali kakaku mungkin masih nonton. Entah apa yang ada dipikirannya Bara semuanya sangat sulit dimengerti tak ambil pusing aku kulanjutkan langkahku. Semua mengarah kepada ku dengan tatapan lembut nya lihat Bagas yang tersenyum tulus padaku setelah sampai pada tangga terakhir aku langsung menuju ke dekat Bagas tapi aku didahului oleh kakakku " Ih Kakak mau duduk situ pindah nggak" kataku sambil menunjuk bangkunya "siapa cepat dia dapat " Dan Perasaan kuatir campur cemas aku duduk di sebelah Bara .Ku lirik Bara yang sedari tadi memperhatikanku, ku Pandang sebentar lalu dengan hati-hati duduk di dekatnya.

" tumben Princess feminim bener" kata kakakku dengan nada jahilnya

" Emang gak boleh ,itu bu Kakak jahil" sambil menuju Gaara

"udah udah kok malah ribut jadi makan nggak, apa mau lanjut bertengkarnya " kata ibu melerai ku dengan kakak.

" Ayo - ayo makan Bara dan Bagas jangan malu-malu" kata Ibuku "baik Tante, Saya akan makan" kata Bagas.

Kamipun mulai makan, kutawarkan beberapa lauk kepada Bagas dengan senang hati Bagas menerimanya "kok cuma Bagas yang ditawarin, Baranya enggak " tanya ibu

" kan bisa ambil sendiri Bu"

" Nggak papa kok Bu, aku bisa ambil sendiri "dengan sedikit senyumannya yang ditujukan kepada semuanya.

makan pun dimulai secara diam-diam karena itu sudah tradisi di keluarga kami .Setelah selesai kami semua pergi ruang keluarga kecuali ibu yang membantu bibi Santi di dapur untuk membereskan peralatan makan tadi

" Kamu Bagas dan pacarnya anak saya"tanya ayah

Ya aku tahu Ayah hanya ingin mengintrogasi Bagas makanya suaranya dingin

" iya Om , saya Bagas Aldiyanshah " jawab Bagas dengan tenang.

" Aldiyanshah,sepertinya nama itu tidak asing bagi saya"

" mungkin Om kenal dengan ayah saya, Beliau merupakan salah satu pembisnis"

kulihat ayah sedang berpikir "Oh iya, Herman Aldiyanshah, Apakah kamu anaknya"

" Iya saya anaknya"

" ternyata kau sudah besar dulu aku pernah melihatmu kau itu masih kecil Kenapa cepat sekali tumbuhnya dan tampan, pantes anakku kepincut oleh kamu "kata ayah sambil meliriku "ih ayah mah gitu "aku sebel sama ayah masa dibilang gitu akunya

"om bisa aja, justru saya yang beruntung Alex mau jadi pacar saya, karena saya sudah ditolak olehnya beberapa kali "adu Bagas

"oh ya, kirain dia yang ngejar kam....ih sayang kok dicubit ayah "ku cubit ayah, gimana gak kesel ayah godanya gitu.

"kamu tau gak, om kira anak ini bakal jomblo sampai tua, abisnya gak pernah cerita tentang cowok manapun "

"ih ayah entar aku ngambek sama ayah loh" ku palingkan wajahku dari ayah

"ya... ya... bahas yang lain aja, nanti princesnya ngambek "

kulirik Bagas yang tersenyum.

"Dan Apa kabar kedua orang tuamu sudah lama aku tak bertemu, apa mereka baik-baik saja sekarang" tanya ayah dengan sedikit suaranya mulai lembut.

" mereka sekarang baik-baik saja dan juga masih sering pergi ke luar negeri atau kota untuk pekerjaan bisnisnya" obrolan keduanya pun berlanjut sampai Ayah pamit untuk istirahat.